"Aku pulang.."
Jeongguk menoleh ke arah pintu dan tersenyum lebar, dihampirinya sang gadis dengan langkah lebar. "Hai sayang.." sapa Jeongguk seraya langsung menarik Yeri dalam pelukan panjang. Maklum, sudah hampir 3 minggu ia tidak bertemu dengan Yeri karena kesibukannya dan kesibukan gadis itu yang tengah menyiapkan alum terbaru grup nya. Seharusnya mereka bisa bertemu di acara akhir tahun, namun sesuatu terjadi dan pada akhirnya mereka kembali gagal bertemu.
"Hmm.. Sepertinya kau tidak berniat melepaskanku malam ini ya." kekeh Yeri dengan senyuman geli.
"Memang tidak. Aku sudah setengah mati menahan rindu padamu dan bagaimana bisa kau terlihat biasa saja?" protes Jeongguk, lelaki itu masih mempertahankan pelukannya seraya menyerukkan sebagian wajahnya lebih dalam di ceruk leher Yeri.
"Kata siapa? Aku juga selalu merindukanmu.." ucap Yeri sambil mengusap lembut helai rambut Jeongguk. Lelaki itu masih betah mencari posisi nyaman dalam pelukannya. "..maaf jika akhir-akhir ini kita kesulitan bertemu."
Jeongguk mengurai pelukannya dan mengusap lembut kedua pipi Yeri. "Kau tidak perlu meminta maaf untuk hal itu, sejujurnya aku memang sedikit kecewa tapi mau bagaimana lagi. Tenang saja, masih ada hari-hari berikutnya yang akan kita lewati dengan bahagia.."
Yeri tertawa pelan, dikecupnya sekilas bibir Jeongguk. "Terima kasih sudah pengertian.." ucapnya.
"Sudah makan?" Tanya Jeongguk.
"Sudah kok."jawab Yeri refleks. Tepat saat itu, perutnya berbunyi. Yeri memaki dalam hati. Dia sedang dalam mode diet ketat, dan makan bersama Jeongguk jelas bukan pilihan yang bagus karena lelaki itu punya hobi makan yang sama dengan dirinya. Alih-alih mendukung aksi dietnya, Jeongguk malah menyodorkan banyak makanan yang akan membuat dirinya kembali lupa diri.
"Makan apa? Dengan siapa?" sanggah Jeongguk.
"Apa ya lupa? Aku tadi makan dengan Seulgi unnie di rumah sakit.." jawab Yeri sambil berlalu melewati Jeongguk untuk meletakkan jaket dan tasnya di sofa ruang tengah.
Jeongguk mengernyit curiga, dalam sekali lihat Jeongguk sudah tahu bahwa gadis itu sedang mencari-cari alasan.
"Kapan terakhir makan?" tanya Jeongguk.
"Tadi.. Tadi jam 10.."
Jeongguk berdecak. "Sekarang pukul 17.30, dan kau terakhir makan pukul 10. Aku heran bagaimana bisa kau masih berdiri tegak dengan pola makan seperti itu."
"Aku tadi sempat mengganjal perut dengan roti.." Yeri masih belum menyerah.
"Berhenti membuat alasan. Aku tidak peduli dengan dietmu, sekarang ayo kita makan."
"Tapi..."
"Sejak kapan kau jadi gemar berdebat?" tanya Jeongguk dengan senyum lebar. "..dengar, makan banyak hari ini tidak akan membuatmu tubuhmu langsung membesar. Tidak ada alasan lagi, perutmu itu harus diisi.. Aku tidak mau quality time kita yang berharga ini jadi terganggu. Bagaimana nanti jika kau sampai pingsan saat aku menciummu?"
Yeri mendengus kesal. "Oke-oke! Ayo kita makan sekarang.." ucap Yeri sembari berbalik mendahului Jeongguk menuju ruang makan.
**
Diet Yeri hancur seketika saat ia melihat deretan makanan lezat yang berjejer rapi di atas meja makan. Seolah lupa diri, Yeri pun dengan semangat membuka piringnya kemudian mulai mengambil beberapa makanan. Seperti kebanyakan lelaki, Jeongguk menghabiskan makanannya dengan cepat. Bahkan Yeri pun belum menyelesaikan separuh makanannya. Jeongguk meneguk segelas air sembari mengamati Yeri.
"Jadi benar oppa mendapat libur selama dua hari?" tanya Yeri, mencoba membuka pembicaraan. Sedikit aneh jika Jeongguk menatapnya sedang makan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (Jungri)
Fanfiction"Ketika aku memutuskan untuk menerimamu kembali, aku sudah menegaskan pada diriku sendiri untuk tidak membiarkan diriku tersakiti lagi. Dan ketika kau memutuskan untuk kembali padaku, itu artinya kau sudah merelakan dirimu untuk terjebak disini, ber...