Suara bel yang nyaring di pagi hari membuat Baekhyun dengan malas harus bangkit dari tempat tidurnya dan mau tidak mau juga harus bertemu dengan tamu yang entah siapa di luar sana. Padahal Baekhyun sedang melaksanakan cutinya, tapi tetap saja ada hal yang mengganggunya di pagi hari yang lebih cocok untuk dipakai tidur di balik selimut hangat.
"Menganggu saja," gerutu Baekhyun disertai dengan kegiatan menguapnya yang sedari tadi belum selesai-selesai.
Tangannya yang masih dilapis dengan sweater tosca meraih pintu dan membukanya tanpa terlebih dulu melihat siapa tamu di luar lewat intercom. Saat membuka pintu dan melihat langsung siapa sang tamu, Baekhyun dengan reflek kembali menutup pintu. Namun masih sempat ditahan oleh sang tamu sehingga Baekhyun mau tidak mau harus tetap membuka pintu apartemennya.
"Bagaimana kau tau aku di sini?" dingin Baekhyun tanpa berniat menatap sang lawan bicara.
"Aku hanya ingin melihat bagaimana keadaan putraku."
Baekhyun menengok ke kiri dan kanannya. "Putramu yang mana?"
"Tentu saja kau Baekhyun."
Baekhyun tersenyum kecut. Memorinya kembali ke beberapa bulan lalu ketika ia bertengkar dengan pria di hadapannya yang telah lama tak ia panggil ayah. Ketika ia memilih untuk pergi dari rumah yang telah memberikan banyak kenangan untuknya dan keluarga bahagianya, tapi itu dulu sebelum sang ayah memilih menikah lagi dengan wanita yang tak ia sukai.
"Aku pikir kau sudah tak mengakuiku sebagai anak."
Baek Ho menghembuskan napas. "Aku minta maaf atas ucapan dan perbuatanku yang menyakiti perasaanmu, tapi perang dingin seperti ini tak akan menyelesaikan semuanya."
"Lalu apa yang ayah inginkan?" Baekhyun menatap Baek Ho dingin.
"Kembali ke rumah Baekhyun-ah. Semuanya pasti masih bisa dirubah."
"Dengan ibu dan adik tiri itu? Aku tak akan pernah kembali."
Baek Ho menggeleng. "Aku sadar dengan semua perlakuan jahat mereka, termasuk tentang Jiyoon yang meracuni ibumu. Kami sedang mengurus perceraian."
"Ayah seharusnya menjebloskan mereka ke penjara."
"Jiyoon masih memiliki Naeun sebagai tanggungjawabnya. Aku pikir Yoojin ibumu juga akan melakukan hal yang sama jika jadi aku."
Baekhyun berdecih. "Wah sangat mulia."
Keheningan kembali ada di antara mereka. Masih berada di ambang pintu apartemen Baekhyun tanpa ada yang berbicara lebih dulu. Hingga Baek Ho berdeham untuk mencairkan suasana canggung di antara mereka.
"Mau berjalan-jalan keluar? Aku dengar daerah ini memiliki pemandangan yang bagus."
Baekhyun mendengus dan berencana menolak ajakan sang ayah. Namun sebuah suara dari samping telinganya membuat perkataan Baekhyun kembali tertelan begitu saja.
"Terima ajakan ayahmu, aku juga ingin lebih dekat dengan calon mertua."
Tanpa melihat pun Baekhyun tau bahwa itu Taeyeon, gadis itu memang paling bersemangat untuk membuatnya kembali berbaikan dengan sang ayah. Tentu saja karena ini keinginan Taeyeon, Baekhyun mengangguk setuju.
"Baiklah, aku akan mengambil jaket sebentar."
°°°
"Jadi bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?"
Baek Ho membuka percakapan di antaranya dengan Baekhyun. Kini mereka berdua tengah berjalan-jalan di area sekitar apartemen. Ditemani dengan sejuknya angin pagi dan beberapa orang yang berlalu lalang untuk memulai aktifitas paginya, entah itu bekerja untuk orang dewasa atau bersekolah untuk para anak-anak hingga remaja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Ghost! ✔
Fanfiction[COMPLETE] Karena pertengkarannya dengan sang ayah, membuat Baekhyun harus pergi dari rumah dan pindah ke sebuah kamar apartemen yang 'katanya' angker. Namun Baekhyun yang tak percaya akan hal supranatural memilih menetap tanpa tahu bahwa di sana te...