75. Meet Again (2)

3.6K 459 103
                                    

Jeongguk menatap ke arah Yeri yang baru saja memasuki apartementnya dengan penuh senyuman. Lelaki itu masih duduk di atas kursi mini bar serata menatap Yeri dengan binar penuh cinta dengan tangan menopang dagu. Tatapannya masih mengikuti langkah Yeri dari mulai gadis itu melepas mantelnya dan meletakkannya di sofa hingga pada akhirnya gadis itu sampai di hadapannya.

"Hello princess?" Sapa Jeongguk, masih dengan senyuman manis di bibirnya.

"Hello prince.." jawab Yeri, gadis itu balas tersenyum sebelum akhirnya menunduk untuk mengecup sebelah pipi Jeongguk.

"Hey, sudah mencuri satu ciuman dan kau dengan tidak bersalahnya mau kabur?" Jeongguk menahan tubuh Yeri dengan melingkarkan kedua tangannya di pinggang gadis itu. "..aku tidak tahu bahwa gadisku bisa semanis ini.." ucapnya seraya menenggelamkan wajahnya di perut Yeri, meringkuk seperti bayi.

Yeri terkekeh pelan. "Aku juga tidak tahu bahwa oppa bisa semanis ini?" Balasnya sembari mengusap rambut ombre coklat kekasihnya itu.

"Sayang, aku minta maaf aku tidak bisa hadir di konsermu. Manajer benar-benar melarangku.." ucap Jeongguk kemudian.

Yeri tersenyum tipis. "Yah.. Aku memang sedikit kecewa, tapi mau bagaimana lagi? Aku mengerti keadaanmu, lagipula kita sekarang sudah bertemu kan?"

Jeongguk melepas rengkuhannya untuk menatap sang gadis. Diusapnya lembut kedua pipi Yeri sebelum akhirnya mendorong wajah gadis itu mendekat dan memberinya kecupan lembut di bibir. "I'm so sorry, princess.. Kau pasti sangat kesal padaku.." ucapnya dengan wajah menyesal.

"Siapa yang betah berlama-lama kesal dengan pria sepertimu? Aku tidak akan sanggup marah-marah jika kau selalu menciumku semanis itu.." ucap Yeri seraya mengelus lembut rahang Jeongguk.

Jeongguk mengulum senyuman geli. "Jadi?"

"Jadi?" Yeri mengulang pertanyaan Jeongguk dengan wajah bingung.

Jeongguk menarik tubuh Yeri lebih dekat. Wangi familier khas Yeri terhirup jelas saat Jeongguk kembali menundukkan wajah Yeri dengan sebelah tangannya yang menahan tengkuk gadis itu. Jeongguk kemudian melabuhkan wajahnya di leher Yeri, menggerakkan hidungnya menyusuri leher hingga sampai pada belakang telinga gadis itu. "Ingin merasakannya lagi?" Tanyannya sebelum menjelajahi bibirnya di atas leher Yeri. Ini seperti pulang ke rumah, nyaman. Jeongguk seolah menemukan apa yang ia cari selama ini, tempat untuk mencurahkan perasaannya setelah tubuhnya lelah bekerja.

"Oppa.." suara Yeri bergetar.

Mata keduanya saling mengunci. Ada aura intim yang menyelimuti, aura yang akrab terasa ketika keduanya akan bercinta.. dulu. Ini jelas salah, tapi Jeongguk tidak peduli lagi. Ia sudah berada di ambang batas kerinduannya, dan ia yakin Yeri pun merasakan hal yang sama. Jeongguk tidak mungkin salah menduga.

Tanpa menunggu, Jeongguk segera menutup bibir indah Yeri dengan bibirnya. Satu ciuman lembut yang segera berubah menjadi panas membakar. Persetan dengan semuanya! Mereka bisa bicarakan setelah ini. Ia membutuhkan gadisnya segera, tanpa tapi tanpa nanti. Napas dan desahan saling memburu. Kedua tangan Jeongguk menyusuri semua bagian tubuh Yeri yang bisa dijangkaunya. Terus mengelus dan meremas. Lengan Yeri yang terulur dan mengunci lehernya malah semakin membuat lelaki itu bersemangat.

Tidak sabar, Jeongguk pun mengangkat dan membawa Yeri ke kamarnya kemudian dengan segera merebahkan gadis itu di ranjangnya. Ini bukan saat yang tepat untuk berpikir. Tidak ada yang bisa ia pikirkan sekarang. Sesuatu dalam dirinya sedang mendesak dan berusaha menemukan jalan keluarnya.

"Oppa-" Yeri mengerang saat jemari Jeongguk mulai berusaha melepas satu persatu kancing bajunya. Tidak! Tidak sekarang, Yeri juga tidak boleh berpikir. Mereka bisa berbicara setelah ini selesai.

Mine (Jungri) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang