Jessica menyerahkan sebuah album foto berukuran sedang kepada Baekhyun yang sedang terduduk di hadapannya. Sebut saja Jessica memang tidak tau malu, di mana pagi buta sekali sudah mengetuk pintu apartemen seseorang yang tentunya butuh istirahat banyak, apalagi dengan luka lebam di wajahnya yang masih terlihat jelas.
"Lagi-lagi album ini."
Baekhyun menghela napas gusar. Ini sudah ke sekian kalinya Jessica memberikan album foto padanya untuk ditelusuri, namun sebanyak apapun ia mencoba tetap saja hasilnya nihil. Foto-foto di dalam album itu tetap saja hanya sebuah kenangan tanpa makna berarti untuk memecahkan kasus gila yang bahkan kepolisian sudah tidak akan peduli lagi.
"Aku tidak punya harapan lain selalin album ini." Jessica melirik ke arah Baekhyun. "Ngomong-ngomong wajahmu kenapa? Bertengkar?"
Baekhyun mengusap pelan pipinya yang terlihat membiru sembari membuka lembaran demi lembaran album foto. "Begitulah, namanya juga pria."
Jessica terkekeh. "Ah aku jadi ingat, dulu Taeyeon juga sering memukuli pria yang menggangguku atau teman-teman lainnya."
Pergerakan Baekhyun terhenti ketika mendengar ucapan Jessica, matanya beralih pada Jessica dengan cepat. "Kau mengingatnya? Aku kira ingatanmu terhapus."
"Tentu saja aku ingat saat itu, hanya sebagian kecil yang sulit ku ingat."
"Kau yakin mereka meninggal?"
Jessica menghela napas dalam, merasa tak senang dengan topik pembicaraan yang dibuka Baekhyun. "Aku selalu yakin kalau mereka masih hidup, entah di mana pun mereka berada."
"Jadi maksudmu tubuh mereka tak ada?" tanya Baekhyun dengan kening berkerut.
"Bisa dibilang begitu." Jessica menumpu dagunya. "Kemarin aku datang ke kantor polisi untuk melihat kembali kasusnya dan mereka bilang di TKP tidak ada satu pun tubuh yang ditemukan."
"Benarkah? Lalu bagaimana?"
"Aku melihat foto-fotonya dan tak ada tubuh siapapun, hanya darah yang begitu banyak hingga membuatku mual."
Baekhyun menutup mulutnya tak percaya. "Lalu apa yang polisi lakukan? Bukankah mereka harusnya mencari?"
"Sudah, bahkan sampai satu minggu dan hasilnya nihil. Semua barang dan darah yang adapun hanya terdapat DNA teman-temanku, tidak ada yang lain."
"Apa tidak ada saksi atau siapapun yang dapat ditanyakan?"
Jessica menghela napas mendengarnya. "Kau tau kan polisi bekerja dengan bukti, tapi tak ada bukti kuat, sehingga ketujuh temanku dianggap pergi melarikan diri."
"Dengan meninggalkan darah-darah itu? Siapa orang gila yang akan melakukan cara itu."
"Itu lah mengapa aku berusaha mencari yang sebenarnya, ini terlalu tidak masuk akal."
"Bagaimana jika itu penculikan?" Baekhyun menjentikkan jarinya.
Jessica menggeleng lemah. "Barang-barang mereka ikut menghilang, sehingga tidak ada bukti kuat untuk kasus penculikan."
"Aku tak tau kasusnya serumit ini."
Baekhyun mengacak surainya. Tidak heran ia selalu melihat wajah putus asa dari Jessica karena memang masalah ini begitu terasa rumit, karena tidak hanya satu, tapi tujuh orang yang menghilang entah kenapa dan secara tiba-tiba menjadi hantu.
"Tapi kau pernah bilang bahwa ada yang mengatakan bahwa hanya Taeyeon yang masih bernapas, bukankah itu artinya tubuh Taeyeon ada?" tanya Baekhyun yang membuat Jessica terdiam membeku.
"Kau benar." Jessica balas menatap Baekhyun. "Namun bukan polisi yang mengatakannya."
"Siapa?" Baekhyun mendekatkan dirinya pada Jessica. "Dia pasti tau sesuatu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Ghost! ✔
Fanfiction[COMPLETE] Karena pertengkarannya dengan sang ayah, membuat Baekhyun harus pergi dari rumah dan pindah ke sebuah kamar apartemen yang 'katanya' angker. Namun Baekhyun yang tak percaya akan hal supranatural memilih menetap tanpa tahu bahwa di sana te...