Cinta Jadi Benci?

5.6K 231 7
                                    

Darma benar-benar ngeri ditatap Mayda seperti itu. Ia bingung dengan sikap Mayda yang mendadak berubah. Mungkinkah ia sedang PMS?.

"May, mas punya salah apa sih? Coba jelasin, kalau kamu nggak jelasin ya mana mungkin mas paham may?"

"Kau pembunuh keluargaku dan kau juga yang membuatku menjadi seperti ini kan?! Dasar pembunuh! Seharusnya aku yang bertanya apa salahku padamu, kenapa kau tega melakukan semua ini padaku?! Katakan apa salahku... Hiks..." Mayda terisak, ia yang tak tahu apapun dan merasa sangat bodoh

Darma diam membisu, nyatanya memang ia yang membunuh keluarga Mayda dan membuat Mayda jadi seperti sekarang, hanya saja kronologinya tidak sekejam itu. Namun tetap saja, bagi Mayda, Darma hanyalah seekor monster mengerikan yang menghancurkan hidupnya.

"May..." Panggil Darma lirih, berusaha sebaik mungkin menyembunyikan luka dalam hatinya

"Cukup! Pergi!!! Kamu mau pergi atau kamu yang pergi?!" Mayda menatap tajam ke arah Darma, penuh kebencian

Darma diam membeku ditempatnya berada. Tak berusaha bergerak kemanapun, sekalipun ada nyamuk yang dengan berani mencium bibirnya.

Plaaaakkk!!!!
Dalam sekali pukulan Asyla berhasil membunuh nyamuk yang tak tau diri itu (padahal author aja nggak pernah cium-cium mas Darma, emang dasar nyamuk sialan).

Darma menatap sedih ke arah Asyla, ia tak menyangka bibir seksinya ditampar oleh tangan Asyla. Bibir yang tadinya terlihat seksi kini jadi monyong seratus meter tapi tetap saja membuat Darma semakin tampan berkat konsumsi micin setiap hari.

Asyla nyengir kuda, sambil sesekali menunjukkan hasil tangkapannya ditangannya. Seekor nyamuk jomblo yang haus kasih sayang itu mati dengan begitu mengenaskan ditangan Asyla.

"Ada nyamuk lo mas, jadi aku refleks memukulnya, hehe, maaf ya" Jelas Asyla merasa bersalah

Darma mendekatkan bibirnya ke telinga Asyla lalu berbisik, "Sebagai permintaan maaf kamu harus membantuku mengembalikan ingatan Mayda tentangku, aku akan memeriksa hasil CT scan terakhirnya"

Asyla hanya mengangguk pelan. Sedangkan Mayda mulai gusar karena dirinya tidak diajak berbisik-bisik tetangga.

"Ngobrolin apa sih?! Aku kok nggak diajak?!" Protes Mayda

"Eh, bukan apa-apa kok, mas Darma cuma nanyain harga bawang sekilo berapa, iya kan mas?" Jawab Asyla asal sambil sesekali melirik ke arah Darma agar memperkuat argumennya

"Eh iya may" Jawab Darma cepat

"Oh, kalau harga bawang tergantung mas, mas kalau beli bawang merah sama bawang putih sih kayaknya masih murah tapi kalau mas beli bawang merah sama bawang putih beserta ibu tirinya itu yang agak mahal, apalagi ditambah pangerannya, makin mahal tuh" Cerocos Mayda yang malah melenceng ke cerita rakyat bawang merah bawang putih.

"Eh, tunggu dulu, kok dokter mesum belum keluar juga?! Pergi sana! Mau ku teriaki maling?!" Ancam Mayda lagi

"Udah, mas pergi aja, biar aku yang urus ya" Ucap Asyla sambil mendorong tubuh Darma keluar pintu. Darma hanya bisa menurut lalu pergi, meski jujur dalam hatinya ingin tetap berada disamping istrinya.

Kini didalam ruangan hanya ada Mayda dan Asyla. Darma pergi setelah ia yakin kalau Asyla akan mengatasi segalanya dan membantu mengembalikan ingatan Mayda. Sedangkan suster Maya diam-diam menghilang setelah mencuci otak Mayda agar membenci Darma. Entah heran deh sama mbak Maya, dia sepertinya belum juga ikhlas kalau Dokter Darma adalah suami sah Mayda.

"May, kamu denger dari siapa itu semua? Soal kematian keluargamu dan juga soal kondisimu saat ini" Tanya Asyla yang duduk disamping tempat tidur Mayda. Dalam hati Asyla ia tak pernah berfikir untuk jadi Mayda. Memang ia diberikan suami se perfect Mas Darma tapi ia malah kehilangan keluarganya dan sekarang kehilangan ingatannya dan kakinya.

SIANIDA (SIAp NIkah setelah wisuDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang