*****
Kedua manik Rowon bisa melihat dengan jelas rumah elok yang ditunjuk halmeoni tadi. Rowon tidak langsung masuk kedalam rumah, melainkan bersembunyi dibalik tiang.
" Eii jinjja. Badan mereka jauh lebih besar dariku. Bagaimana bisa aku melawan mereka ? Bahkan aku lupa gerakan taekwondo. Eii, sial sekali... " gerutu Rowon.
Beberapa detik masih memantau, ponsel Rowon tbtb saja berdering dan membuat para antek Tuan Lee mencari-cari asal suara. Demi lubang hidung Hoseok, Rowon menyesal telah lupa mengatur nada deringnya ke getar.
" Siapa disana ? "
Rowon langsung bersembunyi kedalam tong kosong yang muat untuk badannya, sebelum ia masuk ia juga berdoa, " Tuhan, lindungi aku. Aku masih punya seorang putra yang masih kecil. Lindungi aku, Tuhan. " gumam Rowon kemudian menutup tongnya.
Kedua antek berbadan besar Tuan Lee terbingung-bingung saat tak bisa menemukan siaappun ditempat bintitan Rowon tadi. Setelah pasrah, kedua antek Tuan Lee menjauh dari TKP dan kembali sibuk menerawang sekitar depan rumah.
Sekitar 5 menit lebih, Rowon akhirnya keluar dengan keringat yang mencuat keluar dan hawa panas yang hampir membuatnya terbunuh didalam.
" Aku hampir mati didalam. " gerutu Rowon sembari menghirup oksigen sebanyak mungkin.
" Whua jinjja...hhh.... Bagaimana jika aku mati lebih dulu sebelum aku— "
" Yya ! Neo ! Siapa disana ?! " teriak antek kemudian menangkap Rowon yang hendak melarikan diri.
Rowon merontah meminta dilepaskan dengan segala cara, tak ragu-ragu, Rowon mengeluarkan ponselnya kemudian menghantamnya kebagian privasi antek tersebut hingga berhasil dilepaskan.
Mendapat kesempatan untuk menerobos kedalam, Rowon langsung berlari kedalam rumah sambil membawa sebuah pisau dan pistol yang berhasil ia rebut. Sungguh, Rowon bahkan tidak tahu bagaimana menggunakan pistol.
" Ahk, mianhe... " gumam Rowon kemudian menutup gerbang.
Sedetik setelah ia menutup gerbang, Rowon menghela nafas kemudian berbalik dan—
" Ehehe.... " Rowon hanya menyengir saat lebih dari 5 orang antek menatapnya terkejut.
" Annyeong... " sapa Rowon yang langsung dikejar antek-antek.
Bagai wonder woman berpistol dan berpisau, Rowon menodongkan pistolnya kedepan yang langsung menghentikan kelima orang berbadan besar tersebut.
Sebenarnya Rowon bisa saja ditembak balik oleh 5 antek tersebut, tapi Rowon yakin kalau kelima antek itu tak akan berani secara Tuan Lee pasti sudah menyebarkan fotoku pada anteknya.
" Wae ? Mendekatlah. Selangkah saja kalian mendekatiku, akan ku bolongkan kaki kalian. Lempar pistolnya kesini. " ancam Rowon.
Kelima antek itu mendengar titah Rowon kemudian melempar 5 pistol kearah Rowon. Setelah itu, Rowon menendang pistol mereka tepat sampai celah pintu gerbang.
" Sekarang berputarlah 10 kali sambil berhitung. Ppalli ! "
Lagi, kelima antek tersebut berputar sesuai dengan perintah Rowon. Sambil berputar mereka juga berhitung bersamaan, Rowon langsung melarikan diri masuk kedalam rumah diam-diam. Tepat dihitungan sepuluh kelima antek itu berhitung dan tumbang kelantai, Rowon digerek ke ruangan Tuan Lee dengan paksa.
" Sajangnim, dia sudah datang... "
" Lepaskan aku ! Aku tidak lumpuh sampai harus dipapah seperti ini ! " teriak Rowon.