61. I Still Love You

4.3K 434 44
                                    

Disarankan bener buat play link video di bawah kalo mau tambah bapeer....

Satu kata menurut kalian setelah mendengar lagu diatas? Ada yang aneh ga sama suaranya yang nyanyi 😂

Tone suaranya si falah ini rada mirip JK ga sih? Aku sih ngerasanya begichuuu gatau kalau kalian.. Jadi menurut kalian gimana?

Sudahlah pokoknya..

Happy Reading yeorobun 💜

***

Mungkin setelah ini semuanya tidak lagi sama. Mungkin hari ini adalah hari terakhirnya bersama dengan Jeongguk, mungkin kali ini ia akan benar-benar kehilangan Jeongguk-nya.

Kedua tangan Yeri mencengkeram cangkir putih yang berisi teh hijau yang baru saja di berikan oleh ibunya. Teh itu sangat panas, mungkin saja saat ini tangan Yeri akan melepuh dan kesakitan jika ia mencengkeram cangkir itu lebih lama, tapi ia tidak peduli lagi. Luka saat membayangkan ia akan kehilangan Jeongguk menurutnya lebih menyakitkan dari ini.

Ia tidak sempurna. Gagal. Dan sama sekali tidak pantas untuk lelaki sebaik Jeongguk.

Memangnya siapa yang mau menikah dengan wanita yang tidak bisa memberikan anak?

Hati Yeri kembali tersayat pilu membayangkannya. Gadis itu menunduk, menyembunyikan isakannya yang terdengar begitu memilukan.

Untuk pertama kalinya, Yeri tidak pernah mengalami patah hati yang sehebat ini.

Ia kehilangan anaknya juga pada akhirnya ia juga harus mempersiapkan diri untuk kehilangan kekasih yang begitu ia cintai.

Gadis itu terus larut dalam kesedihannya hingga beberapa menit berlalu ia merasakan sentuhan di punggung tangannya. Dengan pelan tangan itu menarik tangannya lepas dari cangkir panas yang sedari tadi ia genggam.

"Tanganmu bisa terluka.. " ucap si pemilik tangan yang saat ini duduk bersimpuh di bawahnya.

Jeongguk mengusap pelan kedua telapak tangan Yeri yang memerah akibat terlalu erat menggenggam cangkir panas, kemudian mengecupnya lembut, penuh sayang.

"Kenapa suka sekali menyakiti diri sendiri?" Jeongguk mengusap air mata yang jatuh di pelupuk mata Yeri.

Gadis itu masih menunduk dalam, enggan menatap pada lelaki yang bersimpuh di bawahnya, karena ia tahu jika ia mendongak dan menatap mata itu ia akan kembali rapuh dan hancur.

"Apa ini terasa sakit?" tanya Jeongguk lagi, dan sekali lagi ia hanya menerima kediaman gadis itu.

Yeri menggeleng pelan sembari mengusap air matanya yang entah mengapa semakin deras mengalir di pipinya.

Jeongguk melepas genggamannya, dan bangkit menuju kotak P3K yang tersimpan di salah satu laci nakas yang berada dalam kamar Yeri. Setelah ia menemukan benda yang ia cari, Jeongguk kembali menghampiri Yeri yang saat ini duduk di kursi balkon kamarnya.

Jeongguk kembali bersimpuh, dengan pelan ia membuka kedua telapak tangan Yeri dan mengoleskan permukaan tangan yang memerah itu dengan salep luka bakar.

"Kalau Yerimku terluka, maka aku lebih terluka lagi. Kau tidak hanya menyakiti dirimu sendiri, tapi kau juga menyakitiku jika kau seperti ini."

"Maaf.." ucap Yeri dengan suara serak. Rasanya ia sampai tak sanggup berbicara dengan benar saat ini. Dadanya sesak dan ia kesulitan bernapas karena terlalu lama menangis.

Mine (Jungri) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang