{Terkejut}

2.1K 77 5
                                    

20. "TERKEJUT"

~HAPPY READING EVERYONE!~

Takut itu hanyalah untuk orang-orang yang lemah. Sedangkan aku bukan termasuk ke dalam orang itu.

🔥🔥🔥

Elena turun dari dalam mobilnya, dia sendiri dan sudah terbiasa. Membuka pintu restoran langganannya perutnya memang sangat lapar dia belum makan dari tadi malam. Walaupun pesta meriah ulang tahun oma Elang begitu banyak menyediakan makanan. Tapi secuil pun dia tak mencicipinya karena apa? Dia sibuk dikenalkan oma dengan saudara dan sahabatnya. Elena juga tak tahu kenapa oma Elang begitu antusias padanya. Padahal dia tak memiliki kelebihan apapun untuk bersanding dengan Elang.

Setelah memesan makanannya Elena memainkan ponselnya asal, maklum saja memasak makanan membutuhkan waktu dan harus menunggu. Berkedip saja membutuhkan waktu apalagi memasak.

Elena memang tidak jomblo sekarang karena kemarin dia sudah resmi menjadi pacar dari Elang Pramudia. Sayangnya laki-laki itu sedang mengikuti pelajaran sedangkan dirinya dia tidak masuk sekolah, karena bangun sudah terlalu siang sebagai alasannya. Maklum saja pesta berakhir pukul 12 malam dan sampai rumah pukul 1 malam. Pasal tidak masuknya hari ini yang patut disalahkan adalah Elang tapi dia juga tak peduli akan itu. Lagipula siapa yang mempedulikan dirinya di sekolah selain Alisa dan Shiren.

Elena menyendokkan makanannya secara rakus. Restoran sangat ramai karena jam menunjukkan waktu makan siang tapi Elena tak peduli akan orang-orang yang melihatnya dengan pandangan aneh. Setelah perutnya merasa kenyang dia melenggang pergi tentunya setelah membayar.

"Panas banget sih!" Keluhnya saat keluar dari restoran. Karena berjalan menunduk karena menutupi mata akibat silaunya matahari dia tak sengaja menabrak seseorang.

"Om Irwan?" Irwan, yang ditabrak Elena adalah papa Elang. Laki-laki paruh baya itu hanya menampakkan wajah tak suka menatap Elena. Elena diam saja memasang wajah datarnya, dia sudah rela mengeluarkan kata untuk menyapa tapi yang didapat hanyalah tatapan tajam yang menyakiti hati.

"Jauhi Elang! Atau jika tidak..," Ucapan Irwan dipotong Elena dengan cepat. Elena memang tahu sedari kemarin hanya Irwan yang melihatnya dengan tatapan kebencian. Elena sadar akan itu tapi dia biarkan saja karena dia ingin menikmati malamnya kemarin. Tapi kali ini dia tak akan membiarkan itu terjadi, tak akan ada yang bisa meremehkan Elena. Termasuk papa Elang sekalipun.

"Jika tidak apa? Om mau apa?" Tantang Elena berani suaranya juga sudah naik beberapa oktaf, bahkan dia mengangkat dagunya ke atas sebagai tanda bahwa dia tidak takut.

"Kamu tidak akan pernah bertemu Elang kembali setelah ini!"

Elena tersenyum miring terkesan meremehkan, "Memangnya saya juga akan mencari Elang?" Jawab Elena dengan pertanyaan. Dia melipat tangannya di perut. "Saya tidak suka dengan Elang! Dia hanya mainan saya, itu yang harus om tahu!" Elena merutuki kalimat yang keluar dari mulutnya. Tapi ini memang kenyataannya dari awal dia memang hanya berniat main-main itu saja. Dia memang sempat terbawa perasaan tapi dia juga tak mau mengemis cinta sampai separah itu. Bahkan dia sempat mempermalukan dirinya sendiri di sekolah hanya karena mengejar Elang. Sekarang, dia ingin mengakhiri ini. Lagipula dia tak senang jika ada tentangan-tentangan seperti ini, aturan macam apa itu.

Irwan memperlihatkan raut marahnya, baru saja dia akan membalas ucapan Elena.

"Aldi sini!" Elena memanggil seseorang yang baru saja melewati dirinya. Dia adalah Aldi, yang masih memakai seragam sekolahnya. "Dia pacar saya, permisi!"

Irwan mengepalkan tangannya kuat-kuat. Dia yang memang ambisius tak suka ditantang anak kemarin sore macam Elena, tapi kelakuan Elena menumbuhkan kemarahan yang teramat dalam di hatinya.

ELANG & ELENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang