Rowon POV
" Mommy, makanannya enak. Yoonie suka salmonnya. "
Sungguh, anakku benar-benar banyak bicara sepertiku. Tidak seperti ayahnya yang sangat pendiam. Tapi syukurlah ayahnya itu sudah taubat.
Pikirkan saja, bagaimana ada orang yang mampu hidup sendirian selama bertahun-tahun ? Apalagi dinegara lain ? Hanya Yoongi yang bisa melakukannya. Tapi kurasa, dia tidak akan bisa lagi melakukannya, karena jika aku menghilang, dibandingkan hidup sendiri dia lebih memilih mati. Dan kuharap kehidupanku ini happy ending seperti yang kuinginkan.
" Jinjja ? Yoonie mau lagi ? " tanyaku.
Kulihat dia menggeleng sambil memegang perutnya yang mengembang, " Yoonie mau tapi sudah kenyang. Yoonie tidak mampu. " jawabnya.
Kami terkekeh berkat kelucuan yang sudah diberikan Tuhan pada Yoonwon. Tak berapa lama kemudian, makan malam berakhir. Jam menunjukkan pukul 9 malam, sudah pasti Yoonwon sudah tertidur sejam yang lalu. Sifat yang tak bisa bergadang Yoongi turun padanya.
Saat ini aku sedang dikamar Yoonwon bersama Yoongi, sedaritadi kami masih terus memperhatikan Yoonwon yang tertidur pulas.
" Min Yoongi... " panggilku.
" Hm ? "
Kuharap ini waktu yang tepat untuk memberitahu Yoongi tentang kepribadian ganda Seungyeon.
" Rowon-ah, wae ? Apa yang mau kau bicarakan ? Malhaebwa. " sahutnya tbtb.
" Eum, Yoongi-ah, apa kau menemui Seungyeon setelah tahu dia dalangnya ? " tanyaku.
Ia menggeleng, " Ebseo. Aku sempat mendatangi rumahnya, tapi orang disana memberitahuku kalau dia kabur dari rumah 5 tahun yang lalu. "
" Dimanapun dia berada, akan kumasukkan dia kejeruji besi atas ancaman dan kekerasan fisik yang sudah dia lakukan padamu. Geokjeongma... "
Seperti yang kuduga, Seungyeon yang kejam kabur hanya demi menghancurkan keluarga kami. Tapi, aku tidak membiarkan Seungyeon yang ramah merasakan kerugian yang dilakukan si kejam. Kurasa Yoongi harus tahu ini secepat mungkin.
" Yoongi-ah, sebenarnya Seungyeon ada disini selama ini. " akuku.
" Mwo ? " aku mengangguk mengiyakan jawabannya.
" Ada satu hal mengejutkan yang kuketahui dari Seungyeon. Kemarin saat leherku digorok, Seungyeon bersikap aneh. Dia meminta tolong padaku dengan mata yang tak bisa kukenali. Aku curiga kalau dia punya kepribadian ganda. Kecurigaanku terbukti, tadi pagi saat aku bersiap-siap kembali kerumah, Seungyeon memata-mataiku dilobby rumah sakit. Aku mendapati keberadaannya dan akhirnya memilih mengejarnya. Kami berakhir dirooftop, dia menangis. Bahkan dia mengatakan bahwa seolah-olah dia bukanlah Seungyeon. Seungyeon punya 2 kepribadian. Aku sudah pernah bertemu dengan kedua kepribadiannya itu. Dan, Seungyeon yang baik tidaklah sekejam yang kita asumsikan. Dia baik dan juga ramah. "
" Yoongi-ah, aku ingin kau bersikap adil padanya. Ini bukan sepenuhnya salahnya, pribadi kasarnya terbentuk karena mendengar kata-kata kasar atau penolakkan yang ditujukan padanya. "
Tanganku memegang rahang tirusnya itu sambil tersenyum. Entahlah, aku selalu tersenyum saat melihatnya.
" Kita tidak bisa membiarkan Seungyeon terus dilanda kesengsaraan yang bahkan tidak ia inginkan. Kita harus membantunya. " ujarku.
" Kau benar. Jika dulu aku tidak mengkritiknya tajam, mungkin dia tidak akan melakukan ini padamu. Geurae, aku akan mendengarkanmu. Kau memang istri yang bijaksana, Min Rowon. Kau patut kuberikan ciuman atas kebijaksanaanmu. "