{Makan Siang}

2.3K 123 1
                                        

8. "MAKAN SIANG"


~HAPPY READING EVERYONE!~

Jika berdua seperti ini rasanya aku ingin memberhentikan waktu saja. Aku tak merasa kesepian dan aku tak merasa ada yang hilang di hidupku.

🔥🔥🔥

Senin pagi, Elang sudah siap secara fisik maupun mental. Persiapan selama dua bulan akan ditentukan pada hari ini, sudah biasa Elang menghadapi olimpiade seperti ini. Pialanya bahkan sudah berjajar di lemari kamar bahkan sampai ruang keluarga pun ada. Tingkat sekolah sampai nasional sudah pernah dia jajaki. Elang dari kecil pun sudah berprestasi. Dibidang akademik maupun non akademik laki-laki itu pecinta olah raga basket. Tapi SMA ini papanya melarang ikut ekstra itu karena dianggap mengganggu kefokusannya. Mungkin jika hanya untuk berolahraga papanya mengizinkan tetapi jika pertandingan. BIG NO!

Kali ini olimpiade antar tingkat sekolah se-Jakarta, kenapa papa Elang terobsesi Elang menang olimpiade kali ini karena Rayhan anak dari musuh bisnisnya juga mengikuti olimpiade kali ini. Papa Elang selalu ingin yang terbaik dan sempurna dan dia selalu ingin jadi yang pertama dan utama, dalam segala hal. Bisa dikatakan perfectionis.

Olimpiade matematika tingkat SMA se- Jakarta diadakan di SMA Bunga Bangsa. Sekolah Rayhan.

Mungkin Elena sudah gila, dia juga ikut datang di SMA Bunga Bangsa sendiri tanpa dua sahabatnya. Seberani itu dia? Iya. Hanya untuk Elang? Iya.

Sampai di sekolah tadi dia mendengar informasi bahwa Elang mengikuti olimpiade matematika di sekolah ini. Tanpa pikir panjang dan menghabiskan waktu lebih lama lagi Elena segera melajukan mobilnya menyusul Elang. Begitu terobsesinya Elena pada taruhan itu.

Bangunan sekolah ini sama bagusnya dengan sekolahnya. Tidak berbeda jauh pantas saja selalu berebut kemenangan. Banyak yang memperhatikan Elena karena perbedaan almamater yang begitu mencolok. Sudah banyak murid-murid sekolah ini yang mengenal Elena, karena beberapa mantan Elena juga bersekolah disini dan mereka semua termasuk pentolan-pentolan di sekolah. Dari dulu Elena itu selalu beruntung karena mendapatkan pacar yang tampan, tajir dan selalu menjadi incaran para perempuan-perempuan. Sayang sekali Elena sudah lebih dulu memacari mereka.

Berputar-putar di sekolah ini, akhirnya Elena menemukan tempat yang dinamakan kantin. Setelah memesan makanan dan minuman Elena duduk di salah satu bangku. Lama sekali olimpiade-olimpiade seperti itu.

"Ini mbak," Elena tersenyum tipis lebih tepat senyum paksaan. 

"Bu, olimpiade selesainya jam berapa?" tanya Elena pada ibu kantin yang mengantarkan makanan tadi.

"Kurang tahu, sekitar jam 11 atau jam 12 mungkin." 

Elena melirik jam tangannya menghela nafas lelah tidak yakin akan menunggu sampai Elang selesai masih dua jam lagi. Pasti bosan sekali.

"Ehh, itu Elena Ranadea Wilson bukan? Cantik banget!"

"Ternyata bukan cantik di foto aja, aslinya cantik banget."

Suara-suara memenuhi pendengarannya, masa bodoh biarkan orang berkata apa dia tidak peduli. Toh, yang berucap sama persis dengan pernyataan orang-orang itu sudah sering dia dengar.

"Kak minta foto dong!" Elena mengernyit mendapati dua cewek alay di hadapannya sembari membawa ponselnya.

"Gue bukan artis!" tekannya,

"Gak papa kak,"

Jika saja dia tidak ingat ini bukan sekolahnya, pasti gadis itu akan mencak-mencak tak karuan. Untuk marah-marah disini dia harus berpikir dua kali.

ELANG & ELENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang