18. "NO CONTROL"
~HAPPY READING EVERYONE!~
Katanya tak ada yang kebetulan, tapi yang ada adalah takdir. Lalu apakah kamu adalah takdirku?
🔥🔥🔥
Elena semakin bingung dibuat Elang, kenapa laki-laki ini tiba-tiba menjelma menjadi cowok manis seperti ini. Kenapa laki-laki ini berubah menjadi manis seperti gula sedangkan sebelumnya sepahit kopi, bagaimana mungkin terjadi. Dia juga bicara lebih dari biasanya. Menjawab apapun yang ditanyakan Elena dan tidak gagu seperti biasanya.
"BU-TI-K CIN-TA!" Elena mengeja tulisan plang di atas ruko minimalis bergaya modern dari kaca mobil. Elena tahu butik ini salah satu butik mahal di kota, dia juga pernah masuk ketika bersama mamanya dulu. Ini merupakan butik langganan mamanya.
"Lo kenapa bawa gue kesini Lang?" Elang yang akan membuka pintu mobil menghentikan gerakannya. Melihat raut wajah Elena yang tiba-tiba murung. Ada apa dengan dia bukannya tadi baik-baik saja.
"gue gak mau, gue mau pulang!" Seru Elena, suaranya sedikit meninggi.
"El, ini butik tante gue, oma nyuruh kita untuk beli gaun disini dia udah nyiapain gaun-gaun yang cocok buat lo dari kemarin malem. Mau ya, bentar aja kok, kita cuma ambil doang abis itu pulang." Elena terlihat berpikir, dia benar-benar tidak ingin mengingat lagi kenangan-kenangan manis masa lalu yang tak akan pernah mungkin dia lakukan lagi.
"El, gue mohon, hargai kemuan oma ya! Hari ini aja, ini ulang tahunnya."
Ini untuk pertama kali Elang memohon dan membujuk seorang cewek, ini Elena cewek yang paling dia benci tapi siang ini dia baru sadar jika Elena adalah cewek yang paling dia butuhkan. Maksudnya omanya inginkan.
Elena memejamkan matanya menahan semua gejolak amarah di dadanya. Melihat Elang berwajah melas memohon padanya dia menjadi tidak tega. Apalagi ini Tuhan, dia dijuluki sebagai beautiful devil tapi nyatanya apa jika seperti ini dia terkesan menjadi beautiful angel. Sejak kapan Elena menjadi peduli pada orang lain.
"Iya gue mau,"
Elena dengan berat hati turun dari dalam mobil. Tangannya digenggaman Elang, berjalan beriringan memasuki butik yang lumayan ramai siang ini.
Pengunjung yang didominasi ibu-ibu, langsung mengalihkan pandangan mereka dari baju-baju kepada Elang dan Elena.
"Aduh tampan dan cantiknya, mau fitting baju pengantin ya?" Goda ibu-ibu dengan centilnya pada mereka berdua. Apa mereka tidak sadar dengan pertanyaan mereka, bahkan sekarang Elena dan Elang masih mengenakan seragam sekolah.
Elang dan Elena hanya saling melirik mendengar pertanyaan ibu ini. Memasang tampang bodoh.
"Gak kok bu, cuma mau..,"
"Gausah malu-malu sekarang ini nikah muda sudah biasa di kalangan masyarakat, kalian juga cocok sekali."
"Tapi bu..,"
"Gak papa, semoga sakinah, mawadah, warahmah ya langgeng sampai maut memisahkan. Saya mau pulang, nanti kelamaan suami saya ngamuk lagi." Ibu-ibu itu terus saja berbicara tanpa mau mendengarkan penjelasan dari Elang maupun Elena.

KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG & ELENA
Teen Fiction[COMPLETED] Elang cowok tampan tak tersentuh dia penyendiri. Buku buku tebal selalu menemaninya. Dia sama sekali tidak culun hanya saja dia menjauhi segala jenis manusia urakan. Termasuk Elena cewek cantik tajir primadona di sekolah, tapi sayang di...