49. (,)

3.5K 491 237
                                    

Yeri memijat pelipisnya, mencoba menghalau pusing yang saat ini ia rasakan. Sejak kemarin, tubuhnya terasa begitu lemas. Kepalanya pusing dan ia selalu merasa mual setiap kali ia makan. Setiap kali ia memasukkan makanan ke dalam mulutnya, ia selalu berakhir muntah.

Saat ini, Yeri sedang dalam perjalanan menuju ke rumahnya. Ia memutuskan untuk beristirahat di rumahnya sampai kondisi tubuhnya membaik. Dan semoga ini tidak berlangsung lama.

Ponsel Yeri bergetar, menampilkan satu nama yang berhasil memhyat gadis itu mengulas senyuman lebarnya walaupun di saat kesakitan seperti ini. Siapa lagi kalau bukan Jeongguk.

"Yeobuseyo.." ucapnya saat ia mengangkat panggilan Jeongguk.

"Yeobuseyo, kau dimana sekarang?" tanya Jeongguk.

"Aku sedang dalam perjalanan pulang."

"Pulang? Pulang kemana? Rumah atau dorm?"

"Rumah.." jawab Yeri dengan suara pelan, gadis itu tiba-tiba merasa mual lagi. Dengan cepat ia menutup mulutnya agar tidak terdengar oleh Jeongguk.

"Sayang, kau baik-baik saja?"

"Hueek-mmphhh.."

Sopir yang saat ini mengemudikan mobil menoleh cepat ke arah Yeri.

"Nona, apa kita mampir terlebih dahulu ke rumah sakit?" tanya supir itu khawatir.

"Tidak usah pak Han, kita langsung saja pulang.." jawab Yeri sambil menjauhkan ponselnya.

"Yerim... Kau baik-baik saja?"

Yeri memejamkan mata, ia menyandarkan tubuhnya yang lemah sembari menghela napas panjang. Ponsel tetap ia tempelkan di telinganya. Tanpa sadar air mata turun dari ujung matanya, ia sudah tidak bisa menahannya lagi. Rasa mual ini begitu menyiksanya.

"Sayang, kau baik-baik saja?" Jeongguk bertanya sekali lagi, nada suara lelaki itu terdengar khawatir.

"Aku baik-baik saja.." jawab Yeri.

"Kau sedang tidak enak badan pasti. Baiklah, kau harus segera istirahat. Aku akan menelpon eomma untuk memastikan kau harus beristirahat setelah ini. Jika sudah sampai rumah kabari aku. Jangan lupa makan dan minum obat.."

"Iya sayang.." jawab Yeri, gadis itu tersenyum kecil mendengar suara cerewet Jeongguk.

"Aku tutup telfonnya, aku akan menelponmu lagi nanti. Love you.."

"Oke.."

Yeri menutup sambungan panggilannya dan mengaktifkan kembali ponselnya dalam mode kunci. Yeri kembali menyandarkan tubuhnya dan memejamkan mata, sepertinya tidur selama perjalanan pulang merupakan keputusan yang tepat daripada ia harus tetap terjaga dan membuat rasa mual itu kembali lagi.

Baru beberapa saat memejamkan mata, Yeri terlonjak akibat suara klakson yang dibunyikan dengan keras disusul dengan keadaan mobilnya yang tiba-tiba berguncang hebat, sejurus kemudian ia merasakan mobilnya menghantam sesuatu yang keras tepat di samping pintu belakang, tepat dimana ia duduk saat ini.

Yeri terpelanting ke samping dengan pelipis yang sudah mengucurkan darah. Nyeri menghantam seluruh tubuhnya, terutama di daerah perut. Ia merasa tubuhnya terkoyak, tubuhnya mengejang hebat seiring rasa sakit luar biasa yang saat ini ia rasakan.

Yeri mencengkeram perutnya yang terasa sakit luar biasa, deru napasnya putus-putus seiring bibirnya yang terus mengucapkan satu nama yang sama di tengah rintihan rasa sakitnya.

"Jeongguk oppa..."

Dan semuanya berubah menjadi gelap.

**

Penasaran? Komen yang banyak biar eikee cepet update part selanjutnya..

Mine (Jungri) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang