Rowon POV
Setelah makan malam tadi, aku memilih masuk kedalam kamar dan mengambil sebuah kotak berukuran kecil.
Setelah itu, aku membawanya masuk kedalam kamar mandi agar tak yang melihatku dan kotak itu.
Bukan, jangan berpikiran aneh-aneh tentang kotak ini. Didalamnya ada beberapa lembar uang dengan nilai won yang paling besar.
Dulu, aku pernah dirampok beberapa siswi SMA yang kurasa cocok untuk dijadikan preman. Yah, gajiku dirampok disaat aku membutuhkan uang itu untuk membeli beras dan lauk pauk lainnya. Dan yang terjadi adalah aku dirampok dan dilukai begitu saja. Parahnya, aku tahu kalau mereka adalah kakak dari orang sekelas yang pernah berusaha menindasku.
" Hh, jika saja aku berbalik saat itu aku pasti bisa melihatnya. "
Yah, aku bisa merasakan aura aneh saat itu, saat dimana aku bisa merasakan suatu sentuhan tak langsung lewat tasku. Saat itu aku terlalu sedih untuk sekedar berbalik. Toh, aku tak punya apapun lagi untuk dirampok.
" Eomma ! "
Yoonwon ? Ahk, anak itu pasti mau makan coklat didalam kulkas lagi. Segera aku menyembunyikan kotak itu diatas langit-langit kamar mandi lalu keluar menemui putra semata wayangku.
" Eoh ? Wae ? "
" Appa... Appa kesakitan. " tangis Yoonwon.
Yoongi ? Apa penyakitnya kambuh ? Langsung saja aku berlari ke taman rumahku saat Yoonwon memberitahuku.
Dan benar saja, Yoongi terkapar diatas kursi santai. Tapi, kelihatannya dia tidak apa-apa.
" Yoongi-ah, gwenchanna ? Yoonwon bilang kau kesakitan. Dimana yang sakit ? Malhaebwa. " ujarku.
Kulihat dia membuka mata kemudian menertawaiku sekeras-kerasnya. Bahkan dia sampai menangis karena saking lucunya. Tapi, dimana yang lucu ? Aku khawatir padanya dan dia bercanda.
Tanpa aba-aba kura-kura tua itu memelukku dan yah aku berakhir diatas tubuhnya.
" Mian. Geundae, aku punya hadiah untukmu. " ujarnya bangga.
" Mwoe ? Biarkan aku pergi dulu, bagaimana jika orang-orang melihat ? "
Bukannya melepaskanku dia malah mempererat lagi, dan itulah Min Yoongi yang kukenal, keras kepala.
" Lupakan mereka. Aku hanya ingin melihatmu bahagia dan meninggalkan kota yang selalu menjauhkanmu dari semua orang yang kau cintai. Aku yakin kau akan bahagia setelah melihatnya. "
" Aku jadi bingung hadiah apa itu. " ucapku.
" Aah, sebelum itu aku minta DP nya. Aku kau disini. "
Eiii, pria yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mau tahu apa yang dia minta ? Dengan polosnya, dia menunjuk kearah bibirnya sambil memejamkan mata. Ahk, pria licik.
" Sekali saja tapi. "
Dia mengangguk, toh tak susah hanya sekedar membayar dp dengan ciuman saja. Lagipula aku menyukainya juga, hehe...
/CUP/
" Ahk, aku mencintaimu sungguh. Kenapa rasanya aku candu pada Chae Rowon ? Wae ? Apa kau tahu ? " tanyanya sambil memelukku erat-erat.
" Mungkin karena aku cantik ? " sombongku sambil mengibaskan rambutku ke belakang.
" Majja. Kau benar, kau cantik dan juga menyebalkan dilain waktu. "
Aku menjentik dahinya lalu duduk diatas tubuhnya, " Kau ini... Geundae, apa hadiahnya ? "
Yoongi tersenyum, kuharap ekspektasiku tidak sia-sia. Berharap kalau aku akan segera kembali ke Seoul dan pergi dari kesendirianku disini.