41. "FEEL BETTER?"
~HAPPY READING EVERYONE!~
🔥🔥🔥
"Mama gue kemarin ke rumah!"
Setelah mengantarkan Sania pulang ke rumah. Elena memilih ke apartement Aldi. Menceritakan kejadian yang telah dia alami beberapa hari kemarin. Aldi sempat sangat marah mengetahui sikap Elang yang plin-plan.
Pasal Mela, Aldi sudah menceritakan pada Elena bahwa Mela adalah sahabatnya sejak kecil. Aldi tahu masalahnya seperti apa karena Mela selalu jujur kepadanya. Aldi kasihan pada Elena yang selalu disalahkan tetapi dia juga tak bisa berbuat banyak karena dia tidak memiliki hak untuk ikut campur apapun di sekolah Elena.
"Lo udah bilang semua sama dia, kesedihan lo selama ini?" Elena mengangguk.
"Gue yakin semuanya akan baik-baik aja El! Lo juga perlu bahagia!" Aldi bangkit dari duduknya mendekati Elena yang bersandar pada tangga balkon. Merangkul pundak gadis itu.
"Makasih banyak ya Di, lo memang orang baru di kehidupan gue tapi lo udah jadi penyangga buat hidup gue. Mungkin tanpa lo gue bakalan tetap jadi manusia urakan, manusia jahat yang cuma bisa ngelukain orang lain demi kebahagiaan gue sendiri. Lo superhero buat gue. Gue sayang banget sama lo, Di!"
Elena memeluk Aldi erat, di tengah keheningan malam tanpa bintang di langit.
Aldi tersenyum, keinginannya selama ini terwujud. Dia sangat bersyukur saat ini. Meskipun hatinya terus merasakan sakitnya cinta bertepuk sebelah tangan. Tetapi setidaknya dia bisa membuat seseorang yang berati dalam hidupnya kembali menjadi orang yang baik.
"Gue juga sayang banget sama lo, El!"
"Di, besok gue mau jengukin Mela! Lo mau gak anterin gue?" Tanya Elena setelah beberapa saat melepaskan pelukannya.
Aldi mengangguk pasti,"Gue tidur sini lagi ya, kemarin ada mama yang nemenin gue. Gue takut perasaan kosong itu muncul lagi, gue capek sendiri di rumah!"
"Semau lo, walaupun gue harus berkorban tidur di sofa! Kenapa gak nerima tawaran mama lo, buat tinggal sama bokap tiri lo?"
Elena tertawa seperti tak punya rasa bersalah sama sekali."Lo tahu kan dia itu sama aja orang asing buat gue, gue gak mau!"
"Iya deh terserah lo aja!"
Udara semakin terasa menusuk sampai ke tulang. Maklum saja ini hampir tengah malam temperatur naik. Seperti inilah suasana yang Elena sukai, merasakan angin malam menerpa dirinya.
"Angin, masuk yuk!" Elena menggeleng pelan dia memang masih ingin menikmati hembusan angin malam ini. Biasanya dia berada di dekat kolam rumahnya sendirian sekarang dia senang ada Aldi yang membuatnya merasakan memiliki seseorang sebagai tempat bersandar.
Aldi masuk ke dalam apartement, sedangkan Elena memilih memejamkan matanya menikmati suasana ini. Bukan kelam yang dia rasakan, melainkan rasa lega hinggap di hatinya. Semua yang dia pendam dan rasakan bisa terutarakan pada orang-orang yang dia sayang.
Aldi kembali menghampiri Elena yang masih berada di balkon. Menyodorkan secangkir coklat panas, ternyata Aldi masuk untuk membuatkan minumam ini.
"Thanks Di!" Aldi mengangguk kemudian menyesap coklat panasnya.
"Di, Mela sedih banget ya gak bisa ikut cerdas cermat itu?" Aldi menoleh pada Elena yang menatapnya dengan wajah cemas. Aldi mengangguk.
"Gue udah coba ngasih pengertian buat dia tentang masalah ini, gue gak tahu dia paham atau nggak. Dia terlalu terobsesi untuk mendapatkan Elang dari lo, dia cinta sama Elang udah lama, apalagi lo udah jahat sama dia itu yang nambah keinginan dia. Gue bingung, gue gak bisa milih antara kalian berdua untuk gue bela. Gue harus bisa berlaku adil sama sahabat-sahabat gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG & ELENA
Jugendliteratur[COMPLETED] Elang cowok tampan tak tersentuh dia penyendiri. Buku buku tebal selalu menemaninya. Dia sama sekali tidak culun hanya saja dia menjauhi segala jenis manusia urakan. Termasuk Elena cewek cantik tajir primadona di sekolah, tapi sayang di...