33. So, Good Bye..

3.3K 296 3
                                    

Pandangan Yeri sesekali melirik ke arah ice Americano dan sepotong cheese cake yang tertata rapi di atas meja cafetaria kantor manajemennya. Gadis itu menghela napas sembari melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Matanya terus mengamati pintu masuk cafetaria, menunggu sosok yang ia harapkan kehadirannya untuk saat ini. Tepat saat itu terlihat Jaehyun berjalan masuk dari sana. Lelaki itu masih tampan seperti biasa, dengan hanya memakai kaus putih dan juga celana training, lelaki itu masih terlihat tetap menawan meskipun rambutnya terlihat berantakan dan matanya yang terlihat sendu.

Jaehyun pun menarik kursi kosong di depan Yeri, kemudian duduk disana. Ia tersenyum tipis, terlihat memaksa. Lelaki itu seakan tahu kalimat apa yang akan diucapkan gadis ini. Dan semoga ia siap mendengarnya. Ia sudah memikirkan ini semalaman dan semoga ia bisa menerima apapun keputusan gadis ini. Rasanya ia ingin sekali berhambur memeluk gadis itu karena ia tahu pasti gadis itu tengah merasakan hancur sekarang. Tapi lagi-lagi, batinnya berteriak menyerukan bahwa ia harus tahu diri.

"Jaehyun oppa.." panggil Yeri. "Kau pasti tahu apa yang ingin kubicarakan hari ini.."

"Iya.." Jaehyun menelan ludah.

"Aku.. salah. Harusnya aku tidak membiarkannya sampai sejauh ini."

Jaehyun tertawa sinis, "Lalu? Kau mau kita berhenti?" tanya Jaehyun pelan, tatapannya terlihat terluka. "Kau sendiri yang membuka harapan untukku, kau memperlakukanku selayaknya kekasih. Kau menanggapi semuanya secara sadar, dan kau sendiri yang berkata bahwa kau menyukaiku. Setelah semuanya sudah sejauh ini, kau tega melakukan ini?"

"Aku lebih tidak tega melihat lelaki yang aku cintai semakin tersakiti, oppa," ujar Yeri, berusaha tenang. "Aku tidak ingin menyakitinya seperti ini. Apapun yang terjadi diantara kita, aku akan mengakhirinya sampai disini."

"Lalu kau anggap apa aku ini? Kau memberiku harapan dan aku sudah benar-benar jatuh padamu. Dan kau membuangku begitu seperti ini?"

"Aku tahu. Aku minta maaf. Dan aku mohon mengertilah, aku tidak bisa. Kau adalah lelaki yang baik, oppa. Dan aku tidak bisa lagi membuatmu menjadi seperti ini, kau tidak boleh seperti ini. Mengertilah jika kita tidak akan bisa bersatu, sampai kapanpun."

Jaehyun menghela napas. Ia harusnya cukup tahu diri untuk tidak membahas ini lebih panjang. Ia harusnya tahu bahwa ketika ia menginjakkan kakinya menuju ke sini ia sudah kalah detik itu juga. Sampai kapanpun, Yeri tidak akan pernah memilihnya. Dan sampai kapanpun, ia akan selalu kalah dengan Jeongguk.

"Well, terima kasih untuk patah hati yang ketiga kalinya. Aku yang bodoh karena terus memperjuangkan hal yang percuma, sampai detik ini aku sadar bahwa memang ini semua benar-benar berakhir. Kau tidak pernah memilihku, dan aku sama sekali tidak pernah berhasil memasuki hatimu, tidak bagian paling kecil pun." Jaehyun tersenyum getir. "..harusnya aku cukup tahu dimana posisiku. Harusnya aku berhenti sebelum aku merasa sesakit ini. Damn! Ini benar-benar menyakitiku."

"Aku minta maaf.." jawab Yeri pelan. Jujur, ia sudah tidak tahu apalagi yang harus ia katakan.

Jaehyun mengangguk, "Ya. Dan aku juga meminta maaf padamu karena sudah menjadi penghancur hubungan kalian."

"Terima kasih, oppa. Kau adalah lelaki yang baik, kau pantas menerima gadis yang mencintaimu lebih baik dariku."

Jaehyun mengangguk mengerti, "Ya, terima kasih untuk waktu-waktu menyenangkan yang kau beri untukku. Aku akan terus mengingatnya, dan aku akan selalu mencintaimu. Jaga dirimu baik-baik, semoga kau bahagia.." perlahan Jaehyun bangkit berdiri, mengacak pelan puncak kepala gadis itu dan memberikan kecupan singkat disana kemudian berjalan pergi setelahnya.

"Maafkan aku, Jaehyun oppa. Aku sudah merusak semuanya. Tapi aku memang tidak bisa memilihmu. Aku hanya milik Jeongguk oppa, dan selamanya akan selalu seperti itu."

Yeri tahu bahwa dia telah melakukan hal yang benar.

Perlahan gadis itu bangkit, dan mulai berjalan menemui seluruh unnie-nya untuk bersiap pergi ke Jepang. Ia merasa lebih lega sekarang. Bebannya berkurang satu, dan ada satu hal lagi yang harus ia urus. Dan gadis itu yakin, bahwa hubungannya dengan Jeongguk belum berakhir. Masih ada satu kesempatan lagi jika ia mau berusaha.

Ya! Tentu ia akan berusaha untuk memeluk kebahagiaannya. Ia akan berusaha keras untuk itu.

Mine (Jungri) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang