Baekhyun mengerang kesal. Ia membanting berkas-berkas di tangannya dengan kencang hingga membuat Jongdae dan Krystalㅡyang ikut membantu Baekhyun dan Jongdae hari ini di kantorㅡmengusap dadanya kaget. Baekhyun yang emosi begitu membuat mereka cukup takut karena tatapannya menjadi berbeda. Seperti ... serigala yang sedang kelaparan mungkin?
"Benar-benar artis tak tahu diri! Memang dia pikir kita tak mampu membayarnya mahal? Jika bukan karena kita telah menjajikan artis itu pada produksi film, aku tak akan sudi memohon padanya secara pribadi."
Mungkin ini adalah kalimat terpanjang yang Baekhyun keluarkan setelah sekian lama kembali menjadi pendingin ruangan versi manusia, membuat Jongdae dan Krystal yang melihatnya hanya dapat menghela napas lelah. Sejujurnya gerutuan Baekhyun benar-benar membuat Jongdae pusing, tahu begini ia pasti akan lebih memilih Baekhyun terus rehat saja atau ia saja sekalian yang rehat.
"Meski aku sendiri belum pernah melihatnya, tetapi kau pasti tahu kalau Erica Kim kan artis yang sedang naik daun. Kalau kata perusahaan sebelah, mengajaknya bekerja sama itu seperti ingin mengambil sebuah permata yang dijaga banyak ikan piranha," jelas Krystal santai sembari memainkan kuku cantiknya.
Baekhyun berdecih. "Memang secantik apa Erica Kim itu? Aku bahkan yakin seratus persen kalau wajahnya hanya hasil operasi dan kariernya pun hanya karena dorongan agensi besarnya."
"Kau akan menyesal setelah melihatnya nanti." Jongdae memperingati Baekhyun, "Erica Kim itu benar-benar cantik tauk."
Plak
Sebuah jitakan dengan otomatis mendarat di kepala Jongdae yang pelakunya tak lain dan tak bukan adalah sang tunangan yang akan segera ia nikahi dalam beberapa minggu lagi. Membuatnya harus mengaduh kesakitan karena sang tunangan yang tingkat cemburunya sudah melebihi tinggi sutet di dekat kantor mereka.
"Berani sekali memuji wanita lain di depanku."
Aura dingin yang dikeluarkan Krystal membuat Jongdae menciut seketika, marahnya Krystal akan beribu kali lebih seram dibanding Baekhyun. Bahkan jika mau Krystal bisa saja mendorongnya dari atas balkon jika sedang kesal, untung saja Krystal mencintanya jika tidak Jongdae kini mungkin hanya tinggal nama saja.
Baekhyun mendengus mendengar pertengkaran pasangan di dekatnya itu. "Sekarang mana artis itu? Katanya akan datang jam sepuluh, sedangkan sekarang saja sudah jam sepuluh lebih lima menit."
Baekhyun menatap jam tangannya kesal, lalu mendudukkan dirinya di kursi dengan menghadap ke belakang, di mana ia dapat melihat ramainya perkotaan dari dinding kaca yang trasparan. Jujur saja, Baekhyun menyukai itu, terutama saat malam hari karena dapat menenangkan perasaannya dari hari-hari penat layaknya hari ini.
Jongdae menghela napas, "Ini bahkan belum lewat sepuluh menit, bung."
"Kalau dia datang pun, memang kau mau melakukan apa?" tanya Krystal sembari mendudukkan dirinya di sofa, ia lebih memilih menyalakan tv dan menonton drama pagi dibanding menonton aksi marah Byun Baekhyun. Menurutnya itu membuang-buang waktu, meskipun ia juga suka marah-marah layaknya Baekhyun.
"Aku akan memarahinya sampai menangis," tekad Baekhyun dengan tangan terkepal.
"Awas malah jatuh cinta padanya." Jongdae mencibir sembari membaca majalah harian yang selalu ada di dalam ruangan Baekhyun.
"Tidak mungkin, aku tak sedang tak mau jatuh cinta."
Krystal merotasikan bola matanya, "Mau sampai kapan? Ini sudah lewat setahun, sudah waktunya kau melupakan dan kembali berjalan."
"Kau tidak mengerti, perasaan itu sangat sulit hilang."
Wajah Baekhyun memuram, matanya menatap kosong ke hamparan langit yang begitu cerah. Memorinya jadi teringat pada saat-saat di mana ia selalu ditemani oleh seorang hantu perempuan yang sangat mengganggu hingga sampai ke titik di mana ia sangat mencintainya.
Namun sekali lagi, takdir berkata berbeda.
Tok tok tok
"Oh sepertinya mereka sudah datang."
Krystal dengan semangat mematikan televisi dan berjalan untuk membukakan pintu untuk tamu mereka. Berbeda dengan Jongdae yang langsung menyambut hangat, Krystal malah terdiam sesaat menatap sang tamu lalu beralih menatap Baekhyun yang masih terdiam di tempatnya, membelakangi mereka seakan sama sekali tak tertarik pada siapapun itu yang datang.
"Apa Tuan Byun sedang tak mau diganggu?" tanya seorang pria yang mendampingi sang artis.
"Ah tidak, dia sedang melamun sepertinya." Jongdae tersenyum ramah, mencoba sesopan mungkin pada tamunya.
"Biarkan aku mengobrol berdua dengan Erica Kim."
Suara Baekhyun menginterupsi pembicaraan mereka. Gadis yang disebut dengan tenang memberi kode dengan tangannya meminta Krystal, Jongdae, dan sang manajer untuk meninggalkannya sendiri dengan Baekhyun. Meski pada awalnya diberi tatapan ragu, namun karena kepercayaan diri gadis itu yang tinggi maka mereka semua sepakat meninggalkan Baekhyun dengan tamu kehormatan yang rela datang dibalik jadwal padatnya.
Lewat sekian detik, Baekhyun dapat mendengar suara heels yang bergantian hingga kursi yang diduduki, tanda bahwa tamunya telah siap untuk berbicara dengannya meski tanpa ucapan apapun.
"Bukankah kau sudah menandatangani kontrak untuk bekerja dengan produser film itu? Kenapa tiba-tiba membatalkannya?"
Baekhyun memulai interupsinya, namun tetap dalam posisi sama membelakangi tamunya, tak ada niat untuk mencoba saling bertatap muka sama sekali. Karena Baekhyun sedang kesal pada artis yang hampir membuat perusahaannya tercemar karena tidak profesional. Ia hanya tak mau jika tiba-tiba melampiaskan emosinya pada seorang perempuan.
"Bukankah seharusnya kau menatap lawan bicaramu, Tuan Byun?"
Baekhyun terdiam mendengar suara lawan bicaranya yang terasa tak asing. Rasa penasarannya membuncah hingga ia memilih memutar kursinya sehingga kini Baekhyun dapat melihat dengan jelas siapa lawan bicaranya. Di saat seperti ini, Baekhyun merasa jelas waktu terhenti begitu saja dengan pandangan yang tak lepas juga dari gadis di hadapannya yang sangat sulit ia jelaskan.
"Kau..."
Gadis bernama Erica Kim itu menumpukan dagunya di meja agar lebih dekat dengan Baekhyun, memberikan tatapan menggodanya yang berhasil membuat jutaan orang langsung jatuh cinta padanya.
"Kalau kau memang memaksa, baiklah aku akan menyetujui kerja sama dengan produksi film itu. Tapi imbalannya..."ㅡErica memiringkan kepalanya seakan tengah memikirkan sesuatu yang menarik di otaknyaㅡ"Nomor teleponmu atau password apartemenmu?"
Baekhyun masih terpaku pada tempatnya, semua kata-kata makiannya yang telah ia siapkan kini tertelan kembali ke dalam tenggorokannya. Suaranya seakan terhilang digantikan dengan matanya hanya dapat terpaku ke satu hal, Baekhyun benar-benar merasa telah terkunci oleh tatapan mata gadis di hadapannya itu.
"Ah ngomong-ngomong..."
Erica menatap Baekhyun dengan mata kucingnya, lalu menaikkan satu alisnya menggoda.
"Kau seksi juga, Tuan Byun."
|Epilog Fin|
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Ghost! ✔
Fanfiction[COMPLETE] Karena pertengkarannya dengan sang ayah, membuat Baekhyun harus pergi dari rumah dan pindah ke sebuah kamar apartemen yang 'katanya' angker. Namun Baekhyun yang tak percaya akan hal supranatural memilih menetap tanpa tahu bahwa di sana te...