Rowon POV
" Hari terakhirku disini benar-benar penuh dengan banyak kenangan baik. Semuanya, terima kasih sudah menerimaku dengan pintu terbuka. Aku senang bisa bertukar tempat dengan Chef Gordon Ramsay. Chef Gordon, terima kasih kerja samanya. " ujarku sambil membungkuk berkali-kali.
Yah, malam ini. Malam dimana kami bekerja secara exstra untuk menjamu para tamu dengan makanan-makanan terbaikku berjalan dengan baik.
Chef Gordon Ramsay adalah salah satu dari Chef terkenal di Johnstone Skotlandia. Gordon James Ramsay, dia memiliki nama besar di industri kulinari dan menjadi Top Ten Masterchef.
" Kerja bagus dan terima kasih juga Chef Rowon. Kau membuktikan talenta dibidang kulinermu dengan baik. Aku senang berada direstoranmu selama 1 minggu. " ucapnya merendah.
Sungguh, dia benar-benar Chef terbaik kedua yang telah kutemui setelah Chef Sarah.
Ngomong-ngomong tentang Sarah, 1 tahun yang lalu dia diundang menjadi juri Masterchef Amerika. Senang mendengarnya. Komunikasi kami masih berjalan lancar seperti biasa. Yah, begitulah.
" Chef, aku berhutang budi padamu dan juga suamimu. Terima kasih sudah membantuku tadi. Terima kasih banyak. Setelah ini aku akan mentraktir anda minum. " dia pelayan yang menjadi pelaku aksi ketidaksengajaan tadi.
" Jangan berterima kasih, aku hanya tidak tahan melihat kodrat wanita diinjak-injak. " jawabku apa adanya.
" Tetap saja aku harus berterima kasih padamu. Sampaikan salamku juga pada suami anda. "
Suami ya ? Iya, suami. Aku punya tapi...begitulah...
" Of course. " aku hanya tersenyum kaku.
Kulihat Mark masuk kedalam restoran, " Kajja. " ajaknya.
" Baiklah. Aku kembali. Sampai bertemu lagi semuanya. "
" See you later Chef. Love you ! "
" I Love You, Chef Rowon ! "
" See you Chef Rowon ! "
Setelah membalas sapaan mereka, aku masuk kedalam mobilku yang sudah disiapkan Mark.
Diluar, kulihat Yoonwon berlari dengan kaki kecilnya. Langsung saja aku menggendongnya dan menghujaninya beberapa ciuman. Dia anak yang menggemaskan. Seperti Yoongi.
" Mommy ! I miss you. " ucapnya.
" Ouw, i miss you too prince. " balasku.
Mark menatapku dengan wajah lesu. Aku tahu kenapa dia seperti itu. Ahk, pria ini. Wajahnya yang terlihat muda benar-benar menipu semua gadis yang tak mengenalnya. Orang-orang tidak akan menyangka kalau umurnya akan memasuki 30 bulan depan.
" Gumawo, Mark. " ucapku.
" Hm, kau memang harus berterima kasih. "
Aku terkekeh melihatnya. Dalam diri Mark aku bisa melihat Kim Mingyu si hitam manis itu. Ahk, aku merindukannya.
Segera aku menyodorkan tanganku dan langsung dijabat olehnya. Wajahnya masih lesu.
" Yya, jangan seperti itu. Kau bersikap seolah-olah aku akan pergi dari Skotlandia. " gurauku.
" Pada akhirnya, kau memang akan meninggalkan Skotlandia dan kembali ke Korea. "
Mark ada benarnya juga. Tempatku bukan disini melainkan di Korea tepatnya di Seoul.
" Yya, tersenyumlah. Toh, kita masih bisa berkomunikasi satu sama lain. Apa gunanya media komunikasi ? Cih, kau ini. "
Jujur, suasananya awkward sekali. Rasanya seperti...pertama kali kami baru berkenalan. Aku masih sedikit tidak nyaman pada sikap overprotektif dari Mark saat kejadian di kolam renang. Apalagi ada Yoongi disana.
![](https://img.wattpad.com/cover/112664331-288-k343675.jpg)