Seoul
Rowon dan yang lainnya sampai tepat didepan rumah Bibi Chae dan Tuan Chae tinggal dimana ia dilahirkan dan dibesarkan disana.
Yoongi tersenyum sambil menggenggam tangan Rowon untuk menguatkan Rowon begitu melihat orangtuanya yang sudah lama tak ia temui itu.
" Huhh, eomma, appa, Jinyoung-ah, aku pulang. " gumam Rowon lalu membuka pintu.
Tak ada yang berubah, tak ada sedikitpun. Bahkan tata letak foto keluarganya masih sama.
Mata Rowon berkaca-kaca begitu hidungnya mencium bau harum dari dapur yang menyeruak keseluruh penjuru ruangan.
Rowon berjongkok menghadap kearah Yoonwon, " Yoonwon, begitu melihat halmeoni dan harabeoji, langsungㅡ "
" Peluk dan cium. Yoonwon mau melakukannya sekarang. Dimana halmeoni dan harabeoji Yoonwon ? " sela Yoonwon tak sabaran.
Rowon terkekeh, " Shut, kita beri mereka surprise, okay ? "
Yoonwon mengangguk dan menutup mulutnya sambil tertawa, " Eomma akan memanggilmu nanti. Tunggu disini dengan appa, ne ? "
" Ne eomma ! "
Rowon bangun kemudian mengambil nafas dalam dan membuangnya, setelah itu Rowon melangkahkan kakinya menuju ruang tengah dimana ayahnya dulu sering menghabiskan waktu disana untuk menonton tv.
" Hh.. " helaan nafas seseorang terdengar berat.
Rowon bisa menebak kalau itu adalah helaan. Begitu penglihatan Rowon menangkap sosok pria paruh baya yang tengah menonton tv sendirian, hati Rowon melemah. Ia rindu pada ayahnya yang sering mendongengkan cerita saat ia akan tidur.
Dengan menutup mulutnya dan menahan air mata, ia terus berusaha sekuat tenaga untuk menguatkan matanya agar tidak menangis.
" Appa... " panggil Rowon.
Seketika tubuh Tua Chae menegang. Rasanya terlalu nyata untuk disebut mimpi. Tuan Chae terus mencubit pipinya dan bahkan memukul tangannya untuk membuktikan jika ini bukan mimpi.
" Bukan mimpi. Lalu apa ini ? Apa pendengaranku memburuk ? " monolog Tuan Chae.
" Appa, nan yeogisseo. " (Aku disini)
" Isanghae, aku mendengarnya lagi. Ahk, telingaku.. " (aneh)
Rowon terkekeh lalu memeluk ayahnya dari belakang, " Appa, kau tidak bermimpi ataupun pendengaranku memburuk. Ini aku, Chae Rowon, putrimu. " ucap Rowon.
Tuan Chae berbalik kemudian terkejut melihat Rowon, " R-Rowon ? I-Ini benar kau ? Ini putriku ? "
Rowon mengangguk yang langsung dipeluk ayahnya erat. Bagai dejavu, kejadian 21 tahun yang lalu kembali terulang.
" Putriku kembali. Putriku kembali. "
" Appa, nan neomu bogoshippo. " (Ayah, aku sangat merindukanmu) aku Rowon.
Kebetulan, Bibi Chae keluar dengan spatulanya karena suara tangis dari ruang tengah.
" Ada apa iㅡ "
" Eomma... " panggil Rowon.
Seketika, spatula yang tadinya dipegang Bibi Chae dengan erat langsung jatuh kelantai. Tanpa babibu, Bibi Chae mendekat lalu memeluk putrinya erat sambil menangis dan berterima kasih.
" Nae ddal... Nae ddal... Eomma senang kau kembali nak, terima kasih Tuhan. Terima kasih banyak. "
Rowon menangis haru dan berlutut dihadapan ibunya, " Eomma mianhe, neomu mianhe. Aku benar-benar tidak bermaksud membuatmu resah, jeongmal. Mianhe eomma. " tangis Rowon.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR BOY [FF BTS SUGA] MARRIAGE LIFE (DALAM PROSES REVISI)
Fiksi Penggemar🌼🌼🌼🌼🌼