{Dia lagi?}

3.9K 239 38
                                    

2. "DIA LAGI"

~HAPPY READING EVERYONE!~

Karena membenci adalah tonggak datangnya cinta. Lalu jika seperti ini, apa akan terus membenci agar berakhir cinta? atau memutuskan untuk berhenti dan menganggap semua tidak terjadi apa-apa.

🔥🔥🔥


Seorang gadis masih terlelap di ranjangnya menikmati pelukan dari guling padahal ini sudah pukul 7 pagi. Sebagai gadis yang masih mempunyai kewajiban untuk belajar di sekolah tidak sepantasnya dia masih terlelap disini. Mungkin dia memang tidak mau bertanggung jawab dengan kewajibannya.

Alarm yang sedari tadi berbunyi, baru saja dia dengar detik ini. Dengan cepat dia mematikan suara gaduh dari jam itu dengan cara melemparnya ke sembarang tempat.

"PRANGGGG!!!"

Bunyi dari benda mungil tak berdosa yang sudah berceceran di lantai menjadi serpihan-serpihan. Tak peduli sudah berapa banyak benda semacam itu dia rusak saat pagi hari.

"Sialan! Gue masih ngantuk udah bunyi aja," ucapnya kesal dengan nada serak karena baru bangun dari tidur.

Gadis itu mengucek matanya, kemudian terduduk di ranjang. Membuka bed cover warna putih yang menggulung dirinya. Melihat jam dinding di atasnya karena jam wekernya sudah tak berbentuk lagi.

Gadis itu tidak merasa terkejut ataupun takut jika terlambat datang ke sekolah. Kata Elena sih B aja.

Ya, gadis itu adalah Elena.

Sekitar dua puluh menit membersihkan diri dan berdandan kilat sepuluh menit ia sudah siap berangkat ke sekolah. Luar biasa, dimana bel masuk berbunyi pukul tujuh tepat, Elena bahkan baru berangkat sekolah pukul setengah delapan lebih lima menit. Gila.

Tinggal di rumah mewah sendirian, pembantu hanya datang untuk beres- beres dan pulang setelahnya, membuat Elena tidak terurus, tidak sarapan, tidak dibangunkan dan yang lainnya. Tapi, baginya transferan tiap minggu di rekeningnya sudah cukup.

Walaupun terkadang dia berpikir hidupnya hampa dan kosong. She's Alone.

Melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, beberapa kendaraan lain sempat menyalakan klakson untuk memperingati pemilik mobil sport warna merah itu. Beruntunnya, gadis itu tidak kena tilang atau semacamnya, jika iya, dia akan lebih lama lagi sampai ke sekolah.

Melihat kekesalan orang lain merupakan salah satu kebahagiaan tersendiri bagi Elena, dia suka itu, melihat orang lain tersiksa dan kalah darinya. Tak tahu apa yang ada di dalam pikiran gadis itu.

Tinnn.. Tinn.. Tinn

Berkali-kali dan berulang-ulang gadis itu membunyikan klakson mobilnya di depan gerbang sekolah yang menjulang tinggi yang sepenuhnya tertutup, satpam yang tidak bisa berpikir lagi dengan pemilik mobil itu langsung saja membukakan gerbang. Lebih baik dia kena semprot guru BK karena asal memasukkan murid yang terlambat daripada berurusan dengan gadis cantik itu. Karena takut jika berurusan dengan Elena dia langsung saja bisa dipecat sedangkan dengan guru akan lebih mudah urusannya.

Gadis itu mengerutkan dahi, tempat parkir yang sudah di klaim menjadi miliknya sudah ditempati oleh mobil sport hitam keluaran terbaru.

Dia menggeram sebal karena ini, peduli setan harga mobil itu, dia tetap akan melancarkan aksinya untuk mengerjai si pemilik mobil itu karena sudah menyusahkan dirinya mencari tempat parkir lain yang lebih jauh.

Handphone yang dia letakkan di tas terus saja bergetar, dan dia tidak mengindahkan panggilan atau pesan yang dikirim di ponselnya. Gadis itu terus saja mengukir dan menyatukan huruf menjadi sebuah kalimat dengan menggunakan pylox berwarna putih. Gadis itu tersenyum puas melihat hasil karyanya. Setelahnya bertepuk tangan secara perlahan dan berlalu pergi dari tempat itu.

ELANG & ELENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang