Cup!
Yeri nyaris berteriak jika saja mulutnya tidak dibekap erat oleh seseorang yang tadi dengan tiba-tiba mengecup sebelah pipinya. Orang itu kini memutar pelan tubuhnya dan menatapnya dengan senyuman tengil khas lelaki itu.
"Oppa!!!"
Yeri mencubit perut Jeongguk, ya orang gila yang menciumnya tadi siapa lagi kalau bukan lelaki itu. Demi apapun mereka sedang berada di super market yang ramai dan siapa saja bisa memergoki mereka disini.
"Kaget ya?" Jeongguk tertawa geli sambil mencolek dagu Yeri gemas.
"Kalau ada yang lihat bagaimana?"
Dengan santai dan mengabaikan wajah panik Yeri, lelaki itu malah menarik Yeri mendekat dan mencuri satu kecupan lagi di pipi gadis itu. "Mungkin mereka hanya berkomentar jika kita adalah keluarga yang bahagia.." jawabnya santai, lelaki itu kemudian mengalihkan pandangannya pada troli, menatap bayi mungil yang saat ini sedang sibuk mengunyah ice cream-nya.
"Chaeeunnie, anyeong..." Jeongguk menunduk untuk menatap Chaeeun yang sedang berada di dalam troli belanja.
Bayi mungil itu kemudian mendongak dan tersenyum lebar. "Oppa...." Panggilnya dengan suara menggemaskan.
"Ne...." jawab Jeongguk dengan tawa lebarnya, dengan bersemangat ia mengangkat tubuh mungil Chaeeun dari troli dan menggendongnya. "Chaeeunnie oppa bogocippo?" tanya Jeongguk sambil menciumi pipi gembul Chaeeun.
"Ne.. Bogocippo..." jawab Chaeeun sambil mengedip-ngedipkan kedua matanya lucu sambil tertawa lebar, memamerkan bibir mungilnya yang kini terlihat belepotan ice cream.
Dengan telaten, Jeongguk mengambil tissue dari saku jaketnya dan membersihkan sisa ice cream di mulut Chaeeun.
Untuk sejenak, Yeri tertegun melihat pemandangan itu. Melihat bagaimana Chaaeun tertawa bahagia dalam gendongan Jeongguk, dan melihat bagaimana lelaki itu memperlakukan adiknya. Chaaeun terlihat begitu mungil dan pas sekali dalam gendongan Jeongguk. Yeri tersenyum lebar, dengan wajah penuh haru.
"Kau merindukannya?" tanya Yeri sambil mengusap pelan lengan Jeongguk.
"Sangat...." Jawab Jeongguk sambil menggoyang-nggoyangkan gendongannya.
"Kalau aku?" tanya Yeri jahil.
Jeongguk menghentikan gerakannya, ia kemudian menoleh dan menatap Yeri dengan senyuman lebarnya. "Jangan ditanya..." Jeongguk mencubit gemas pipi Yeri.
"Sakit.." Yeri mengelus pipinya sambil memasang wajah pura-pura kesal.
"Dimana yang sakit? Disini.." Jeongguk bertanya sambil mengelus lembut pipi Yeri yang tadi ia cubit, "..apa disini?" dengan jahil lelaki itu menurunkan jemarinya mengelus bibir Yeri.
Bisa ditebak Yeri dengan mudah, Jeongguk kini menatapnya dengan senyuman di sudut bibir dan mata yang berkilat aneh.
"Tidak jadi sakit.." jawab Yeri jahil.
"Sayang sekali.." Jeongguk memegangi dadanya, dengan ekspresi pura-pura yang membuat Yeri tertawa salah tingkah.
Namun tawa itu seketika terhenti saat Jeongguk mendekatkan diri, yang membuat Yeri semakin gugup. Ini bukan pertama kali, tapi entah mengapa mendapati Jeongguk berada sedekat ini dengannya efek yang terjadi akan tetap sama, jantungnya terasa meloncat-loncat bahagia. Dengan susah payah Yeri menelan ludah. Posisi Jeongguk saat ini sudah semakin dekat, dan Yeri dengan reflek memejamkan mata.
Semula ia mengira, Jeongguk akan menciumnya. Namun yang terjadi adalah, Jeongguk mencium pipi dan dahinya, kemudian diringi dengan usapan lembut di salah satu pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (Jungri)
Fanfiction"Ketika aku memutuskan untuk menerimamu kembali, aku sudah menegaskan pada diriku sendiri untuk tidak membiarkan diriku tersakiti lagi. Dan ketika kau memutuskan untuk kembali padaku, itu artinya kau sudah merelakan dirimu untuk terjebak disini, ber...