{Batal}

1.6K 65 11
                                    

32."BATAL"

~HAPPY READING EVERYONE!~


🔥🔥🔥

Elang membaca buku tebal di hadapannya, mencoba memahami semua materi yang ada di sana. Mengenai undang-undang, pemerintahan dan semua tentang tata negara. Begitu juga dengan Mela, dia melakukan hal yang sama. Sayangnya, selain membaca Mela membaginya dengan memperhatikan Elang.

Kali ini mereka tidak belajar di sekolah melainkan di luar sekolah. Mela mengajak Elang dengan alasan bosan dan suntuk belajar di ruang rapat terus-terusan dalam semingguan kemarin. Maka dari itu, gadis itu mengajak Elang untuk belajar di rumahnya. Mela tak mungkin mengajak Elang ke apartemennya, karena tidak ada siapa-siapa disana.

Mama Mela sangat ramah, wanita berusia 40 tahunan itu terlihat anggun dan penuh senyuman. Itu yang ada di otak Elang ketika dia pertama kali mengetuk pintu rumah ini.

Elang menggunakan ojek online untuk datang ke rumah Mela. Dia tak punya transportasi apapun sekarang, mengingat semuanya sudah disita. Tante Cinta selalu menawari untuk menggunakan mobilnya, tapi Elang tak enak hati. Ikut makan saja dia terlalu sungkan jika harus terus-terusan.

"Nak Elang silahkan di minum itu jusnya, cemilannya juga dimakan. Anggap saja rumah sendiri! Gak usah sungkan-sungkan." Ucap Marisa, mama Mela.

"Iya tante," jawab Elang sembari memamerkan senyumnya.

"Mela sering banget cerita tentang kamu sama Tante, katanya kamu itu cowok idaman di sekolah, dia selalu muji kamu di depan Tante. Tapi ternyata memang betul adanya." Marisa berucap panjang lebar, Mela tersipu malu pipinya memerah.

"Apasih mah!" Ucapnya dengan nada manja, merengek pada mamanya.

"Ohh... Jadi diem-diem ngomongin gue di belakang?" Goda Elang, membuat Mela tambah tersipu.

"Ihh gak.. itu mama yang berlebihan," kilah Mela, dengan salah tingkah.

"Apaan coba kok jadi mama yang berlebihan? Kamu sendiri padahal yang tiap kali cerita." Bela Marisa.

Marisa dan Elang tertawa mendapati wajah Mela yang menggemaskan karena sedang malu.

Telepon Marisa berbunyi membuatnya terpaksa berpamitan untuk mengangkat dan meninggalkan Elang dan Mela di ruang tamu.

"Mel, gue idaman banget ya?" Goda Elang lagi membuat Mela mengerang kesal. Dia memukul Elang dengan buku tulis yang dibawanya, Elang mengaduh walaupun pada kenyataannya itu tidak sakit sama sekali.

"Mel..Mel udah dong!" Tapi Mela tetap melancarkan aksinya memukuli Elang yang membuatnya terus-terusan menahan malu.

"Biarin salah sendiri!"

Telepon Elang berbunyi nyaring membuat acara pukul-pukulan mereka terhenti. Elang tersenyum mendapti nama Elena yang berada di layar ponselnya. Sedangkan Mela tersenyum miris mendapati tulisan "ELENA❤" yang muncul di layar ponsel Elang yang terletak di meja.

Dengan cepat Elang meraih ponselnya, menggeser tombol hijau kemudian menempelkan benda itu di telinganya.

"Haloo El!"

"..........."

"Nanti malem?"

".........."

"Oke, I love you from earth to sky!"

"........" Elang terkekeh mendengar penuturan Elena di telepon yang Mela tak dengar apa pembicaraan mereka.

Elang begitu menuruti apa kemauan Elena dan disitu Mela memanas seketika. Dia tak mau mendapati keromantisan Elang dan Elena. Dia mau Elang menjadi miliknya dia lebih cocok kemana-mana dengan Elang dibanding Elena si cowok urakan tak tahu malu itu. Pikirnya,

ELANG & ELENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang