Author POV
Keesokkan harinya, Mark tertidur didalam ruangannya. Bahkan beberapa botol bir menemaninya disekitar mejanya.
Disaat bersamaan, Rowon masuk kedalam ruangan Mark dan terkejut melihat sang CEO dari Mark Wishart Restaurant masih tertidur disiang bolong begini. Bukan hanya itu, Rowon sampai mengutuk siapapun yang meminum bir sebanyak itu hingga menimbulkan bau tak sedap.
" Mark Tuan, ireonna. Hh, bau sekali. Yya, kau mabuk semalaman ? Bangunlah lalu bersihkan tubuhmu. Ireonna ppalli. "
Rowon terus mengangkat tubuh tiang nan berat milik Mark yang berbanding jauh dari tubuh pendeknya.
Mark membuka matanya dan mengerjapkannya perlahan. Tak butuh waktu lama, ia terkejut mendapati Rowon yang sedang menatapnya tajam.
" R-Rowon-ah ? A-Apa yang k-kau lakukan disini ? " tanya Mark dengan wajah berantakkannya.
" Mark, sudah kuperingatkan berkali-kali, jangan minum bir sebanyak ini. Apa aku meminumnya sendirian ? Ahk, ini bukan waktunya mengomel, sana bersihkan tubuhmu. Aku akan membeli pakaian dan handuk untukmu selagi kau membersihkan tubuhmu. Sana. "
Mark hanya diam tak berkutik meski Rowon sudah tak ada diruangannya. Untuk kesekian kalinya ia membenci Chae Rowon yang seakan memberinya harapan. Setelah itu, ia beranjak dari kursinya lalu masuk kedalam kamar mandi diruangannya.
10 menit kemudian~
Rowon kembali dengan baju dan handuk untuk Mark. Ia pusing melihat betapa berantakkan dan baunya ruangan Mark.
/toktok/ /ceklek/
" Ini... Cepatlah keluar, aku sudah membawakan makanan kesukaanmu. " titah Rowon lalu cepat menerobos keluar.
Mark terkekeh melihat betapa menggemaskannya Rowon. Orang-orang yang tidak mengenalnya mungkin tidak akan sadar kalau Rowon bukanlah ibu beranak satu. Eii ayolah, bahkan tubuh Rowon terlihat lebih cocok untuk anak SMA.
" Aigoo~ Lihatlah semua ini. Bagaimana keadaan ruangannya jika aku meninggalkan Edinburgh ? Huh, aku bahkan tidak sanggup memikirkannya. " gumam Rowon lalu mulai membuka jendela dan membersihkan sisa botol bir, gelas, kotak bekas jjangmyeon, map yang berantakkan dan sebagainya yang dianggap berantakkan dan kotor.
Sekitar 8 menit selesai berpakaian, Mark keluar dengan handuk yang menyeka dibahunya. Ia terdiam melihat bagaimana Rowon berusaha merapikan ruangannya yang berantakkan. Yah ia membenarkannya.
' Chae Rowon, sikapmu menunjukkan seolah-olah aku adalah orang penting untukmu. Kau bersikap seolah-olah aku adalah pria yang kau jaga dan kau kasihi. Geundae, kau bahkan tidak mempunyai sedikit pun tempat dihatimu untukku. Sebenarnya kau anggap aku ini apa ? ' -Mark
Mark melampirkan handuknya ditiang baju lalu duduk disofa. Melihat itu, Rowon dengan cepat menyelesaikan kegiatannya dan bergabung bersama Mark.
Dengan telaten, Rowon mengeluarkan bekal-bekal yang sudah ia bawa dari rumah.
" Makanlah. " ujar Rowon. " Pelan-pelan saja, kau bisa tersedak jika makannya seperti orang kelaparan. "
Mark diam, lalu ia meraih sendok hingga menyuapi makanan kedalam mulutnya sendiri.
" Uhukk....uhukk....uhukk....air.... "
Rowon langsung mengambil air minum dan memberinya pada Mark sambil mengelus pundak Mark. Sekali lagi Mark terdiam menatap Rowon dalam-dalam.
" Eii, bahkan pelan-pelan pun masih tersedak. Ckck, Mark Tuan, kau memang manusia spesial. " ujar Rowon sambil terkekeh kecil.
Seperti biasa, Mark tidak menunjukkan sikap timbal baliknya pada Rowon yang sedaritadi menghiburnya.