25. "NAIK TURUN"
~HAPPY READING EVERYONE!~
Jika kamu ingin, tersenyumlah.
Jangan tersenyum hanya ketika bahagia. Tetapi tersenyumlah ketika ada masalah. Karena senyum itu bisa meluruskan semua yang bermasalah dan membuatnya mendapat kebahagiaan.🔥🔥🔥
"Kok turun disini sih?" Tanya Elena, ketika dia tahu Aldi membawanya ke taman kota yang lumayam sepi siang ini.
"Udah deh, lo pasti seneng!"
"Maksud lo?" Aldi tak menjawab memilih menggandeng tangan Elena berjalan memasuki area sejuk ini.
Taman kota memang tempat yang cukup menyejukkan, pemerintah cukup baik dalam hal menangani area ini. Pepohonan dengan daun lebat menghiasi pinggiran tempat, ditengahnya tanaman berbunga ditata sedemikian rupa. Menjadi terlihat menyegarkan mata.
Elena baru pertama kali menginjakkan kakinya disini. Udara yang segar membuat otaknya terasa di-refresh seketika. Masalah-masalah rasanya hilang begitu saja di pikirannya. Masalah Elang kemarin dan masalah Revan tadi pagi.
"Gimana perasaan lo sekarang?" Tanya Aldi, Elena menoleh kemudian tersenyum. Membuat dada Aldi berdesir, senyum tulus Elena jarang dia tampakkan tapi siapa saja yang melihat senyum itu seperti Aldi sekarang mungkin tak akan mampu melewatkan. Terdengar berlebihan tapi memang kenyataannya seperti itu.
"Makasih ya, maafin gue juga yang terlalu emosi kemarin!" Aldi mengangguk.
"Wajar lo marah, gue yang terlalu frontal ngomong ke lo kayak gitu." Elena tersenyum menatap Aldi.
"Ikut gue! Lo pasti seneng!"
"Apa jaminannya?"
"Gue!"
"Apasih gajelas lo!" Aldi terbahak melihat Elena.
Seperti enggan melepas tangannya Aldi terus saja menggenggam Elena, sedangkan Elena juga tak protes digenggam Aldi selama itu.
Aldi mengajak Elena di area permainan, terdapat ayunan, jungkat-jungkit, perosotan dan mainan anak-anak sejenisnya.
"Al, ini tempat apaan sih?" Ucap Elena,
"El, justru tempat ini yang bakalan bikin lo happy."
Elena terlalu negatif memandang semuanya, itu bukan salahnya. Semua yang berhubungan dengan masa lalu memang membuatnya antipati. Terlalu sakit jika diingat, tapi sama sakitnya jika harus dilupakan.
"Coba deh El naik sini!" Elena menuruti apa kata Aldi. Mulai menaiki ayunan, di samping Aldi.
"Bareng-bareng ya ngayuninnya! Biar barengan terbangnya!" Elena terkekeh mendengar penuturan Aldi.
"Bocah banget sih Al!"
"Biarin!"
Mereka bermain ayunan, Elena tertawa lepas disana. Terakhir naik benda ini dia masih SD kelas 2. Sekarang kelas 2 SMA sudah berapa tahun saja dia tidak naik benda ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG & ELENA
Ficção Adolescente[COMPLETED] Elang cowok tampan tak tersentuh dia penyendiri. Buku buku tebal selalu menemaninya. Dia sama sekali tidak culun hanya saja dia menjauhi segala jenis manusia urakan. Termasuk Elena cewek cantik tajir primadona di sekolah, tapi sayang di...