38 - Irony

1.5K 230 29
                                    

Maaf ya baru update lagi, lagi disibukin sama PKL soalnya

Selamat membaca~

👻👻👻

Baekhyun menutup buku harian milik Taeyeon dan menatap manik gadis di hadapannya. "Bagaimana bisa semuanya terjadi begitu cepat hanya dalam jarak lima bulan?"

Taeyeon menggeleng, ia juga sama tak mengerti seperti Baekhyun. Semua ingatan-ingatannya mulai muncul layaknya puzzle yang mulai menemukan tempatnya satu per satu. Semakil lama semakin banyak ingatannya bermunculan, membuat dirinya sendiri semakin bingung dalam mencerna apa yang sebenarnya terjadi selama ini pada dirinya.

"Aku mulai lelah memikirkan semuanya." Taeyeon menghela napas berat. "Aku hanya ingin Tiffany cepat ditemukan dan semuanya selesai."

Baekhyun hanya terdiam, dalam hatinya ia sedikit kecewa dengan ucapan Taeyeon. Itu artinya sama saja Taeyeon ingin cepat segera pergi dari sini dan secara otomatis akan meninggalkannya sendirian, tapi Baekhyun juga mengingat bagaimana penderitaan yang telah Taeyeon terima selama ini, ia juga tak boleh egois. Mulai sekarang ia memang harus menerima kenyataan.

Bahwa dirinya memang sudah berbeda dunia dengan Taeyeon.

"Aku juga berharap begitu, Taengie."

Taeyeon menoleh cepat pada Baekhyun. "Apa? Apa aku tidak salah dengar dengan apa yang kau ucapkan tadi?"

"Apa? Aku tidak bicara apa-apa." Baekhyun membuang muka mencoba mengelak.

"Eyy kau jelas-jelas memberiku panggilan sayang tadi, Baekoong."

"Terserah, dasar hantu percaya diri."

Baekhyun berdiri dan menyimpan kembali buku harian Taeyeon di meja kerjanya, lalu berlalu menuju ruang tengah meninggalkan Taeyeon yang kini mengekorinya hingga ruang tengah. Taeyeon dengan tanpa permisi menyenderkan kepalanya ke dada Baekhyun yang tengah duduk bersandar pada sofa. Gadis itu menyamankan duduknya dan menengadahkan kepalanya untuk menatap Baekhyun dengan lebih leluasan. Taeyeon menyukai saat-saat ini, karena ini adalah saat di mana ia merasa lebih tenang dan bisa melupakan sedikit masalahnya, jujur saja meski ia begitu genit pada pria-pria tampan di luar sana, hatinya tetap merasa lebih nyaman terhadap Baekhyun. Bahkan meski ia telah menjadi seorang hantu, Taeyeon tetap dapat merasakan debaran kencang di hatinya. Mungkinkah itu sebuah debaran ghaib? Taeyeon juga tak tahu.

"Sudah bersendernya? Kau berat," ucap Baekhyun, meski tentu saja itu adalah sebuah kebohongan. Baekhyun juga merasa nyaman dengan posisinya saat ini.

"Aku masih ingin menyewanya sampai beberapa jam ke depan."

"Menyewa?" Baekhyun menaikkan salah satu alisnya. "Kalau begitu kau harus membayarku."

"Ish mana bisa begitu, aku hantu miskin, rumah saja menumpang padamu." Taeyeon mencebikkan bibirnya lucu.

Baekhyun balas menatap Taeyeon, cukup lama, bahkan dapat membuat Taeyeon berdeham malu. "Kenapa?"

"Boleh tidak aku egois dan menginginkanmu untuk lebih lama di sini?" tanya Baekhyun yang membuat Taeyeon terdiam sebentar.

"Tentu saja boleh." Taeyeon mengalihkan tatapannya entah ke mana. "Jujur saja aku juga ingin lebih lama di sini bersamamu. Tapi jika itu terjadi, sama saja halnya dengan kau memintaku merasakan semua kesakitan ini lebih lama."

Oh My Ghost! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang