71. Revenge

4.8K 455 191
                                    

"Kau mau diantar kemana?"

Jeongguk melepas masker dan kaca mata hitamnya kemudian tersenyum tipis. "Apartment saja. Aku hanya ingin tidur seharian.." jawabnya sambil menyandarkan tubuh lelahnya di kursi.

Mobil yang dikendarai Jeongguk pun segera melesat meninggalkan pelataran parkir Bandara Internasiona Incheon.

Setelah berminggu-minggu lamanya ia di sibukkan dengan rangkaian tur luar negeri, akhirnya lelaki itu pun bisa sedikit bernapas lega. Ia kembali pulang, dan kembali melakukan apapun yang ia suka. Bertemu orang tuanya di Busan, bermain dengan 97 line, dan tentunya berkencan dengan kekasihnya yang cantik Kim Yerim.

Ah! Untuk yang terakhir itu, rasanya ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

Jeongguk menggigit bibir bawahnya, menahan senyuman geli saat membayangkan bagaimana nanti pertemuannya dengan gadis itu. Bagaimana kabar Yeri? Apakah gadis itu juga merindukannya?

Selama Jeongguk di luar negeri, ia hanya bisa menggerutu setiap kali melihat foto-foto Yeri lewat internet. Entah memang itu benar atau memang ia terlalu merindukan gadis itu, tapi Jeongguk merasa Yeri menjadi berkali-kali lipat lebih cantik dan memesona akhir-akhir ini. Membuatnya semakin terpikat dan cemas dalam satu waktu.

"Aish.. Aku pasti sudah gila.." gerutu Jeongguk sembari mengusap wajahnya dengan gusar.

"Hm, ada apa Jeongguk?" Jongsuk yang duduk di kursi depan seketika menoleh mendengar gerutuan Jeongguk.

Jeongguk cepat-cepat menggeleng, kemudian meringis kecil. "Ah tidak apa-apa hyung. Aku sedikit melamun tadi."

Jongsuk mengangguk paham kemudian kembali berbalik menghadap depan.

Tidak lama kemudian, Jeongguk merasakan ponselnya berdering. Sebuah panggilan masuk. Jeongguk spontan menyunggingkan senyuman terbaiknya saat membaca kontak nama yang menghubunginya saat ini, siapa lagi jika bukan Yeri.

Jeongguk tidak langsung mengangkat panggilan itu, ia masih terdiam dengan senyuman lebar. Ngomong-ngomong, ceritanya selama dua minggu ini ia sedikit kesal pada Yeri karena menolak undangan konsernya di Wembley, padahal saat itu ia benar-benar sangat merindukan gadis itu. Jeongguk bahkan sudah membujuk Yeri dengan cara apapun tetapi gadis itu tetap tidak mau memenuhi permintaannya. Menyebalkan, bukan?

Ponsel itu sudah berdering tiga kali, namun Jeongguk masih belum minat untuk mengangkat panggilan Yeri.

'Sekarang tahu rasanya di abaikan kan? Rasakan! Ha Ha!'

"Ngomong-ngomong, ponselmu terus bergetar. Kenapa tidak di angkat? Apa itu sasaeng?" Tanya Jongsuk sambil melirik ke arah ponsel Jeongguk. "..oh itu Yerim kan?" Tanyanya kemudian.

Jeongguk mengangguk sambil terkekeh pelan.

"Kenapa tidak diangkat?" Tanya Jongsuk, ikut terkekeh.

"Sebentar lagi aku akan mengangkat panggilannya. Aku hanya ingin memberinya sedikit pelajaran." Jeongguk tertawa sedangkan Jongsuk hanya menggeleng tidak habis pikir.

Tepat di deringan ke empat, Jeongguk akhirnya menggeser ikon hijau di ponselnya untuk mengangkat panggilan Yeri.

"Yeobuseyo.." ucap Jeongguk dengan nada datar, tidak ada lagi nada lembut yang selalu ia ucapkan ketika mengangkat panggilan Yeri. Ia sedang pura-pura kesal sekarang.

"Ah.. Thank's god! Akhirnya oppa menjawab panggilanku. Aku kira oppa masih marah padaku. Kau pulang hari ini kan?" Ucap Yeri dari seberang panggilan, gadis itu terdengar begitu lega saat Jeongguk mengangkat panggilannya.

"Hm.." jawab Jeongguk singkat.

"Eum.. Kemana kau akan pulang hari ini? Langsung ke Busan atau ke apartment?"

Mine (Jungri) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang