"Ini apa? Tur Amerika?" Jeongguk bertanya sembari menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan jadwal pekerjaan Yeri.
Yeri mengangguk dengan mulut yang penuh dengan kunyahan pizza. Saat ini mereka sedang menikmati waktu santai di ruang tengah, awalnya kakak Jeongguk dan kedua orang tua lelaki itu bergabung disini tapi mereka sudah pamit terlebih dahulu untuk beristirahat.
"Yerim kau tidak pernah mengatakan ini denganku. Jadi artinya kita akan berhubungan jarak jauh lagi?" tanya Jeongguk, lebih tepatnya lelaki itu sedang protes sekarang.
"Memangnya kenapa?" tanya Yeri santai sambil meneguk coke nya.
"Memangnya kenapa katamu?" Jeongguk mengulang pertanyaan Yeri dengan nada sinis. "..Kim Yerim, kita bahkan sudah tidak bertemu dua minggu karena tur Jepangmu, setelah itu kita baru bertemu hari ini dan lusa kita sudah berpisah lagi. Bahkan ini dua minggu, dua minggu ini lama sekali. Belum di total dengan dua minggu kemarin.."
Yeri menoleh ke arah Jeongguk, tertegun sesaat ketika mendengar protes panjang yang dilontarkan lelaki itu padanya.
Jeongguk masih menunjukkan rasa kesalnya dan kembali menyandarkan tubuhnya di sofa, jemarinya masih menggulir layar ponsel sambil menggerutu.
Yeri ingin sekali tertawa saat melihat betapa lucunya kekasihnya itu ketika sedang kesal seperti sekarang. Membuat Yeri ingin sekali mencubit kedua pipi lelaki itu karena terlalu gemas.
"Oke, di tanggal ini aku juga sedang berada di LA untuk Grammy, jadi kita bisa bertemu sebentar disana." ucap Jeongguk yang langsung dijawab gelengan keras oleh Yeri.
"Tidak!" jawab Yeri cepat.
Mata Jeongguk memicing tajam. "Kenapa tidak?" protesnya lagi.
Yeri memutar bola matanya gusar. "Oppa... Staffku berbeda dengan para staff mu. Mereka tidak akan membiarkanku untuk pergi sendiri tanpa pengawasan."
Jeongguk mengumpat dalam hati. Merasa sangat kesal saat menyadari kebenaran kalimat gadisnya.
"Sebentar saja. Satu jam. Tidak bisa?" Jeongguk masih mencoba peruntungannya.
"Bisa. Asal di temani manajer oppa, yang itu artinya manajer oppa akan tahu jika aku menemuimu."
"Tidak masalah." jawab Jeongguk ringan yang membuat Yeri merasa semakin gemas mendengarnya.
"Oppa, kau bahkan pernah meninggalkanku lebih dari dua minggu bahkan hampir dua bulan. Aku tidak pernah protes, lalu kenapa sekarang kau jadi seperti ini?"
"Ya aku kan hanya ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi dengan kekasihku apa itu salah?"
"Lalu waktu itu aku tidak ingin juga merasakan hal yang sama?"
"Kenapa jadi kau yang marah? Harusnya aku!" Jeongguk berusaha mengalihkan topik, karena kali ini ia tidak ingin kalah berdebat dengan Yeri.
"Siapa yang marah, aku hanya menjelaskan tadi."
"Kau tidak menjelaskan. Kau tadi mengungkit masa lalu."
"Oppa, apa nyawa kita sedang tertukar? Kenapa kau mendadak sangat cerewet sekali?" Yeri menggeleng tidak habis pikir, daripada emosinya terus terpancing lebih baik ia segera pergi ke dapur untuk mengambil minuman daripada meladeni Jeongguk. Sungguh, kali ini Jeongguk menjadi sangat kekanak-kanakan.
"Kau mau kemana? Kita belum selesai bicara!"
"Mendinginkan kepalaku yang tiba-tiba merasa panas." jawab Yeri sebelum akhirnya gadis itu melangkah menuju dapur dan mengabaikan Jeongguk yang saat ini tertegun menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (Jungri)
Fanfiction"Ketika aku memutuskan untuk menerimamu kembali, aku sudah menegaskan pada diriku sendiri untuk tidak membiarkan diriku tersakiti lagi. Dan ketika kau memutuskan untuk kembali padaku, itu artinya kau sudah merelakan dirimu untuk terjebak disini, ber...