"Yeri-ah.. Hey.. Bangun.." Jeongguk mencubit pipi Yeri berkali-kali, bermaksud membangunkan Yeri yang perlahan memejamkan mata, gadis itu tertidur.
"Hey.. Sayang ayo bangun. Kau harus mencuci wajahmu dulu. Kau juga harus berganti pakaian. Pasti tidak nyaman sekali masih memakai pakaian seperti ini." ujar Jeongguk yang hanya ditanggapi erangan malas dari Yeri.
Jeongguk tertawa geli. Sebenarnya ia sendiri juga tidak tega jika haru membangunkan Yeri. Tapi mau bagaimana lagi?
"Ayo bangun..." Jeongguk menarik Yeri hingga terduduk. Gadis itu masih memejamkan matanya dan menguap lebar-lebar. Sungguh, sisi lain dari seorang Kim Yeri yang tidak bisa kita temui saat kamera mulai menyala.
Dalam hati Jeongguk tersenyum lega, ia termasuk orang yang dapat menikmati pemandangan seperti ini. Yeri-nya yang lucu ketika sedang mengantuk, Yeri-nya yang kesal saat ia dibangunkan dari tidurnya, dan Yeri-nya yang selalu terlihat cantik meskipun saat ini sedang menguap lebar dan menggaruk rambutnya asal saat bangun tidur. Ia suka semuanya. Dalam hati lelaki itu selalu berdoa agar ia terus diberi kesempatan untuk melihat Yeri seperti ini di setiap harinya, di sepanjang hidupnya ia hanya ingin gadis itu yang mendampinginya.
Jeongguk mencubit bibir Yeri yang kini sedang mengerucut kesal. Lelaki itu kemudian mencuri satu kecupan singkat disana.
"Ayo, aku akan mencucikan wajahmu." dengan masih terus memejamkan mata, Yeri harus pasrah saat Jeongguk menariknya menuju kamar mandi.
"Oppa tunggu!" Yeri menghentikan langkahnya. Mendadak ia langsung sadar sepenuhnya dari tidurnya.
"Aku tidak bisa mencuci wajahku. Aku lupa membawa sabun yang biasa aku pakai." ujarnya pada Jeongguk.
"Coba lihat disana.." Jeongguk memutar tubuh Yeri menghadap kearah cermin besar dengan meja didepannya yang dipenuhi beberapa botol sabun dengan merk yang biasa Yeri pakai.
Yeri mengedip berkali-kali, terdiam tanpa suara. Gadis itu terlampau terkejut sekarang. Bagaimana caranya Jeongguk bisa menyiapkan semua ini? Bagaimana Jeongguk-nya yang berkepribadian cuek sampai tahu merk sabun wajah apa yang biasa ia pakai?
Yeri tersenyum. Lelaki itu selalu saja berhasil membuat perasaannya membumbung tinggi dengan cara-caranya yang ajaib.
Yeri mendongak, menatap tepat pada manik mata Jeongguk yang kini balas menatapnya. Keduanya saling beradu pandang dan saling melemparkan senyum untuk beberapa saat. Tanpa berkata apapun. Hanya senyuman dan tatapan mata yang mampu menerjemahkan bagaimana besarnya rasa cinta mereka untuk satu sama lain.
"Kau menyiapkan semuanya?" tanya Yeri. Jeongguk mengangguk kecil.
"Sebenarnya tidak sepenuhnya sih. Mingyu banyak membantuku.." jawab Jeongguk yang langsung membuat Yeri mencibir.
"Kenapa kau terus saja merepotkan Mingyu oppa? Aku jadi tidak enak jika bertemu dengannya nanti." sanggahnya.
"Yeri-ah? Aku hanya menanyakan dimana aku bisa membeli merk-merk itu. Lalu dia menawari agar aku menitip saja padanya karena ia juga akan membelinya. Jadi aku tidak merepotkan siapapun. Mengerti?"
Jeongguk mengecup singkat bibir Yeri, kemudian ia mendorong Yeri untuk menuju wastafel. Memasangkan bandana masker di rambut Yeri dengan telaten.
"Baik, kita mulai darimana? Kau biasanya pakai yang mana dulu?" Yeri mengulum senyumnya sambil menunjuk salah satu botol.
Jeongguk mengangguk. Ia bergerak menyalakan air, kemudian membasuh tiap sisi wajah Yeri dengan lembut. Menuangkan setetes sabun di telapak tangannya kemudian mengusapkannya di wajah Yeri dengan telaten, seperti sedang memandikan seorang bayi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (Jungri)
Fanfiction"Ketika aku memutuskan untuk menerimamu kembali, aku sudah menegaskan pada diriku sendiri untuk tidak membiarkan diriku tersakiti lagi. Dan ketika kau memutuskan untuk kembali padaku, itu artinya kau sudah merelakan dirimu untuk terjebak disini, ber...