36. "BERTAHAN?"
~HAPPY READING EVERYONE!~
🔥🔥🔥
"Elena! Sini buruan!" Elena yang memakai earphone tak mendengar apa yang diucapkan oleh Shiren. Jarak mereka yang lumayan jauh membuat Elena susah menebak apa yang sahabatnya itu katakan.
"Elena! Sini!" Elena menaikkan dagunya sebagai tanda dia bertanya "ada apa?" Elena yang malah berhenti menambah Alisa dan Shiren semakin kesal.
Alisa dan Shiren segera menghampiri sahabatnya itu. Alisa langsung menarik paksa kabel earphone yang digunakan Elena untuk mendengarkan lagu. Elena yang tak sempat mengelak, mengerucutkan mulutnya sebal.
"Kalian pada kenapa sih?" Tanya Elena dengan kesal.
"Kalau dipanggil tuh dengerin! Lepas dulu earphone-nya!" Shiren mencoba menasihati.
"Elang pagi-pagi udah sama Mela aja El?" Tanya Alisa lebih terkesan seperti sebuah pernyataan. Elena hanya mengendikkan bahunya acuh.
Memang satu minggu ini, waktu pacaran mereka banyak sekali terbuang karena Elang yang sibuk dengan belajar cerdas cermat. Elena tetap mencoba untuk menganggap semuanya baik-baik saja karena waktu itu mereka sudah membuat perjanjian untuk selalu mencoba untuk percaya.
Elena mencoba tak ambil pusing mengenai cibiran-cibiran yang semakin hari semakin terdengar di telinganya.
Elena tidak lagi membully orang, dia hanya menggertak itupun tak separah dulu. Biasa saja. Maka dari itu, banyak yang berani yang menentangnya kali ini. Memilih menggunakan earphone tiap kali dia berjalan sendiri adalah pilihan yang tepat.
Itu semua bukan dari dalam hatinya berubah sedrastis itu. Janjinya pada Elang dan pada Aldi. Dia pernah berjanji pada 2 orang baru yang hadir dalam kehidupannya yang kelam untuk tidak lagi mencari masalah untuk mendapatkan kebahagiaan. Dia sudah berjanji akan itu.
Baik Elang maupun Aldi juga mengajarinya bahwa kebahagiaan itu bisa diperoleh melalui hal-hal yang kecil tanpa harus membuat orang lain terluka.
Elena menyadari kesalahannya dulu, mungkin sangat sulit dimaafkan oleh seluruh orang yang ada di sekolah ini. Tapi kembali lagi bukannya setiap kesalahan pasti akan dimaafkan. Tuhan saja maha pemaaf.
"Lo kok kelihatan biasa aja sih El? Elang tuh cowok lho bahkan hubungan kalian udah 1 bulan lebih 1 minggu bukannya itu rekor, tentunya setelah lo putus sama Kavin!"
"Terus gue harus kayak gimana Al? Mau ceburin Mela ke empang? Atau bunuh dia sekalian? Itu yang gue mau lakuin sekarang. Tapi itu gak mungkin karena gue udah janji sama 2 orang agar gue bisa lebih sabar buat ngadepin masalah yang menimpa gue!"
Alisa dan Shiren membelalakan matanya, dengan segera Shiren menempelkan tangannya di dahi Elena. Elena yang risih segera memundurkan kepalanya menjauh dari tangan Shiren.
"Ini gue masih tidur apa gimana sih?"
"Ohh, gue tahu lo baru aja tidur sekarang ini." Jawab Elena ogah-ogahan.
"Elena cintaku, lo gak tipu-tipu kan?"
"Tipu-tipu apaan coba?"
"Ya maksud gue, gue sahabatan sama lo tuh ya udah bisa diitung lama, dan apapun yang ada dalam diri lo gue juga tahu kan begitu juga lo yang tahu gue! Kenapa lo bisa berubah sedrastis itu dalam seminggu ini?"
"Elang sama Aldi yang bikin gue berubah. Karena kata Aldi nafas yang diberikan Tuhan buat gue bakalan lebih berharga kalau gue berbuat lebih baik dari yang gue lakuin kemarin."

KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG & ELENA
Tienerfictie[COMPLETED] Elang cowok tampan tak tersentuh dia penyendiri. Buku buku tebal selalu menemaninya. Dia sama sekali tidak culun hanya saja dia menjauhi segala jenis manusia urakan. Termasuk Elena cewek cantik tajir primadona di sekolah, tapi sayang di...