Bukan Sebuah Akhir

6.5K 248 12
                                    

Halo~
Selamat hari Jumat Pahit, biar manis pandangin wajah author aja ya..

Tak terasa kisah ini sampai dipart terakhir juga. Sebenarnya mau saya lebih panjangkan lagi tapi takut pembaca bosan karena kalau terlalu panjang entar jadi kayak sinetron indonesia, bikin bosen, jadi saya lebih memilih mengakhirinya. Sedikit tapi mengena di hati kayak drama korengan tuh.

Oh ya, saya cuma mau menyampaikan terimakasih bagi kalian yang sudah mau membaca, vote, komen cerita ini sampai akhir.

So, Happy reading~
Semoga kalian suka akhirnya ya...

°°°

"Darma!!!" Teriak seorang wanita yang ternyata bumer. Entah sejak kapan ada bumer di belakang Mayda. Wajahnya panik. Membuat Darma yang tadi memejamkan mata langsung membuka matanya kembali.

"Lho eh!? Mama?, Ma aku mati dulu ya ma" Sahut Darma kaget tapi tidak lupa ia pamit.

"Darma Darma" Sahut Bamer yang tiba-tiba muncul sambil geleng-geleng kepala.

"Lho eh, papa?! Pa, aku mati dulu ya pa" Pamit Darma pada Bamer.

"Jangan drama deh mas Darma, itu pistol mainan, cuma bunyi doang, nggak ada pelurunya" Ejek Doni yang main nyeletuk.

"Lho don?! Kamu juga ada disini? Jadi aku nggak jadi mati nih?!" Sahut Darma sambil meraba-raba ke arah perut yang ia yakini terdapat luka tembak disana, tapi tak ada satupun bekas luka. Dirinya masih sehat wal afiat.

Mas Ical dan Mbak Mike malah cekikan melihat tingkah Darma. Bahkan si kecil mika miki ikut tertawa, kayak ngerti aja.

"Mas Ical sama Mbak mike juga ada?! Ini apa sih maksudnya? Aku nggak ngerti deh ma, pa, mas ical, mbak mike, don, may... Jelasin kek!" Protes Darma sedikit emosi, ia tak menyangka kepanikannya hanya dianggap lelucon oleh keluarganya.

"Aku juga nggak tau apa-apa mas" Jawab Mayda sambil geleng-geleng.

"Biar mama yang jelaskan, jadi hari ini adalah aniversary pernikahan kalian berdua, semua ini rencana mama, tentunya dengan bantuan papa kamu, mama sengaja pura-pura culik Mayda dan bawa dia ke sini buat ngerayain aniversary sekaligus ngadain resepsi pernikah kalian sekalian sama bulan madu kalian, lagian nunggu kamu bertindak itu kelamaan Darma, keburu Maydanya ilang lagi. Oh mama juga dapat bantuan Asyla untuk bikin kamu sibuk oprasi di RS, padahal sih aslinya itu kan kerjaan dia" Jelas Bumer yang masih tidak bisa dipahami oleh Mayda dan Darma.

"Jadi yang tadi duduk di pelaminan sama Mayda itu siapa?!" Selidik Darma

Bamer langsung mengacungkan tangannya, "Oh itu papa Darma"

"Papa mau nikah sama Mayda?!" Tanya Darma kaget setengah syok.

"Ya enggaklah Darma, papa cuma nyobain kursinya doang kok" Sangkal Bamer.

"Papa sama mama keterlaluan deh! Coba bayangin kalau misalkan Darma nggak dateng kesini?!" Protes Darma setengah emosi.

"Ya... Kalau kamu nggak dateng, otomatis papa yang nikahin Mayda" Jawab Bamer yang langsung mendapat cubitan dari Bumer.

"Dih, jangan ngomong mulu, sekarang kalian berdua segera pergi ke kursi pelaminan dan temui para tamu karena semua tamu undangan sudah menunggu sejak tadi" Perintah Bumer pada Mayda dan Darma

"Tapi ma, aku belum mandi" Celetuk Darma sambil nyengir

"Yaelah, Darma, yaudah kamu ke penginapan sekarang, buruan siap-siap" Perintah Bumer yang langsung diikuti oleh Darma.

Sekitar 30 menit kemudian Darma sudah siap dengan jas hitamnya dengan dalaman kemeja biru. Menambah ketampanannya menjadi 200%. Membuat seluruh pasang mata yang menghadiri resepsi pernikahan Mayda dan Darma jadi fokus ke arah Darma.

SIANIDA (SIAp NIkah setelah wisuDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang