16. "MARAH"
~HAPPY READING EVERYONE!~
Kesabaran orang itu ada batasannya. Jika sudah tak dihargai untuk apa terus menetap.
🔥🔥🔥
Karena jam terakhir sebelum pulang sekolah kelas Elang kosong karena gurunya sedang ada urusan penting. Elang memilih membaca buku di perpustakaan, seperti biasanya, sebelum Elena datang dan membuntutinya selalu. Tapi kali ini rasanya ada yang aneh ada yang kurang tapi dia tak mengerti akan itu. Pikirannya sedari pagi hanya tertuju pada satu orang yaitu Elena. Dia tak menemui gadis itu sedari pagi, biasanya setiap pagi untuk satu minggu ini Elena akan menjadi patung di depan kelasnya dan tersenyum manis ketika dia datang. Hari ini dia tidak menemui itu.
Berulang-ulang dia mencoba fokus dan mencoba menghilangkan bayangan gadis itu di kepalanya. Rasanya susah sekali. Apalagi Mia yang tadi pagi mengomelinya tiada henti karena kemarin tidak jadi mengenalkannya dengan Elena, membuatnya semakin bertambah pusing saja.
Kemarin Mia meminjam handphone Elang tanpa permisi saat sang pemilik masih berada di kamar mandi. Dia memainkan sosial media Elang dan membuka whatsapp milik kakak sepupunya itu dan dia mendapati pesan chat dari Elena yang sangat banyak dan foto profil Elena adalah foto Elang saat sedang serius membaca buku. Mia dengan mudah bisa menyimpulkan jika Elena adalah pacar kakaknya itu. Elang begitu merutuki kebodohannya bagaiamana bisa dia tak sadar jika Elena tengah mem-foto-nya waktu itu. Mungkin karena saking seriusnya membaca.
Laki-laki itu bangkit membawa buku tebalnya. Melihat lapangan bola basket yang sepi karena sebentar lagi pulang sekolah. Dia memutuskan untuk bermain, meletakkan bukunya di kursi tunggu. Berlari ke tengah lapangan men-dribble bola berwarna coklat itu.
Kemudian memasukkannya ke ring, dia yang selalu jago dalam bidang ini kali ini sama sekali tak bisa memasukkan satu bola pun. Elang berjalan gontai ke tepi lapangan duduk di bawah bersandar pada kursi dengan meluruskan kedua kaki.
Kepalanya mendongak ke atas, matahari memang terik sekali siang ini. Membuat siapapun akan malas untuk pergi kemana saja, lihat saja area di sekitar lapangan sepi sekali tak ada orang satupun kecuali Elang. Padahal ini merupakan kesempatan emas untuk melihat pangeran sekolah sedang duduk santai di lapangan basket.
Ini yang dinanti-nanti Elang bel pulang sekolah. Dia bergegas menuju kelas menyabet tasnya cepat. Dia berjalan ke arah parkiran dengan terburu-buru. Sampai dia tersentak ke belakang karena telah menabrak seseorang, dia tersadar telah menabrak siswi. Dia membantu Mela karena buku-buku gadis itu jatuh berceceran di lantai koridor. Cukup banyak juga buku tulis yang dia bawa, mungkin milik teman sekelasnya. Elang menjadi tak tega jika hanya sekedar minta maaf dan berlalu, dia akhirnya menawari Mela untuk membawakan buku gadis itu.
"Buku ini mau lo bawa kemana?" Tanya Elang, dari sikapnya yang dingin Elang memang penolong. Jika ada yang menyalahartikan bantuannya itu salah mereka sendiru.
Pandangan Mela tak lepas dari wajah Elang, tersadar mengamati Elang dengan jarak dekat membuatnya salah tingkah.
"Ke ruang guru dikumpulin di bu Angelina."
"Gue bawain!" Mela membelalakan matanya, untuk pertama kalinya Elang menawari membantunya membawa buku. Ini seperti di film-film yang sering dia tonton. Jadi meleleh sendiri rasanya. Keberuntungan memang sedang menghampiri dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG & ELENA
Jugendliteratur[COMPLETED] Elang cowok tampan tak tersentuh dia penyendiri. Buku buku tebal selalu menemaninya. Dia sama sekali tidak culun hanya saja dia menjauhi segala jenis manusia urakan. Termasuk Elena cewek cantik tajir primadona di sekolah, tapi sayang di...