72. Random

4K 430 100
                                    

"Aku pulang..."

Yeri mendongak ke arah Jeongguk yang baru saja masuk dengan menenteng dua kantung plastik besar berisi makanan. Yeri tersenyum lebar seraya bangkit untuk menghampiri kekasihnya yang saat ini juga balas tersenyum lembut.

"Aku kira kau akan kembali sedikit malam.." ucap Yeri sembari mengambil alih kantung yang dibawa Jeongguk kemudian membawanya ke arah dapur.

"Tadinya memang aku punya rencana untuk keluar bersama Namjoon hyung dan Suga hyung, tapi berhubung kau tiba-tiba berkata sudah di sini jadi aku membatalkannya.."

Yeri tertawa pelan. "Kau harusnya mengatakan padaku jika akan pergi bersama mereka, kita bisa bertemu lain kali.."

Jeongguk menarik tubuh kecil Yeri kemudian dipeluknya erat. Jeongguk menenggelamkan sebagian wajahnya dibalik helai rambut pirang panjang milik Yeri, menghirup aroma wangi yang menguar dari sana seolah mencari ketenangan setelah sekian lamanya ia hampir gila karena merindukan gadis itu.

"Sayang, malam ini adalah jadwal terakhirku.. Bahkan besok adalah jadwal libur resmiku.. Aku masih punya banyak waktu untuk bertemu mereka ataupun teman-temanku.. Jika denganmu? Aku tidak yakin..." Jeongguk mengusap lembut pipi Yeri kemudian mengecupnya. "..karena aku tahu kekasihku yang sangat cantik ini pasti sibuk sekali.." sambungnya dengan senyuman kecil.

Yeri tidak bisa menahan diri untuk tidak tersipu mendengarnya, Jeongguk selalu punya banyak cara manis untuk membuat perasaannya meleleh seperti saat ini.

"Yeokshi.. Kau memang pria bermulut manis.."

Jeongguk kembali mengulas senyumnya, diraihnya pinggang Yeri hingga tubuh gadis itu mendekat padanya. "Mulutku memang manis. Kau mau mencobanya sekarang?"

Spontan, Yeri mencubit pinggang Jeongguk hingga lelaki itu berjengit mundur kesakitan.

"Mandi sana.." ucap Yeri sembari berbalik menata makanan yang dibawa Jeongguk tadi di atas piring.

"Tidak mau.." jawab Jeongguk dengan raut wajah cemberut.

"Oppa kau baru saja selesai tampil, lihat keringatmu itu, kau juga pasti sangat lelah.. Jadi mandi tentu saja membuat tubuhmu menjadi lebih segar.."

"Aku bahkan masih wangi.." ujar Jeongguk sambil memeriksa aroma ketiaknya.

"Tapi tubuhmu lengket.." ucap Yeri sambil menepuk pelan tengkuk Jeongguk.

Jeongguk mendengus bosan. "Apa gunanya mandi, jika setelah mandi tubuhku juga nantinya akan lengket lagi.." bisiknya sebelum akhirnya mengulum kecil telinga Yeri.

Spontan, kedua pipi Yeri merona. "Memangnya apa yang kita-"

"Olahraga malam. Tidak ada yang menjamin hal itu tidak akan terjadi bukan? Kau bisa merasakannya kan? Suasananya sangat mendukung sekali..mmphh." Yeri membekap mulut Jeongguk sebelum lelaki itu melanjutkan ocehan mesumnya.

"Ucapanmu itu memang benar-benar tidak bisa disaring ya?"

Dapat Yeri rasakan, Jeongguk tersenyum lebar dibalik bekapan tangannya.

"Bercanda, sayang.." jawab Jeongguk. "Tapi kalau kau tertarik, aku juga tidak akan menolak sih- OKE! Aku paham.." Jeongguk berjengit mundur saat Yeri semakin melotot padanya bahkan di tangan kanan gadis itu sudah ada piring kaca yang mungkin saja siap menghantam kepalanya jika saja ia sedikit saja salah bicara.

"Cepat mandi sana!" ujar Yeri, sudah tidak bisa dibantah lagi.

Jeongguk mencebik kesal. "Iya-iya.." ucapnya sebelum akhirnya ia melesat pergi ke dalam kamarnya,

Mine (Jungri) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang