Beberapa jam setelah kedatangan Yeri, Jeongguk kedatangan tamu di apartmentnya.
Kim Namjoon muncul di depan pintu dengan senyum khawatir. Dia masuk setelah dipersilahkan. Sementara Jeongguk tersenyum, berusaha terlihat baik-baik saja. Jeongguk membawa Namjoon ke ruang tengah sementara ia sendiri berjalan ke dapur, membuat minuman dan mengambil beberapa camilan untuk Namjoon.
Namjoon memandangi punggung Jeongguk dengan khawatir. Semalam Jeongguk meneleponnya setelah konfrontasinya dengan Yeri. Suara adiknya terdengar begitu pilu sarat akan kesakitan. Ia sendiri tidak menyangka bahwa adiknya itu menyembunyikan hubungannya dengan Yeri selama hampir tiga tahun, dan ia baru mengetahuinya ketika hubungan mereka sudah berakhir. Ya, Jeongguk mengatakan sendiri padanya jika ia sudah mengakhirinya. Namjoon merasa nelangsa melihat adiknya seperti ini.
Ketika Jeongguk sudah meletakkan dua jus jeruk dan beberapa camilan di meja tamu, Jeongguk duduk di sofa bersama Namjoon.
"Jadi bagaimana?"tanya Namjoon.
Jeongguk menghela napas. Kemudian, ia menceritakan konfrontasi pagi ini dengan Yeri sebelum gadis itu pergi ke Jepang.
"Lalu, apa kau yakin dengan apa yang sudah kau putuskan?" tanya Namjoon kemudian.
Jeongguk mengangguk, perlahan ia meraih bantal sofa dan memeluknya erat. "Aku rasa memang sudah tidak ada yang bisa dipertahankan disini."
"Kau begitu mencintainya. Aku bisa melihat itu. Lalu apa kau yakin bisa melepasnya?"
"Lalu apa aku harus memberinya kesempatan dan membiarkan diriku terluka lagi, begitu? Ini menyakitkan karena dia tega membiarkanku merasa sesakit ini. Apa memang tiga tahun ini sama sekali tidak ada arti untuknya?"
Namjoon tidak menjawab. Lelaki itu perlahan menepuk pundak Jeongguk.
Jeongguk memegangi kepalanya yang terasa berdenyut hebat karena ia banyak menangis sejak semalam. Rasanya begitu menyakitkan. Hubungannya hancur. Persahabatannya hancur dalam satu waktu.
"Taehyung hyung bahkan sudah memperingatiku berkali-kali tentang hal ini. Ia mengatakan padaku bahwa seberapa banyak apapun waktu yang kupunya, aku harus meluangkannya sedikit untuk memberinya kabar dan memperlakukannya dengan baik karena jika aku lengah akan ada lelaki seperti Jaehyun yang akan datang dan mengambil kesempatan. Tapi aku tidak terlalu memikirkan itu karena aku selalu percaya padanya. Percaya bahwa dia pasti memahamiku. Selama ini dia baik-baik saja dan mengerti. Memang beberapa kali kami pernah membahasnya dan selalu berujung pertengkaran, tapi setelah itu kami berbaikan lagi dan yah... tidak ada masalah setelah itu. Tapi ternyata, apa yang dikatakan Taehyung hyung benar."
Namjoon mengangguk paham, ia mulai mengerti inti dari masalah ini. "Tidak ada masalah dengan tidak ada penyelesaian itu berbeda, Jeongguk. Tidak ada masalah berarti selama itu tidak dibahas ya itu tidak jadi masalah tapi akan jadi masalah jika dibiarkan begitu saja, beda jika itu ada penyelesaian. Dalam arti, setelah kalian membahasnya kalian ada penyelesaian dan ada kesepakatan di antara kalian bagaimana mencegah agar itu tidak terulang lagi. Kalau kalian masih mendebatkan hal yang sama, itu artinya masalah kalian belum selesai. Mungkin saja Yeri membiarkannya karena ia takut kehilangan dirimu, tapi di satu sisi dia harus menanggung konsekuensinya, dengan rela membiarkan dirinya tersiksa karena hubungan kalian yang tidak sehat. Dan terjadilah itu, perselingkuhan. Dia ingin mencari kenyamanan pada lelaki lain, tapi di satu sisi ia juga tidak bisa kehilanganmu. Yang namanya sebuah hubungan tidak hanya butuh kepercayaan, tapi juga komunikasi. Kalau kau hanya bermodal percaya tapi tidak ada usaha untuk mempertahankan kepercayaan itu dengan komunikasi, ya untuk apa?"
Jeongguk terdiam, batinnya menyerukan persetujuan atas kalimat yang diucapkan Namjoon. Ia memang selama ini malas membahasnya karena ia takut bertengkar dengan gadis itu dan ia takut gadis itu tidak tahan dengannya dan memilih pergi. Tapi ia akhirnya menyadari bahwa langkah yang ia ambil adalah salah, ia juga salah disini yaitu membiarkan masalah mereka tidak ada penyelesaian hingga membuatnya rumit seperti saat ini.
"Kenapa tidak kau tanyakan langsung saja padanya?"
"Aku bahkan tidak yakin bisa memercayai ucapannya lagi, hyung."
"Aku mengerti. Tapi menurutku, lebih baik kau coba bicara lagi padanya. Tanyakan apa yang sebenarnya menjadi masalah dalam hubungan kalian. Tidak masalah jika memang ending-nya harus berakhir, setidaknya kau bisa lega ketika tahu apa penyebab hubungan kalian seperti ini, dan bonusnya kau bisa tahu apa kekuranganmu dan cobalah untuk introspeksi diri. Berubahlah menjadi lebih baik dan jangan sampai hal ini terulang."
Jeongguk terdiam. Mencerna ucapan Namjoon. Introspeksi diri.
Dalam hati ia menyetujui ucapan Namjoon. Ia akan membicarakan hal itu dengan Yeri, nanti jika gadis itu sudah kembali.
"Sebenarnya, aku masih punya harapan kalau kalian akan kembali. Tapi, ya mau bagaimana lagi. Kau yang akan menjalaninya dan kau tentu tau mana yang terbaik.." Namjoon tersenyum lebar, ia kembali menepuk pundak Jeongguk dan berkata, "..jika memang sudah tidak mampu, maka lepaskan."
"Aku tidak tahu."
"Kau akan tahu jawabannya setelah aku pulang nanti. Kau bisa memikirkannya baik-baik, Jeongguk-ah." Namjoon tersenyum simpul. "..tapi, Jeongguk-ah.. satu hal yang harus kau tahu bahwa setiap orang pernah membuat kesalahan dan setiap orang pernah berbuah kebodohan. Yang terpenting-"
".. jangan pernah melakukan kedua hal itu untuk yang kedua kalinya, cukup sekali lalu perbaiki..." kemudian Jeongguk ikut menyambung kalimat Namjoon. Keduanya tertawa bersama. Tentu saja ia mengingat dengan baik kalimat itu karena itu yang selalu diucapkan Taehyung ketika lelaki itu menjadi tempat curhat member lainnya.
"Terima kasih, hyung. Kau membuatku merasa lebih baik."
"Tidak masalah. Jangan bersedih terus. Kembali bersemangat. Sebentar lagi kita akan comeback. Jangan sampai itu mempengaruhi penampilanmu. Besikap seolah-olah tidak ada apapun. Buktikan padanya bahwa ia telah menyesal melepaskan lelaki keren seperti dirimu.." Namjoon menepuk-nepuk pundak Jeongguk.
Namun terlepas dari itu, sampai sekarang, Jeongguk yakin bahwa putus adalah keputusan yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (Jungri)
Hayran Kurgu"Ketika aku memutuskan untuk menerimamu kembali, aku sudah menegaskan pada diriku sendiri untuk tidak membiarkan diriku tersakiti lagi. Dan ketika kau memutuskan untuk kembali padaku, itu artinya kau sudah merelakan dirimu untuk terjebak disini, ber...