48. "BREAK"
~HAPPY READING EVERYONE!~
🔥🔥🔥
K
etukan pintu yang terus menggema, membuat Elena jengah. Ketika dia harus memikirkan banyak masalah ada saja orang yang ingin mengganggunya. Tentunya sangat menyebalkan.
"Om Irwan?" Elena mengerutkan dahinya ketika mendapati Irwan dan kedua bodyguard di sisi kanan dan kirinya. Ketiga orang itu menatapnya dengan sangar. Elena berusaha tenang dengan memasang wajah biasa saja.
"Elena! Berapa kali saya harus memperingatkan kamu, jauhi Elang! Kamu seharusnya sadar diri, sejak awal apa yang kamu punya untuk mencintai Elang! Kekayaan kamu? Elang juga memiliki hal yang sama! Kecantikan kamu? Elang tidak membutuhkan itu untuknya! Keegoisan kamu? Kebandelan kamu? Kenakalan kamu? Elang tak membutuhkan itu semua! Dia tak membutuhkan apapun dari kamu! Jadi berhenti mencintai Elang, karena Elang memang ditakdirkan bukan untuk kamu!"
Irwan menekan setiap ucapannya, menjadi lebih meyakinkan dan membuat hati Elena mencelos seketika.
Pikirannya mengarah pada hal membenarkan kalimat itu, dia memang tak mempunyai kelebihan apapun untuk mencintai Elang.
"Tapi om, Elang mencintai saya! Saya tahu hal itu! Kalaupun saya gak mempunyai kelebihan apapun seharusnya Elang tak menyatakan cinta pada saya dan kita tak akan pernah menjalin hubungan!" Jawab gadis itu.
"Kamu pikir pernyataan cinta sudah menjadi segalanya untuk kamu bisa mengikat Elang? Hahaha... lucu sekali pemikiran kamu. Apa kamu tak pernah sadar? Elang menjadikan kamu pacar agar dia bisa cepat lepas dari kamu! Selama ini Elang tak pernah mencintai kamu Elena, dia hanya main-main. Seperti yang pernah kamu ucapkan sama saya! Bukankah akhir-akhir ini dia lebih memilih bersama Mela? Iya, karena pada kenyataannya dia lebih mencintai Mela dibandingkan dengan kamu!"
Bagai petir di siang hari, ucapan demi ucapan yang diutarakan Irwan membuat hati Elena terhantam dan terasa nyeri. Dalam otakanya dia merapalkan bahwa kalimat itu hanyalah omong kosong yang tak patut dipercayai. Tetapi kenapa hati kecilnya berkata bahwa itu semua adalah benar.
"Saya mau kamu jauhi Elang!" Peringat Irwan sekali lagu, dia menepuk bahu Elena sebelum meninggalkan gadis itu.
Elena menangis di ruang tamu. Memikirkan ucapan Irwan memang ada benarnya. Apa selama ini Elang hanya mempermainkan perasaannya saja? Tetapi kenapa semua terasa tulus.
Elena mengambil ponselnya.
"Gue mau ketemu Elang, sekarang!" Ucapnya di telepon. Bahu Elena merosot ke bawah, ponsel yang dia genggam dia lemparkan begitu saja.
Kalian tahu siapa yang menjawabnya melalui ponsel Elang? Dia Mela, Mela yang menjawabnya.
Kalian paham apa yang dirasakan Elena saat ini? Ketika tadi malam dia baru saja mengetahui sahabat yang sangat dia sayangi ternyata adalah kakak tiri yang sangat mencintainya. Dan siang ini dia mendapat kabar bahwa Elang pacar yang dia cinta, tidak mencintainya.
Belum lagi bukti nyata terasa ada dan benar. Ketika Mela mengatakan bahwa Elang sedang berada di apartemen miliknya.
Pikirannya berkecamuk hebat, pusing dalam artian sangat. Maka dari itu, dia meminta salah satu satpam di rumahnya untuk mengantarkannya pergi. Tujuan Elena sekarang yaitu diapartement Mela.
Elena sedari tadi hanya menatap luar melalu jendela mobil. Dia tak bicara apapun selain hanya mengucapkan perintah singkat untuk mengantarkannya ke apartemen Mela.

KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG & ELENA
Ficção Adolescente[COMPLETED] Elang cowok tampan tak tersentuh dia penyendiri. Buku buku tebal selalu menemaninya. Dia sama sekali tidak culun hanya saja dia menjauhi segala jenis manusia urakan. Termasuk Elena cewek cantik tajir primadona di sekolah, tapi sayang di...