Siasat

8.7K 321 15
                                    

Saat sebuah hati terluka

Ia akan seperti pecahan kaca

Tergantung seberapa banyak luka itu ditorehkan

Semakin banyak, maka akan semakin kecil pecahannya

Bahkan sekecil debu

Saat itulah kamu tak dapat lagi menyatukannya

Sekalipun kamu bisa menyatukannya, selalu ada bekas disana

Bekas luka

(Author mencoba sok puitis tapi kok malah jadi aneh ya? Wuahhhh author frustasi 😩 author jadi pengen jambak rambut readers, eh bercanda 😂)

°°°

Darma panik melihat Asyla tengah menangis dipelukannya,  tapi Darma hanya berdiri mematung, tak ingin membalas pelukan Asyla.

Seseorang dari jauh mematai mereka, sesekali ia memotret adegan ini.

"Kenapa syl?" Tanya Darma mencoba melepas pelukan Asyla.

"M... A... T... I..  mas.. " Jawab Asyla terisak.

"Siapa yang mati syl? Kakek kamu? Nenek kamu? Papa kamu? Mama kamu? Adik kamu?" Cerocos Darma meminta penjelasan

Asyla menggeleng pelan.

"Lalu siapa?" Darma bingung

"Kucingku maaasss" (Ya'elah kucing doang, emang pinter banget nih ratu drama)

"Ya'elah syl, kirain apaan" Dungus Darma kesal

Asyla kembali terisak, "Ta...ta...pi... i...tu... kan ku...cing... ke...sayanganku mas..." Ucap Asyla tergagap.

"Kucing yang mana sih syl?" Darma kembali bertanya, ia cukup heran, seekor kucing bisa membuat Asyla menangis seperti anak kecil.

Asyla mengusap air matanya yang jatuh.

"Kucing yang mas kasih waktu aku ulang tahun pas umur 7 tahun, si Cikrak mas" Jelas Asyla kembali terisak. (Ya'elah tua banget tuh kucing, mungkin si kucing mati karena sakit tua, lagian tuh kucing namanya aneh banget, biasanya orang kasih nama kucing itu pussy, kitty, manis, eh malah dikasih nama cikrak, entar tuh kucing punya suami namanya sapu, terus punya anak namanya kemonceng dan akhirnya jadilah keluarga kucing pembersih rumah)

Darma mendudukan Asyla dibangku dekat parkiran. Ia menepuk pelan punggung Asyla, mencoba menenangkannya. Seperti seorang kakak yang menghibur adiknya.

"Entar mas beliin lagi deh kucingnya, udah jangan nangis lagi, kan malu diiatin orang, masak dokternya cengeng, gimana mau ngobatin pasien kalau dokternya cengeng" Sahut Darma mencoba menghibur.

"Tapi aku nggak mau, aku maunya kucing yang setia dan nggak akan mati" Protes Asyla

"Lha, emang ada kucing yang nggak akan mati? Kalau kucing yang setia sama tuannya sih ada" Darma menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ada lah mas, namanya kucingta kamu selamanya, karena cintaku ke mas Darma nggak akan mati. (Eaaa... Asyla ngegombal, yang langsung membuat author dan pembaca muntah-muntah 😂)

Darma yang mendengarnya ikutan jijik kayak Author dan pembaca.

Darma mencoba mengikuti permainan Asyla, "Ah kamu bisa aja syl, kalau kucing yang nggak suka gombal apa namanya?"

"Semua kucing nggak suka gombal mas" Jawab Asyla yang membuat Darma merengut

"Duileeehhh jawab aja, kucing apa mas? Biar mas bisa lanjutin gombalannya syl" Protes Darma

SIANIDA (SIAp NIkah setelah wisuDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang