{Mendapat Kepastian}

1.9K 67 2
                                        

52. "MENDAPAT KEPASTIAN"

~

HAPPY READING EVERYONE!~


🔥🔥🔥

Sepeninggalan Oma suasana semakin rumit, atmosfer semakin panas saja dan oksigen semakin sulit diraup.

Mereka hanya larut dalam aktivitas masing-masing, yaitu diam. Mela juga diam saja sedari oma pergi. Apalagi setelah suara Aldi yang tegas mengintrupsinya tadi.

Tiba-tiba saja Aldi berdiri, melangkahkan kaki panjangnya keluar dari restoran. Mela yang terkejut sontak langsung menyusul Aldi. Elena yang memang masih ada perlu dengan Aldi. Memilih mengejar mereka. Diikuti Elang.

"Aldi!" Aldi berhenti bukan karena panggilan Mela melainkan karena panggilan Elena. Terdengar dari suaranya gadis itu sedang terluka. Dan berusaha menyembunyikannya.

Aldi hanya diam enggan menoleh atau melakukan hal lain.

"Desy kangen banget sama lo Di! Dia marah sama gue, gara-gara gue dia jadi gak bisa ketemu sama abangnya.  Jangan bikin dia nangis karena gue, terserah kalau lo mau benci sama gue, terserah kalau lo mau nyakitin gue. Tapi yang pasti dari dulu gue sayang banget sama lo Di dan lo harus tahu itu!" Ujar Elena panjang lebar.

Mungkin hari ini air mata Elena banyak terkuras karena emosinya tidk stabil seperti yang dia pikirkan. Menahan air mata rasanya seperti suatu hal yang susah ketika dia memutuskan menjadi orang yang lebih baik lagi.

"Karena lo, gue tahu artinya bahagia, gue tahu artinya nafas gue berharga. Menjadi sahabat lo gue merasa aman dan terlindungi. Gue minta maaf, gue tahu lo cinta sama gue. Tapi lo juga harus paham dengan semua keadaan ini. Gue gak minta Tuhan buat lo jadi abang gue. Tapi lo juga harus bisa nerima takdir lo! Sekali lagi gue tekanin gue sayang banget sama lo Di! "

Aldi berbalik menatap Elena. Laki-laki itu berjalan mendekati Elena dan memeluk erat gadis itu.

"Maafin gue El! Gue belum siap nerima takdir ini, gue cinta sama lo! Maafin gue udah bikin lo sakit!" Aldi berucap sembari memeluk Elena dengan erat.

Elena berusaha melepas pelukan Aldi. Padahal Aldi sedikit enggan melepas pelukan itu.

Elena beralih pada Elang yang berada di belakangnya. Dia meraih udara di sekitarnya, karena nafasnya sampai sekarang semakin terasa sakit dan sesak. Dia menggigit bibir bawahnya menahan seluruh gejolak yang beberapa hari ini dia pendam sendiri.

"Dan buat lo! Elang Pramudia Irawan! Cowok dingin yang selalu buat gue kesel selama ini! Lo adalah satu-satunya orang yang bisa bikin gue jatuh cinta sampai detik ini. Cuma lo satu-satunya orang yang paling gue harapin! Karena lo gue berani nerima resiko terberat dalam hidup gue. Berubah. Dan karena lo gue bisa sesabar sekarang. Elang! Asal lo tahu setiap kali lo ucapin kata-kata yang nyakitin gue! Gue gak akan pernah bisa marah sama lo! Gue cinta sama lo Elang! Maafin gue!"

Elang tak bisa berkata apa-apa. Selama ini dia memilih egonya. Padahal semuanya salah. Seharusnya dari awal dia bisa mempertahankan Elena.

Dia selalu ragu bagaiamana menilai Elena. Padahal seharusnya tidak. Sebagai orang yang paling dekat dengan Elena seharusnya dia paham dengan gadis itu. Bukan malah menambah beban gadis itu.

Dia selalu mengucapkan tuduhan atas apa yang terlintas di otaknya tanpa mengerti kebanrannya. Selama ini dia sangat jahat pada gadis yang mencintainya.

"Maafin gue El! Maaf El, gue emang cowok paling brengsek yang ada di dunia. Gak pernah sadar akan ketulusan cinta lo!"

Elang memeluk Elena dengan erat, seakan tak membiarkan Elena pergi kemanapun.

"Dan lo tahu kenapa gue ngeraguin cinta lo, karena papa lo datangin gue bilang semuanya cuma mainan. Dan lo gak perlu marah sama dia! Karena dia juga lo bisa ada disini! Dan jadi orang yang gue cinta. I love you Lang!"

Elena melepas pelukan Elang,"Dan buat lo Mela! Gue tahu gimana perasaan lo sama Elang, lo lebih dulu cinta sama dia. Sedangkan tiba-tiba gue datang dan merebut apa yang seharusnya lo punya. Gue tahu apa yang lo lakuin ke gue itu bentuk marahnya lo sama gue! Gue terima semua itu. Gue minta maaf banget sama lo gue banyak salah sama lo Mel. Sekarang, Elang bukan milik gue lagi. Jadi, gue mohon sama lo jangan ganggu kehidupan gue lagi!"

Elena mengepalkan jari-jari tangannya. Iya, mencoba ikhlas dengan semua ini adalah benar. Dan itu harus dia lakukan.

Pergi dari semua ini adalah kebenaran.

Jika datang hanya dianggap sebagai perusak. Bukankah pergi adalah pilihan yang paling tepat.

"Elena, apa yang lo ucapin tadi salah. Sampai detik ini gue masih cinta sama lo El! Dan gak ada yang bisa merubah itu semua!" Protes Elang, ucapan Elena tidak bisa dia terima.

"Kenapa Lang? Udah cukup gue ngrecokin hidup kalian semua. Hidup kalian jadi gak semenyenangkan dulu setelah gue hadir di tengah-tengah kalian."

Mela sedikit tertegun dengan apa yang diucapkan Elena. Sangat tulus dan dari hati. Hatinya tersentuh, bagaiamana bisa dia tak melihat ketulusan maaf dari mata Elena waktu itu. Bahkan dengan tega dia berubah menjadi cewek yang berani melawan Elena di sekolah.

Beberapa kali dia sering memfitnah Elena di depan semua orang. Dan membuat gadis itu mendapat banyak masalah yang seharusnya tak dia dapat. Hanya karena obsesinya dengan Elang yang berlebihan.

"Elena, maafin gue, gue yang salah. Seandainya gue sadar dari awal kalau Elena itu milik Elang dan Elang itu milik Elena. Seharusnya gue move on dari Elang yang memang gak pernah mencintai gue dari dulu. Seharusnya gue paham akan cinta yang tak akan bisa dipaksakan, Elena jangan pergi! Lo balik sama Elang ya!"

Elena menggelengkan kepalanya, menolak itu."Lo tahu, karena gue Elang dapat masalah, Aldi, lo sendiri gue bukan orang baik Mela. Gue rasa gue gak pantas! Sekali lagi maafin gue!" Ucap Elena dengan nada bergetar, dia menghapus air matanya sembari berusaha tersenyum.

Sulit. Tapi setidaknya, semua rasa sakit sudah terutarakan malam ini. Semua kegaduhan, cekcok dan rasa marah. Terkuar dan mulai mengudara pergi. Sakit tetapi melegakan.

🔥🔥🔥

Terima kasih banyak yang udah membaca, vote dan comment cerita ini.

I love you guys 😙



ELANG & ELENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang