13. "KELUARGA"
~HAPPY READING EVERYONE!~
Keadaan selalu membingungkan tapi dalam hal apapun keadaan tak akan pernah bisa disalahkan.
🔥🔥🔥
Mobil yang dikendarai Elang memasuki pelataran rumahnya. Dia mengambil paper bag yang berisi buku di jok belakang. Turun dari mobil sembari beberapa kali melihat jam tangannya. Dia terlambat untuk pulang dan ini sudah kesekian kalinya. Mencari alasan? Sudah beribu-ribu alasan dia berikan sampai dia bingung untuk mencari kebohongan lagi.
Dia memejamkan mata sebentar berdoa agar semuanya akan baik-baik saja, berjalan ragu menuju pintu utama rumahnya. Laki-laki itu membuka pintu sembari mengucapkan salam. Wajahnya sumringah ketika mendapati perempuan tua yang berjalan mendekatinya sembari merentangkan kedua tangannya. Elang juga sama merentangkan kedua tangannya menyambut pelukan oma-nya.
"Elang, cucu oma yang tampan, oma kangen!" Ucap Rina-- oma Elang dalam pelukannya. Rina melepas pelukannya.
"Elang juga kangen banget sama oma." Rina merengut mendengar jawaban Elang. Elang bingung mendapati omanya menunjukkan wajah tak suka.
"Terus waktu anniversary-- opa sama oma kamu dimana kenapa gak datang? Padahal kamu orang yang paling oma tunggu!" Rina terus saja merajuk seperti anak kecil. Maklum saja Elang adalah cucu kesayangan Rina. Walaupun Rina memiliki banyak sekali cucu tapi yang dia sayang melebihi anaknya sendiri adalah Elang.
Elang tersenyum merayu, "omaku sayang waktu itu aku ada olimpiade, pas banget barengan sama anniv kalian jadi aku gak bisa datang ke sana. Maafin aku ya oma!" Jelas Elang jujur.
"Elang bahkan Jakarta-Bandung itu gak jauh banget lho kalau setelah olimpiade kamu datang kesana. Bahkan oma akan senang sekali kamu kesana sambil bawa piala kamu. Pasti oma akan bilang sama semua teman oma sama opa kalau kami punya cucu yang sangat hebat yaitu kamu. Tapi kamu malah tidak datang!"
Elang mati kutu dia selalu tidak bisa menjawab omelan dari oma-nya.
"Mah, Elang kan baru pulang udah diomelin aja! Dia kan juga sudah menjelaskan alasan tidak datang ke acara mama,"
Elang bernafas lega karena mamanya tahu saja apa yang dia butuhkan sekarang yaitu pembelaan.
"Baiklah kalau lain kali kamu gak nurut, oma bakalan ngambek ya sama kamu." Elang mengangguk mantap. "Iya oma, kalau aku gak nurut aku bakalan angkat satu kakiku ke atas dan jewer kedua telingaku sendiri." Rina tertawa, Rani juga tertawa mendengar penuturan Elang yang lucu. Sebagai ibu, dia jarang sekali melihat putra satu-satunya itu tersenyum seceria itu. Miris sekali.
Mereka berjalan menuju meja makan tentunya untuk makan siang. Tadi ibu dan anak itu sudah masak bermacam-macam makanan untuk makan siang. Elang meletakkan bukunya di ruang keluarga. Menyusul oma dan mama-nya yang sudah lebih dahulu ke ruang makan.
"KAKAK TAMPAN GUEEE!!!!" Baru saja tangan Elang akan menutup kedua telinganya. Seseorang langsung melompat di punggungnya melingkarkan lengannya di leher Elang, meminta gendong Elang.
Rani dan Rina yang melihat tingkah Elang dan Mia tertawa. Frika Mialina Renata, adalah sepupu Elang. Anak dari Lanita Teresa dan Yudha Mahesa. Lanita itu adik dari Rani, mama Elang. Umur mereka yang tidak jauh berbeda hanya selisih dua tahun, dibesarkan di rumah yang sama membuat mereka bisa seakrab itu. Dibesarkan di keluarga yang anggota keluarganya banyak terdiri dari perempuan membuat Elang memaksakan diri untuk tidak dekat dengan perempuan karena dia takut jika menyakiti perempuan belum lagi sikap otoriter dari papanya membuatnya menjadi seseorang yang tertutup seperti sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG & ELENA
Novela Juvenil[COMPLETED] Elang cowok tampan tak tersentuh dia penyendiri. Buku buku tebal selalu menemaninya. Dia sama sekali tidak culun hanya saja dia menjauhi segala jenis manusia urakan. Termasuk Elena cewek cantik tajir primadona di sekolah, tapi sayang di...