Jeongguk membuka pintu dressing room dengan gerakan cepat. Lelaki itu berjalan seperti orang kesetanan sembari mengatupkan rahangnya kuat. Langkahnya terburu-buru, ia menerobos siapa saja yang menghalangi jalannya tanpa repot-repot meminta maaf atau sekedar basa-basi untuk menyapa. Entahlah! Itu semua bisa dilakukan nanti. Untuk sekarang, ada hal yang lebih mendesak yang harus segera diselesaikan.
Bagaimana tidak? Di tengah kelelahannya setelah perform kurang lebih selama empat jam dirinya dikejutkan oleh sebuah pesan yang masuk dari Yeri, gadis itu mengirim sebuah foto dan men tag lokasi foto tersebut di tempat dimana ia berada sekarang. Jantung Jeongguk berdegup kencang, hatinya membuncah bahagia jika memang Yeri ada disini untuk melihatnya. Demi Tuhan! Ia sangat merindukan gadis itu. Dan setelah gadis itu berdiri di depannya, Jeongguk bersumpah ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia akan mencari cara apapun untuk bertemu gadis itu, memeluknya, menciumnya dan mencurahkan segala kerinduannya pada gadis itu. Ia sudah siap meledak.
"Ku mohon Yerim, angkat.." gumamnya sembari berjalan dengan gelisah. Ponsel masih terus ia tempelkan di telinganya, menunggu panggilan itu tersambung.
"Youbuseyo..." seulas senyuman lega terbit di bibir Jeongguk, tanpa sadar ia mendesah lega.
"Kau dimana?" tanya nya tanpa basa-basi.
"A-aku.."
"Jawab sekarang kau ada dimana! Atau kau lebih suka aku yang mencarimu sendiri, hm?" tanya Jeongguk tajam.
Yeri terkekeh geli, "Kau kira aku ada dimana?"
"Jangan bercanda Yerim! Kau ada disini kan? Kau mengirim foto dengan lokasi disini. Ah.. Aku tidak percaya ini, biasanya aku akan sangat mudah menemukanmu di tengah-tengah konser, tapi kali ini kenapa bisa aku lengah. Katakan dimana tadi kau bersembunyi!"
"Oppa-"
"Sudah cukup, bisa segera katakan kau ada dimana?" Jeongguk sudah tidak bisa lagi menunda-nunda. Jika Yeri berniat membuatnya terbakar, maka saat ini gadis itu sudah berhasil melakukannya. Membuatnya rela melakukan apa saja untuk memenuhi kebutuhannya akan gadis itu.
"Lebih baik kau istirahat, besok kau masih ada konser. Besok pagi aku akan menemuimu sebelum aku kembali." ucap Yeri yang sukses membuat jantung Jeongguk meledak bahagia. Jadi benar gadis itu ada disini? Menghirup udara yang sama dengannya? Katakan jika ini bukan halusinasinya semata!
"Kenapa kau tidak bilang padaku jika disini?"
"Itu bukan sebuah kejutan namanya jika aku memberitahumu."
Jeongguk menggigit bibir bawahnya menahan senyum. Sungguh! Hanya seorang Kim Yerim yang mampu membuatnya seperti ini. "Aku tidak bisa menunggu sampai besok pagi.."
"Itu sangat beresiko-"
"Aku akan menghabisi semua resiko yang kau khawatirkan itu."
Yeri menghela napas panjang, nampak sudah putus asa untuk memberi pengertian pada Jeongguk. "Aku akan menghubungimu lagi. Tunggu sebentar."
"Ya Kim Ye-"
Lalu panggilan itu terputus. Jeongguk mengumpat kesal sembari mengusap wajahnya frustasi.
TING!
Ponselnya berbunyi, menampilkan sebuah pop up pesan dari gadis yang saat ini berhasil menbuatnya belingsatan. Siapa lagi jika bukan Kim Yerim.
Green Apple Hotel, kamar 1997
Jeongguk tersenyum simpul, dengan cepat jemarinya bergerak mengetikkan sebuah balasan.
Wait me, i'll punish you
Lalu Jeongguk kembali menyimpan ponselnya dalam saku sembari berjalan kembali ke dressing room dengan binar bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (Jungri)
Fanfiction"Ketika aku memutuskan untuk menerimamu kembali, aku sudah menegaskan pada diriku sendiri untuk tidak membiarkan diriku tersakiti lagi. Dan ketika kau memutuskan untuk kembali padaku, itu artinya kau sudah merelakan dirimu untuk terjebak disini, ber...