Warning! Mature content alert! Yang masih dibawah umur menyingkir...
Siapkan benda-benda empuk seperti bantal, guling, selimut dll selama baca part ini. Semoga kalian masih baik-baik aja setelah baca part ini.
Selamat membaca..
***
"Kau harus pulang sekarang ya?" tanya Jeongguk sambil meringkuk manja di perut Yeri seperti bocah lima tahun.
Yeri sudah bersiap pulang sejak satu jam yang lalu tapi Jeongguk seperti tidak kehilangan akal untuk menahannya pulang. Seperti tiba-tiba minta dibuatkan sarapan padahal lelaki itu tahu persis bahwa Yeri sama sekali tidak ahli dalam hal itu,minta untuk dipotongkan kukunya, memintanya untuk dipakaikan krim, dan yang lebih parah menyuruh Yeri untuk membersihkan telinganya padahal sebenarnya tidak ada kotoran sama sekali saat Yeri membersihkannya, "Telingaku gatal, ini pasti banyak kotoran yang masuk disini, ayo cepat bersihkan.." begitu katanya. Dan saat cotton bud yang digunakan Yeri masuk ke dalam lubang telinga lelaki itu dan membersihkan permukaannya, lelaki itu malah tertidur sambil memeluk perutnya erat. Alhasil Yeri harus rela menunda kepulangannya, beruntung lelaki itu hanya tertidur selama beberapa menit. Kalau itu terjadi lebih lama, Yeri tidak tahu harus mengarang alasan apalagi agar para unnie nya bisa mengerti.
"Oppa, besok aku harus pergi ke Jepang, dan aku belum persiapan sama sekali.." Yeri mengelus rambut Jeongguk. Jika sedang seperti ini, usia mereka seperti tertukar. Dan Yeri seperti seorang ibu yang harus menenangkan anak kecilnya ketika anak itu merajuk saat ditinggal pergi bekerja.
"Aku tidak peduli, aku masih merindukanmu.." Jeongguk semakin menenggelamkan wajahnya di perut Yeri dan sedikit usil menggigit kecil permukaannya.
"Aw! Kau ini nakal sekali! Ayo lepas... Aku harus pulang..."
Jeongguk masih menggeleng keras.
Yeri menghela nafas. "Ya sudah, aku juga tidak peduli, aku harus pulang sekarang.." gadis itu meronta dalam pelukan Jeongguk. Sebenarnya mau bagaimanapun gadis itu mengerahkan seluruh tenaganya, ia tetap tidak akan berhasil, dan hanya melakukan gerakan-gerakan yang percuma. Lelaki itu seribu kali lebih kuat darinya.
"Lima menit...."
"Ini sudah lima menit yang keberapa kalinya? Ayolah... Aku juga merindukanmu, tapi aku tidak bisa lebih lama.."
Jeongguk akhirnya melepas pelukan itu dengan wajah tertekuk kesal. "Oke, kau tunggu disini. Aku akan bersiap-siap, ku antar kau kembali ke dorm.."
"Tidak perlu, aku bisa memesan taksi untuk menjemputku.."
"Jaehyun maksudmu?" sela Jeongguk sewot.
"Memangnya sejak kapan Jae oppa jadi supir taksi?" balas Yeri tak kalah sengit.
"Ya siapa tahu, dia sambilan jadi supir. Supir khusus untuk nona Yerim." Ucap Jeongguk dengan ekspresi wajah menjengkelkan.
"Oke, aku pulang sekarang dengan supir taksi bernama Jaehyun itu!" dengan jengkel Yeri meraih jaketnya dan memakai tas selempang kecilnya, gadis itu melangkah dengan kaki menghentak jengkel. saat tangannya akan meraih gagang pintu, tangan Jeongguk mendahuluinya, mengunci pintu itu, dan membuang kuncinya dengan asal. Dan dalam sekejap benda logam berkilau itu menghilang.
"Kau gila ya! Kita jadi tidak bisa keluar, kita bisa terkurung disini... Kau ini benar-benar ya!!" kali ini Yeri benar-benar marah.
Jeongguk tertawa sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana training yang ia pakai. Ia sangat menikmati setiap kali Yeri mengamuk. Ia merasakan kesenangan yang entah bagaimana dari melihat mata Yeri yang melotot kesal padanya. Mungkin ia memang sudah mulai gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (Jungri)
Fanfiction"Ketika aku memutuskan untuk menerimamu kembali, aku sudah menegaskan pada diriku sendiri untuk tidak membiarkan diriku tersakiti lagi. Dan ketika kau memutuskan untuk kembali padaku, itu artinya kau sudah merelakan dirimu untuk terjebak disini, ber...