Tinggal beberapa chapter lagi tamat nih :"
***
Dor!
Tiffany reflek memejamkan matanya ketika mendengar suara pistol yang begitu nyaring di telinganya. Mata sabitnya kembali terbuka ketika ia tak merasakan apapun di tubuhnya bahkan setelah suara pistol itu tak terdengar lagi. Namun saat melihat apa yang terjadi di hadapannya, mata sabitnya kini membulat sempurna.
"Luhan-ah?!" Tiffany berteriak terkejut ketika melihat Luhan tengah terkapar di hadapannya dengan darah yang begitu banyak mengalir dari dadanya. Tubuhnya merosot ke bawah melihat bagaimana Luhan tengah meremas dadanya dengan tubuh yang semakin melemah.
"Fany-ah... tolong akui semuanya." Luhan mencoba berbicara dengan sekuat tenaganya, ia sedikit tebatuk dan mengakibatkan darah keluar dari mulutnya.
Tiffany mengusap wajah Luhan dengan tangannya yang bergetar hebat. "Kenapa kau melakukannya? Dasar bodoh."
"A-aku baik-baik saja.. teruslah hidup." Luhan menggenggam tangan Tiffany yang telah terkena darahnya. "Minta maaflah... pada teman-temanmu."
Hanya setelah sepenggal kalimat itu, Luhan menutup matanya secara perlahan. Mencoba untuk menahan rasa sakitnya yang tak kunjung henti. Changwook yang melihat itu segera memanggil petugas medis yang berjaga di bawah untuk segera menyusul ke rooftop, ia ditahan oleh aparat keamanan ketika akan mendekati tubuh Luhan agar tidak terjadi perlawanan dari Tiffany yang tidak diinginkan.
"Tiffany kau benar-benar sudah gila!" jerit Jessica dengan mulut tertutup karena tak kuasa melihat Luhan yang bersimbah darah saat ini, demi apapun kini tubuhnya terasa begitu lemah karena melihat semua ini.
Tiffany tak membalas apapun dan masih diam di tempatnya. Ia juga masih begitu shock dengan semua yang terjadi pada Luhan. Namun sebelum ia dapat bergerak, aparat keamanan telah lebih dulu menangkapnya, tangannya kini diborgol dan siap untuk dibawa ke kantor polisi, meski dengan bercak darah yang masih begitu segar tertempel di pakaian dan tangannya. Sedangkan Luhan segera di angkat oleh tenaga medis untuk segera diselamatkan sebelum terlambat karena tembakan yang ia dapatkan tepat di area dadanya.
Di sisi lainnya, Baekhyun masih terduduk karena tubuhnya yang terasa melemah, ia menatap ke sekelilingnya mencoba mencari Taeyeon dan berbisik, "Meskipun aku tak melihatmu, aku tahu kau yang menyelamatkanku. Terimakasih, Taeyeon-ah."
Tanpa disadari Baekhyun, di hadapannya Taeyeon mengangguk dengan perasaan sedih. Anggota tubuhnya kini terasa mulai berkedip aneh sama seperti yang terjadi dengan Baekhyun tempo hari, ia menatap teman-temannya yang juga terkejut dengan apa yang terjadi dengan mereka karena mendapati hal yang sama dengan Taeyeon.
"Unnie, kenapa tubuh kita seperti ini?" Yoona menatap tubuhnya panik, namun Taeyeon hanya diam tak menjawab.
Seohyun menghampiri Taeyeon dan mengguncang bahunya. "Apa kita akan menghilang?"
"Sepertinya.."
Belum selesai bicara Taeyeon, mereka semua sedikit demi sedikit menghilang secara bersamaan menjadi kepulan asap tanpa disadari oleh siapapun di sana. Semuanya hanya menyisakan kepulan asap dingin yang bersatu dengan malam yang penuh tragedi ini.
"Baekhyun-ah, apa kau baik-baik saja?" Changwook diikuti Jessica menghampiri Baekhyun yang masih terduduk di lantai.
"Kau harus segera kembali ke rumah sakit, kalau tidak kondisimu pasti akan semakin parah," ucap Jessica. Ia memanggil beberapa tenaga medis yang tersisa untuk membantu membopong Baekhyun ke mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Ghost! ✔
Fiksi Penggemar[COMPLETE] Karena pertengkarannya dengan sang ayah, membuat Baekhyun harus pergi dari rumah dan pindah ke sebuah kamar apartemen yang 'katanya' angker. Namun Baekhyun yang tak percaya akan hal supranatural memilih menetap tanpa tahu bahwa di sana te...