49. "HANCUR"
~HAPPY READING EVERYONE!~
🔥🔥🔥
Setelah memasuki kamarnya dia mengunci pintu, bersandar pada pintu. Dia menangis hebat punggungnya merosot kebawah. Elena terduduk. Hubungan yang dia harapkan akan bertahan ternyata sudah hancur begitu saja.
Putus dari Elang, jauh dari perkiraan sebelumnya. Dia tidak benar-benar mengatakan hal itu tadi. Meminta putus dari Elang adalah kesalahan terbesar yang dia buat. Elena merasa dia tidak sanggup hidup tanpa Elang. Dia sangat mencintai Elang, dia pernah berjuang mati-matian untuk mendapatkan laki-laki dingin itu.
Tetapi sekarang semuanya telah berakhir. Dia dan Elang sudah mengakhiri hubungan manis itu.
Harapan, keinginan yang pernah senada kini tidak lagi. Bahkan setelah menyetujui keputusannya untuk putus, Elang langsung pergi begitu saja. Tanpa menoleh sedikitpun.
Dan semua itu meyakinkan Elena, bahwa yang dikatakan Irwan adalah benar. Elang hanya main-main terhadapnya. Mungkin sebagai ajang balas dendam karena Elena telah mengganggu kehidupannya. Tetapi Elang kenapa harus setega itu.
Berbicara tega? Apakah Elena juga tidak tega, dulu Elena memacari dan memutuskan cowok semaunya. Jika kini berlaku kepadanya kenapa dia harus bersedih dan menangis. Karma sampai sekarang masih berlaku. Hidup tak akan pernah berjalan mulus sesuai rencana manusia. Terkadang apa yang diharapakan tidak pernah terjadi. Karena manusia hanya bisa berharap, semua ketentuan yang mengatur adalah Tuhan.
Seharusnya Elena sadar, apa yang menimpanya sekarang pernah dialami oleh mantan-mantannya dulu yang dia perlakukan seenak jidatnya.
🔥🔥🔥Kabar pasal putusnya Elang dan Elena sudah menyebar di SMA Pelita Bangsa. Bahkan menjadi trending topic yang paling dibicarakan dalm seminggu ini. Melihat keduanya sudah tak bersama dan tak saling sapa. Membuat orang-orang menganggap bahwa mereka putus salam keadaan tidak baik sama sekali.
Elena hanya mengaduk bakso yang dia pesan, matanya mentap kedepan tapi pikirannya bercabang kemana-mana. Alisa, Shiren dan Sania menatap gadis itu iba. Mereka tahu Elena sedang terguncang.
Elena sudah bercerita pada mereka, semua yang terjadi masalah Aldi adalah kakak tirinya, sampai masalah Elang yang membuat hubungan mereka berakhir.
Seminggu ini, cibiran, cemooh terkadang hinggap di telinga Elena pasal putusnya dengan Elang.
"Elena! Dimakan jangan dimainin gitu," Elena tersadar dari lamunannya, matanya beralih pada bakso yang terlihat menggiurkan tapi dia menatapnya tidak minat.
"Gue mau ke toilet!"
Elena salah langkah seharusnya dia tidak melewati taman belakang. Taman yang terkenal sepi, bukan, bukan karena ada hantu atau semacamnya. Ini lebih menyeramkan dari itu. Dia melihat Mela sedang menyuapi Elang nasi goreng.
Elena mencoba memasang wajah biasa saja. Elang sekarang bukanlah kekasihnya, dia tak berhak marah pada siapapun. Dia melirik sekilas pada Elang dan berlalu begitu saja.
Sakit!
Hatinya terasa sakit, dia tak bisa terus-menerus berada pada keadaan seperti ini. Dia tidak sanggup. Elena berlari menaiki tangga menuju rooftop, seharusnya dia tidak perlu meninggalkan temannya dan beralasan ke toilet. Seharusnya dia tadi mendengarkan perintah Alisa untuk makan. Tetapi semuanya sudah terlanjur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG & ELENA
Teen Fiction[COMPLETED] Elang cowok tampan tak tersentuh dia penyendiri. Buku buku tebal selalu menemaninya. Dia sama sekali tidak culun hanya saja dia menjauhi segala jenis manusia urakan. Termasuk Elena cewek cantik tajir primadona di sekolah, tapi sayang di...