Jeon Jeongguk sedang dalam mode kesal.
Setidaknya itu yang dapat disimpulkan Yeri ketika ia bertemu lelaki hari ini. Mereka berada dalam satu acara penghargaan yang sama, dan ketika Yeri berpapasan dengan Jeongguk, lelaki itu hanya menatapnya datar bahkan tidak membalas sapaannya.
Tentu saja, lelaki itu masih kesal padanya karena ia tidak datang untuk mendukung penampilannya di acara musik. Saat itu, Yeri benar-benar tidak bisa kesana karena tidak diperbolehkan oleh Irene dan juga managernya. Yeri bahkan sudah berusaha negosiasi dengan mereka, tapi tetap saja tidak bisa. Yeri tetap berakhir dengan hanya diam di dorm dan tidak boleh kemana-mana.
Jeongguk kesal tentu saja, lelaki itu bahkan memaksa untuk menghubungi Irene tapi Yeri melarangnya, ia tidak mau masalah ini diperpanjang. Pada akhirnya, ia hanya bisa membujuk Jeongguk untuk mengerti keadaannya.
Jeongguk menurut dengan terpaksa, tapi buntutnya lelaki itu akan mendiamkannya. Tidak benar-benar mengacuhkan Yeri sebenarnya, tapi hanya membalas pesan Yeri dengan kalimat singkat, tidak menelpon seharian, dan melengos saat mereka berpapasan seperti ini.
Yeri yang baru saja kembali dari toilet berpapasan dengan Jeongguk yang kebetulan juga akan menuju ke arah sana.
"Anyeonghaseyo.." Yeri membungkuk hormat pada Jeongguk.
"Jangan menyapaku!" Ujar Jeongguk sambil menipiskan bibirnya geram.
Yeri terkekeh geli. "Maafkan aku sunbaenim.."
"Tidak dimaafkan.."
Jika tidak ingat ini adalah tempat umum yang siapa saja bisa berlalu lalang disini, mungkin saja Yeri sudah mencium lelaki itu dengan gemas. Demi apapun, kekasihnya itu sangat lucu jika dalam mode merajuk seperti ini.
Yeri yakin, Jeongguk tidak benar-benar marah padanya. Hanya saja lelaki itu sedikit kecewa dengan keadaan, Yeri mencoba memahami itu.
"Aku akan sangat sedih sekali.." ucap Yeri sambil memegang dadanya, mulai berakting sedih. "..bukankah sunbaenim bilang kalau sunbaenim membenci air mataku?" Yeri sedikit mendekatkan wajahnya pada Jeongguk dan memasang wajah sedih.
Jeongguk menghela napas panjang, lelaki itu bersusah payah menyembunyikan senyum gemasnya.
"Ahh.. Sialan..." gerutunya sambil menatap Yeri dengan berkacak pinggang.
"Sunbanenim jangan marah lagi ya.." Yeri mempraktekkan jurus aegyo nya yang tentu saja membuat jantung Jeongguk seketika berdegup kencang.
"Jangan memasang wajah seperti itu. Tidak akan berhasil. Aku masih kesal denganmu." Walaupun sebenarnya ia sudah tidak tahan lagi dengan keimutan kekasihnya, Jeongguk masih gengsi dan masih mempertahankan mode galaknya.
"Ah benarkah?" Yeri semakin mendekatkan wajahnya, menggoda Jeongguk yang saat ini terlihat sedikit gugup saat jarak wajah mereka semakin berdekatan.
"Jangan menggodaku...." Jeongguk mendorong wajah Yeri mundur.
Yeri tersentak saat merasakan telapak tangan Jeongguk mencengkeram wajahnya dan mendorongnya mundur.
"Ya!!" Tanpa sadar ia sedikit berteriak.
Jeongguk berjengit kaget, dan buru-buru mengecek kanan-kiri untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang mendengar teriakan Yeri.
"Kau ini benar-benar-mmmphhh" ucapan Yeri seketika terhenti karena Jeongguk dengan cepat membekap mulutnya dan menyeretnya untuk bersembunyi di balik pilar panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (Jungri)
Fanfiction"Ketika aku memutuskan untuk menerimamu kembali, aku sudah menegaskan pada diriku sendiri untuk tidak membiarkan diriku tersakiti lagi. Dan ketika kau memutuskan untuk kembali padaku, itu artinya kau sudah merelakan dirimu untuk terjebak disini, ber...