70. See You 💜

4.6K 459 38
                                    

"Kau ini benar-benar ya..."

Jeongguk menyeringai kecil sembari ke arah Yeri yang baru saja memasuki apartemennya dengan wajah bersungut kesal.

Bagaimana tidak? Lelaki itu dengan seenaknya memaksa Yeri untuk menemuinya sebelum keberangkatannya ke Amerika di saat Yeri saat ini sedang sibuk dengan jadwalnya.

Berkat kelihaian Jeongguk melobi, lelaki itu akhirnya berhasil membujuk Irene agar mengizinkan Yeri untuk menemuinya sebentar. Tidak mudah tentu saja, perlu berdebat alot dengan gadis itu sampai akhirnya Yeri berhasil sampai kesini.

"Hey, tidak usah mengomel seperti itu. Memangnya kau tidak ingin menemuiku?" Ucap Jeongguk sambil menyeringai geli. Lelaki itu kemudian menghampiri Yeri dan menarik tubuh kecil kekasihnya itu dalam pelukan.

Yeri mendengus bosan, gadis itu melepas pelukannya dan berjalan menuju dapur untuk mengambil air mineral serta beberapa camilan.

"Aku harus kembali sebelum pukul 7." Ucap Yeri sebelum mencium sekilas pipi Jeongguk. Ia kemudian meletakkan minuman serta camilannya di atas meja.

"Iya aku tahu. Irene noona sudah mengatakan hal itu berkali-kali." Jeongguk mengecup sekilas pundak Yeri sebelum menyandarkan kepalanya di sana. "...sampai kupingku panas.." sambung Jeongguk sambil tertawa pelan.

Yeri mendesah panjang, ia mengusap lembut kepala Jeongguk yang kini bersandar penuh di atas bahunya. "Berapa lama kau akan disana?" Tanya Yeri.

"Kurang lebih satu bulan, seperti yang sebelum-sebelumnya."

"Jaga diri baik-baik disana.."

Jeongguk mengangguk lesu, ia kemudian menarik kepalanya dari pundak Yeri dan beralih menyandarkannya di atas paha gadis itu.

"Kau juga..." ucap Jeongguk, ia meraih jemari Yeri dan mengecupnya.

Yeri tersenyum lembut, ia membalas genggaman Jeongguk sembari menatap lelaki itu dalam.

"Melihatmu sukses disana terkadang membuatku merasa minder.." ucap Yeri.

Jeongguk mengernyit. "Kenapa?" Tanyanya.

"Ya.. Kau benar-benar terlihat keren disana. Terlihat jauh dan terasa tidak mungkin ku raih. Terkadang saat kita bersama seperti ini, aku merasa seperti mimpi. Memilikimu sebagai kekasihku rasanya seperti tidak nyata.."

Jeongguk tertawa pelan. "Lalu yang bersama denganmu sekarang ini halusinasi?"

Yeri tersenyum tipis kemudian menggeleng.

Jeongguk menatapnya lembut, dengan satu jemarinya yang masih menggenggam erat jemari Yeri. Dengan pelan lelaki itu berkata, "Aku tidak suka melihatmu merasa kecil seperti itu. Aku yang sekarang bukan apa-apa jika aku tidak bertemu denganmu, kau yang membuatku selalu merasa lebih baik dan lebih bersemangat untuk melakukan pekerjaanku. Aku menyayangimu Yerim, dan tidak ada yang lebih pantas mendampingiku jika itu bukan dirimu."

"Kau terlalu tampan..."

"Kau juga terlalu cantik.. Jadi apa bedanya?" Sergah Jeongguk.

"Apa aku secantik itu?" Tanya Yeri sambil tersenyum geli, gadis itu dengan jahilnya mengibaskan rambut panjangnya dan memasang ekspresi menggoda.

Jeongguk tertawa. "Iya... Cantik sekali, memangnya tidak sadar?"

Yeri menggeleng kecil dengan masih tersenyum geli.

Jeongguk mendecak sebal, ia kemudian bangkit dan merubah posisinya menjadi menghadap Yeri.

Dengan lembut di usapnya kedua pipi Yeri sembari menatap gadis itu dalam. "Kau terlalu cantik, sampai-sampai banyak sekali lelaki yang terang-terangan memandangimu dengan binar tertarik."

Mine (Jungri) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang