Tubuhku terasa kaku tak bisa bergerak untuk beberapa saat. Hingga akhirnya aku mampu membuka mata dan merasakan ada sesuatu yang mengalir hangat dari pelipis sebelah kanan. Kuraba dan mendapati darah segar di telapak tanganku. Posisiku masih sama, terikat di kursi dengan sabuk pengaman.
"Rei," ucap Aldo dengan napas tertahan. Ia menatapku nanar. Ajaibnya, tak ada satu pun luka di wajahnya sepertiku. Aldo terlalu beruntung karena air bag-nya berfungsi sementara milikku tak terlihat mengembang sama sekali. Aldo sudah melepas sabuk pengamannya dan bahkan keluar dari mobil dengan langkah sempoyongan. Ia menghampiri dan membuka pintu tepat di sisiku tapi gagal. Ia celingukan mencari sesuatu hingga akhirnya menemukan sebongkah batu yang kemudian ia hantamkan tepat ke arah kaca jendelaku. Pecahan kaca berhamburan mengenai wajahku. Aldo membuka paksa pintu itu, kemudian membantuku melepas sabuk pengaman dan mengangkatku keluar. Ia membantuku duduk bersandar sebuah pohon tepat di pinggir jalan.
Aku belum sepenuhnya sadar atas apa yang terjadi. Pandanganku masih terlalu buram dan kepalaku berdenyut hingga membuatku pusing tak keruan. Aku hanya mendengar teriakan minta tolong dan teriakan lain yang tak bisa kucerna dengan baik. Aku mencoba menajamkan penglihatan dan menatap ke asal suara. Banyak sekali orang di sana. ada seorang wanita menghampiriku sambil membawa sebungkus tisu dan sebotol air mineral.
"Minum dulu, Mbak!" pinta wanita itu dengan pandangan paling iba yang pernah diberikan padaku seumur hidup. Ia mendorong bibir botol air itu tepat ke mulutku yang kuyakini terluka, karena ada sengatan rasa perih di sana.
Aku meneguknya sedikit dan cepat. Kepalaku kembali tertuju pada suara teriakan tadi. Aldo sudah menghilang di balik kerumunan orang dengan satu mobil terbalik. Mobil itu hancur bagian depannya dengan kaca yang tak lagi utuh. Kap depannya menabrak pohon hingga ringsek. Aku bisa melihat banyak orang sedang berusaha membantu si pengemudi keluar. Naluriku sebagai seorang dokter pun tergerak. Kuputuskan untuk berdiri meskipun sempoyongan.
"Duduklah dulu hingga bantuan datang!" pekik wanita tadi memaksaku untuk tetap duduk.
"Aku dokter, aku ingin menolong mereka," kataku yang bersikeras menuju mobil itu.
Tampaknya, wanita itu menyerah memaksaku. Ia malah memapahku mendekati mobil SUV hitam itu. Seorang laki-laki sedang kesakitan karena kakinya terjepit di mobilnya yang ringsek.
"Al, cepat tolong dia sebelum kehabisan banyak darah!" pintaku gusar ketika akhirnya berhasil menemukan sosok Aldo yang terengah dibantu beberapa orang mengevakuasi korban.
Beberapa orang termasuk Aldo akhirnya mengambil beberapa benda lain yang bisa sedikit memudahkan mereka mengeluarkan si pengemudi itu. Beberapa saat kemudian, mereka berhasil mengeluarkannya dari dalam mobil. Kondisinya sangat memprihatinkan. Aku pun mencoba menghentikan pendarahannya dengan segala usaha yang aku mampu sebelum ambulans datang. Laki-laki itu sempat beberapa kali hampir pingsan.
"Hei, jangan tutup matamu ya! Kamu kuat! Kamu bisa lalui ini semua. Aku akan bantu kamu sebisaku," kataku berusaha menyemangatinya.
Laki-laki yang tengah dibaringkan di atas hamparan tanah itu hanya menatapku dari balik kedua matanya yang sayu, tapi terasa menghujamku. Dia merogoh saku jaketnya dengan kekuatan tersisa. Mengeluarkan sebuah ponsel dan memberikannya padaku dengan lemah.
"Ibuku," ucapnya lirih.
Aku paham apa yang dia inginkan. Kepalaku mengangguk tanda mengerti lalu cepat-cepat memasukkan ponsel yang sedikit berlumuran darah itu ke balik saku jeans yang kukenakan.
Beberapa menit kemudian ambulans dan beberapa anggota kepolisian datang."Jaga diri baik-baik! Nanti aku akan menyusulmu ke rumah sakit. I love you," kata Aldo sambil mengecup keningku sebelum di bawa ke kantor polisi sementara aku masuk ke dalam ambulans bersama laki-laki tadi.
Aku menatapnya pilu. Aku tahu sebesar apa masalah yang tengah dihadapi oleh Aldo saat ini dan itu semua adalah kesalahanku. Setitik air mata jatuh di pipiku. Kepalaku terasa kian berat. Perlahan tapi pasti, pandanganku mulai kabur dan aku tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TAMAT] Married by Accident
RomanceKisah tentang seorang dokter muda bernama Reinayya yang dihadapkan pada satu kenyataan tragis. Gadis itu harus mengganti segala kerusakan, sekaligus bertanggungjawab untuk biaya pengobatan Bagas sekeluarga, korban kecelakaan yang disebabkan karena u...