{What's Karma?}

1.5K 63 0
                                    


44. "WHAT'S KARMA?"


~HAPPY READING EVERYONE!~

🔥🔥🔥

Taxi yang ditumpangi Elena melaju dengan kecepatan sedang. Menjelang malam, jalanan memang cukup padat. Elena menatap ke arah luar dengan pikiran kosong. Rasanya otaknya sudah tak mampu lagi memikirkan mengenai hal-hal yang selalu membingungkan.

Dia bingung Elang begitu menyakiti hatinya. Entah tidak peka atau menganggap dirinya hanya sebagai mainan. Elena tak mengetahui hal itu.

Elang itu terlalu membingungkan, jika diibaratkan sebagai masalah Elang adalah masalah yang tak bisa diselesaikan oleh Elena.

Menganggap tak pernah terjadi apa-apa itu mustahil. Elang itu terlalu menyebalkan dan pencipta emosi di kehidupan Elena yang baru. Elena sudah berusaha mencoba berbuat baik dan meninggalkan kesalahan lamanya tetapi Elang tetap saja tak mau menghargai hal itu, dia terlalu naif dengan selalu mengatakan cinta terhadapnya tapi selalu tak ada pembuktiannya.

Kalian tahu rasanya dibahagiakan setelahnya disakiti?

Elena baru saja menganggap hubungannya dengan Elang berjalan baik-baik saja, tetapi laki-laki itu juga membuat Elena menyadari kesalahannya sendiri yaitu selalu berusaha percaya pada semua perkataan Elang. Dia menutup kedua wajahnya dengan kedua telapak tangan. Menahan semua luapan emosi dan sakit hati secara bersamaan.

"Mbak, sudah sampai!" Elena mendongak mendengar perkataan supir taxi. Ketika menyadari bahwa taxi yang dia tumpangi sudah berhenti dari tadi dan ketika menatap keluar ternyata dia berada di halaman rumahnya.

Elena merogoh sakunya, menyerahkan uang dua lembar ratusan kemudian memberikannya pada supir taxi. Mengucapkan terima kasih setelahnya menuruni taxi itu. Jarang sekali atau hampir tak pernah Elena mengucapkan terima kasih. Tetapi kali ini dia melakukannya.

Elena berjalan gontai memasuki rumah. Kepalanya terlalu pusing dan dia ingin cepat-cepat istirahat sekarang ini.

"Elena?" Elena membelalakan matanya. Dia tersenyum sumringah mendapati senyuman mamanya dia bahkan melupakan hal yang sempat membuatnya kesal hari ini.

"Mama, Elena kangen!" Ucap Elena manja dan langsung memeluk erat mamanya.

Memeluk mamanya, rasa penat yang menghinggapinya terasa sirna begitu saja. Seandainya, ini selalu berlangsung selamanya.

"Kok baru pulang sih?" Tanya Sonya dengan tatapan menyelidik.

"Dulu aku aneh-aneh sekarang udah nggak. Tadi abis jengukin temen, mah?" Ucap Elena jujur. Sonya hanya mengangguk paham.

Elena mengitarkan pandangannya ke sekelilingnya. Tetapi tak ada satu orang pun, padahal dia ingat jika mamanya datang kemari dia menyuruhnya untuk mengajak Desy.

"Kamu cari Desy ya?" Tanya Sonya, lebih tepat sebagai sebuah tebakan dibandingkan pertanyaan. Elena menganggukkan kepalanya.

"Dia ada di kamar kamu! Dia antusias banget pengen ketemu sama kamu, dia nungguin kamu dari tadi!" Ucap Sonya.

"Yaampun, kenapa mama gak telfon sih kalau datang? Kan aku tadi bisa cepet pulang kalau tahu mama sama Desy kesini!" Ucap Elena merasa bersalah, kemudian pamit untuk ke kamarnya.

Elena membuka pintu kamarnya, tepat saat itu juga dia melihat anak TK sedang lompat-lompat di atas ranjangnya. Elena membelalakan matanya, ketika mendapati kamarnya persis seperti kandang sapi.

ELANG & ELENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang