63. Overwhelmed

3.5K 410 46
                                    

Hai-hai sekangen apa kalian sama cerita ini?

Kalau kangen banget bisa dong ya komen perbaris dan pencet bintangnya?

Ini ngetiknya greget banget karena saking gemesnya sama mereka berdua.. Semoga greget di kalian juga ya..

Selamat membaca..

**

Yeri menaiki anak tangga menuju kamar Jeongguk dengan langkah lebar, senyum manis terulas di wajah cantiknya. Hari ini, agendanya adalah menghabiskan saat-saat terakhirnya di Korea sebelum ia harus terbang ke Amerika untuk tur konsernya lusa besok.

Kebetulan juga hari ini sedang libur Chuseok, jadi Yeri bisa sekaligus mengunjungi keluarga Jeongguk dan menghabiskan waktunya bersama lelaki itu di kampung halamannya.

Yeri merapikan tatanan rambut dan pakaiannya. Hari ini, gadis itu sengaja berpenampilan lebih feminim dan penuh persiapan. Bahkan Yeri sengaja memasang extension di rambutnya mengingat Jeongguk sangat menyukai penampilannya yang seperti itu. Yeri merapikan kembali jepit rambutnya dan mengoleskan sedikit lipbalm di bibir, setelah semua dirasa sempurna gadis itu kembali memasukkan kaca kecilnya di dalam tas.

Bibirnya kembali mengulas senyuman lebar, membayangkan akan seperti apa penampilan kekasihnya nanti. Yeri menggigit bibir bawahnya, merasa konyol dengan dirinya sendiri yang mendadak begitu gugup ketika ingin bertemu dengan Jeongguk. Padahal mereka sudah berkencan lama dan tentunya Yeri harusnya sudah biasa dengan hal itu.

Tangan Yeri terayun untuk menyentuh gagang pintu kamar Jeongguk, namun sebelum tangan Yeri menyentuhnya pintu itu tiba-tiba terbuka terlebih dahulu dan menampilkan sosok Jeongguk yang sedang berdiri di depannya dengan memasang ekspresi datar.

Yeri mengerjap beberapa saat, mulutnya terbuka hendak bersuara namun tertahan karena terlampau takjub dengan penampilan Jeongguk yang saat ini terlihat lebih segar dengan rambut setengah basah. Sepertinya lelaki itu baru saja mandi, terbukti dengan handuk yang tersampir di bahu lelaki itu. Untung saja kali ini Jeongguk sudah memakai kaus, jika tidak tentu saja Yeri tidak tahu lagi harus bereaksi seperti apa karena sepertinya ia bisa meledak saat itu juga.

Jeongguk menaikkan sebelah alisnya, lelaki itu sengaja diam untuk menunggu bagaimana respon gadisnya yang saat ini masih setia melongo menatapnya.

"Hai.." ucap Yeri pada akhirnya, gadis itu melambaikan tangannya dengan canggung yang mana membuat Jeongguk diam-diam menggigit bagian dalam bibirnya, merasa gemas.

"Hai?" ulang Jeongguk dengan sengaja meniru sapaan Yeri.

"Iya.. Hai.." Yeri menggigit bibir bawahnya gugup. Entah bagaimana tatapan Jeongguk yang tajam saat ini begitu mengintimidasinya. Alih-alih merasa santai seperti biasanya, Yeri malah menjadi salah tingkah.

Jeongguk tertawa pelan lalu kemudian menarik gadis itu untuk memasuki kamarnya.

"Kau tahu aku sudah di depan kamarmu?" tanya Yeri.

"Tahu. Deru napasmu terdengar dari sini." jawab Jeongguk asal sembari terkekeh geli.

Yeri mencibir. "Mana ada seperti itu."

"Ada. Aku sudah hapal betul deru napasmu jadi mau sejauh apapun kau berada, aku selalu tahu kau ada dimana." jawabnya sambil mencolek kecil dagu Yeri.

"Oh ya?" Yeri tersenyum simpul, dengan sengaja menggoda Jeongguk dengan memajukan sedikit tubuhnya mendekat pada lelaki itu.

"Bagaimana ini?" tanya Jeongguk sembari menghela napas panjang, tatapannya masih menatap lurus pada Yeri, kedua tangannya perlahan beralih merangkum kedua sisi wajah Yeri dan mengusap wajah gadis itu lembut.

Mine (Jungri) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang