23. "RAWRR"
~HAPPY READING EVERYONE!~
Menari dengan ombak, dingin dan sakit. Rasa rindu sedang berada pada puncak dan pada akhirnya pertemuan itu terlaksana. Sayang kata yang terucap tak mungkin ada jawab.
🔥🔥🔥
"Ehh, lo sini dong!" Tristan menunjuk dirinya sendiri ketika Elena memanggilnya untuk datang.
"Iya, lo, siapa lagi sih?" Kesal Elena,
Tristan berjalan dengan masih mengenakan kostum olahraga. Karena pelajaran kelasnya kali ini memang olahraga. Keringat di dahinya juga menetes-netes.
"Ada apa?" Tanya Tristan.
"Elang mana?"
"Gak masuk,"
"Kenapa?"
"Dia sakit."
"Sakit apa?"
"Lo pikir aja sendiri, emang gue emaknya apa?" Ucap Tristan jengah menanggapi pertanyaan Elena yang mungkin tak akan ada habisnya itu.
Setelah menyadari sesuatu laki-laki itu memukul mulutnya sendiri yang asal bicara.
"Ehh, bukan gitu maksudnya gue,"
"Santai aja kali, thanks." Potong Elena cepat, dia menepuk bahu Tristan setelahnya meninggalkan laki-laki itu.
Tristan yang menyadari perubahan Elena yang sedemikian rupa menganga tak percaya. Elena, cewek barbar jahat tingkat dewa mengucapkan terima kasih dan tak membentaknya karena ucapannya salah. Sebuah perubahan yang sungguh mengejutkannya.
"Itu tadi Elena apa kembarannya?" Tanya Tristan pada udara hampa.
"Emang dia punya kembaran?" Laki-laki itu lagi-lagi berbicara sendiri tapi kali ini diikuti kekehan kebodohan dan setelahnya dia melnajutkan jalannya yang terhenti karena Elena.
Elena berjalan sendirian, dia memang kembali terlambat ke sekolah. Tadi dia bersimpangan dengan Tristan maka dari itu dia bertanya pada laki-laki itu. Ya, walaupun sikapnya aneh dan begitu menyebalkan dia tertolong karena mood Elena sedang bagus atau bisa dibilang biasa saja atau tidak ingin emosi karena masih pagi.
Semalam Elang ke rumahnya, dan pagi ini dia sakit. Apa dia masuk angin? Gak mungkin juga. Pikir Elena.
"Elena!" Panggil seseorang dari belakang, Elena berhenti dan menghadap ke belakang. Ada Revan disana, sedang tersenyum dan berjalan kearahnya.
"Lama gak ketemu?"
"Gak usah basa basi!"
"Gak berubah ya lo masih sama, btw besok ada acara gak?" Revan tersenyum licik. Elena tak menggubris ucapan Revan kemudian berjalan menjauhi laki-laki itu.
"El tunggu kejutan dari gue!" Teriak Revan, koridor yang sepi membuat suara Revan menggema. Tapi apa peduli Elena tentang ancaman-ancaman receh semacam itu.
Elena memasuki kelas setelah mata pelajaran pertama usai. Gurunya juga sudah meninggalkan kelas. Setidaktahukah itu Elena terhadap peraturan? Tidak, Elena begitu tahu yang namanya peraturan sampai dia bisa melanggar karena aturan itu yang membuat kekacauan di kehidupannya. Memang menurut artinya peraturan dibuat untuk menciptakan keteraturan di dunia. Tapi ketika ada yang melanggar akan dikenai hukuman. Tapi Elena sama sekali tak pernah mendapat hukuman yang dituliskan, memberontak sebentar bahkan dia bisa. Itu yang membuatnya kebal akan peraturan. Karena melanggarpun dia tak mendapatkan hukuman apapun. Lalu apa yang harus ditakuti dari peraturan?

KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG & ELENA
Ficção Adolescente[COMPLETED] Elang cowok tampan tak tersentuh dia penyendiri. Buku buku tebal selalu menemaninya. Dia sama sekali tidak culun hanya saja dia menjauhi segala jenis manusia urakan. Termasuk Elena cewek cantik tajir primadona di sekolah, tapi sayang di...