"Aku pulang.."
Jeongguk menoleh ke arah sumber suara yang berasal dari pintu masuk. Kedua matanya berbinar cerah menantik sosok yang baru saja berteriak itu untuk masuk ke dalam rumah.
"Itu Yerim sudah pulang." ujar ibu Yeri sembari menyuapi Chaeeun.
Jeongguk mengangguk pelan. Lelaki itu kemudian melanjutkan acara makan siangnya sembari menunggu Yeri berjalan ke arah dapur.
"Eomma senang sekali kau akhir-akhir ini sering kesini. Rumah jadi tidak sepi lagi." ujar ibu Yeri.
"Jika aku sempat aku pasti akan kemari eomma. Senang juga bisa sering-sering bertemu dengan Chaeeun yang lucu ini." ucap Jeongguk sambil mencubit pipi Chaeeun yang masih sibuk dengan makanannya.
"Iya, kau harus sering kemari. Nanti eomma akan memasak makanan yang enak untukmu."
Jeongguk tertawa, dengan semangat ia mengangguk. "Tentu eomma." jawabnya.
"Loh, Oppa?"
Yeri membeliak terkejut, dengan cepat ia meletakkan tas nya di salah satu kursi dan berjalan cepat menghampiri Jeongguk.
"Kenapa tidak bilang jika kemari?" tanya Yeri sebelum akhirnya memberi satu kecupan di sebelah pipi Jeongguk.
"Yerim-ah, tidak lihat disini ada eomma?" sindir ibu Yeri yang membuat gadis itu terkekeh geli.
"Ahhh.. Eomma..." Yeri beralih memeluk ibunya dan mengecup pipi Chaeeun.
"Appa mu sedang ke luar kota, tega sekali kau bermesraan di depan eomma yang kesepian ini." ujar ibu Yeri yang membuat Jeongguk juga Yeri seketika tertawa.
"Nanti eomma bisa praktekan kalau appa sudah pulang."
"Tapi appa mu pulangnya masih lusa nanti. Ah ya sudah, sekarang lebih baik eomma segera kembali ke kamar saja. Berada disini bersama kalian nanti eomma jadi semakin iri." ucap ibu Yeri dengan wajah pura-pura sedih.
"Biar aku saja yang membereskannya. Eomma istirahat saja." ucap Yeri.
Ibu Yeri menangguk. "Baiklah kalau begitu. Yerim, kalau kau mau makan lauknya eomma simpan di sana." ucapnya sebelum akhirnya pamit dan membawa Chaeeun untuk masuk ke dalam kamarnya.
"Aw-" pekik Yeri saat merasakan tendangan kecil di kakinya, sudah dipastikan siapa pelakunya. Memangnya siapa lagi jika bukan lelaki yang saat ini duduk di sebelahnya dan menatapnya dengan senyuman lebar.
"Sakit?" tanya Jeongguk sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
"Kaget.." jawab Yeri, gadis itu terkekeh geli saat melihat bagaimana lahapnya Jeongguk saat makan. Lelaki itu terlihat begitu polos dan berbeda jika sedang seperti ini. Terlihat begitu murni dan menggemaskan.
Sadar jika sedari tadi diperhatikan, Jeongguk jadi salah tingkah sendiri. Lelaki itu semakin melambatkan kunyahannya dan mendadak canggung.
"Jangan menatapku seperti itu.." ucapnya dengan suara pelan. "..aku seperti raksasa kelaparan ya?" tanya Jeongguk dengan bibir mengerucut lucu.
Yeri tertawa, gadis itu dengan cepat menggeleng. Tangannya terulur untuk merapikan helai rambut Jeongguk yang berantakan. "Sama sekali tidak. Kau kelihatan lucu dan polos, sangat berbeda dari Jeongguk oppa yang terlihat biasanya." jawabnya.
Jeongguk telah menyelesaikan suapan terakhirnya, lelaki itu kemudian meneguk air mineralnya dan bergegas merapikan piring kotornya.
"Memangnya aku seperti apa selama ini?" tanya Jeongguk sebelum lelaki itu mendorong dagu Yeri naik dan mengecup singkat bibir gadis itu. Dengan jahil, Jeongguk segera berdiri dan kabur ke dapur untuk meletakkan piring kotornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (Jungri)
Fanfiction"Ketika aku memutuskan untuk menerimamu kembali, aku sudah menegaskan pada diriku sendiri untuk tidak membiarkan diriku tersakiti lagi. Dan ketika kau memutuskan untuk kembali padaku, itu artinya kau sudah merelakan dirimu untuk terjebak disini, ber...