18 - The Inner Eye

2.4K 367 80
                                    

"Tapi yang lebih mungkin dia berhubungan dengan orang yang kalian kenal."

Sooyoung, Yoona, dan Yuri dengan kompak memasang ekspresi kaget dan menutup mulut mereka tak percaya. Berbagai opini hingga pelaku mulai memenuhi isi otak mereka, menerka-nerka siapa pelaku pembunuhan mereka selama ini.

"Tapi bagaimana bisa? Kalau berhubungan dengan kami, artinya dia dekat dengan kami kan?" tanya Yoona masih tak mempercayai ucapan Guan Lin.

Guan Lin menggoyangkan jari telunjuknya di depan wajah mereka ke kanan dan kiri. Ia membenarkan letak kacamatanya yang sedikit turun, lalu kembali menyamankan duduknya untuk melanjutkan investigasi mereka.

"Kejahatan itu bisa berasal dari mana saja, bahkan dari orang terdekat sekalipun."

Yuri menatap Guan Lin kagum. "Wah kau sepertinya memang pintar sekali."

"Terima kasih." Guan Lin memperlihatkan deret giginya.

"Cita-citamu apa?"

Senyum Guan Lin meluntur mendengar pertanyaan Sooyoung, ia memilih melihat ke langit. Menerawang langit malam yang terlihat begitu kelam seakan sedang mengejeknya.

"Aku sangat ingin sekali menjadi hakim agung." Guan Lin tersenyum miris. "Memakai toga keren di persidangan dan memberikan keadilan kepada masyarakat semurni mungkin."

"Kau sangat mulia," komentar Yuri yang sedari tadi memperhatikan Guan Lin.

"Aku sangat ingin menjadi penyicip makanan, tapi sekarang menyentuh makanan pun sulit." Sooyoung menundukkan wajahnya dengan sedih, diangguki dengan Yoona di sampingnyaㅡkarena Yoona juga merasa sedih tak bisa makan makanan enak lagi.

Yuri menghela napas. "Aku sih bisa pergi ke atas dengan tenang saja sudah bahagia."

"Ngomong-ngomong noona pendek yang memakai piyama putih itu ke mana?" tanya Guan Lin sembari menelaah sekeliling rooftop.

Sooyoung mengeryitkan dahinya. "Maksudmu Taeyeon? Jangan bilang kau menyukainya?"

"Wah Taeyeon benar-benar populer di dunia manusia maupun hantu," kagum Yuri.

Sedangkan Guan Lin hanya tersenyum tanpa berkata apapun, ia hanya menggumamkan nama Taeyeon untuk mengingat nama gadis itu.

°°°

Taeyeon berdiri di balkon apartemen dengan pandangan menelisik ke arah banyaknya gedung-gedung di daerahnya. Ia mencoba mengingat sedari tadi asal rumahnya di mana, atau sekolahnya di mana. Taeyeon jadi teringat ucapan Guan Lin kalau hantu yang terbunuh akan mengalami syok dan tak ingat apa-apa. Tapi jika ia mengingat kata-kata Jessica, ia jadi bertanya-tanya.

Apa benar ia masih hidup?

"Sedang memikirkan apa?"

Taeyeon mengerjap kaget saat mendapati Baekhyun telah ada di sampingnya. Ia hanya tersenyum canggung dan mengusap tengkuknya karena merasa tertangkap tengah melamun oleh Baekhyun.

"Bukan apa-apa, hanya menikmati angin malam."

Baekhyun tersenyum tipis. "Tak usah terlalu dipikirkan tentang ucapan Jessica-ssi tadi. Jika sudah waktunya, pasti semua akan terungkap."

Taeyeon bertumpu dagu menatap Baekhyun. "Sejak kapan kau jadi baik begini padaku?"

"Aku memang orang baik. Perlu kau tau itu."

Oh My Ghost! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang