18. Mimpi Buruk

7.1K 952 186
                                    

Jungkook bermimpi buruk lagi. Dirinya bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya dia mimpikan terus-menerus belakangan ini. Mimpi buruk itu semakin sering terulang, seakan sengaja memanggil segala rasa cemas dan khawatirnya. Kepalanya dibuat bertanya-tanya mengapa selalu Taehyung yang ada di dalam mimpinya. Taehyung yang tertusuk pisau di pinggir jalan. Taehyung yang tidak sadarkan diri dengan luka dan darah mengalir dari perutnya. Bagian yang paling membuatnya takut adalah ketika dia gagal menyelamatkan nyawa Taehyung.

Awalnya Jungkook mencoba mengabaikan. Menganggap kalau ini hanya salah satu dari sekian banyak mimpi buruknya saja. Namun, dia akhirnya sadar kalau mimpi ini tidak dapat lagi diabaikan, karena intensitas waktunya yang kini semakin sering. Mimpi-mimpi itu tentu membuat Jungkook cemas. Kenapa di mimpi itu Taehyung selalu terluka?

Hari ini Jungkook bertemu lagi dengan Jehoon. Berkonsultasi lagi tentang mimpinya, lalu menjalankan terapi lagi. Karena rasanya terlalu cemas dan khawatir, Jungkook jadi sulit untuk tidur belakangan ini. Taehyung pun tidak kalah khawatir, karena pacarnya jadi sering melamun. Kantung mata Jungkook semakin hitam karena tidak mendapatkan tidur yang berkualitas.

Jehoon tidak mengatakan pembahasan serius, hanya mencatat cerita Jungkook tentang yang dirasakan dan tentang mimpinya. Hari itu Jehoon juga memberikan sebuah buku harian yang harus ditulis oleh Jungkook. Tulis apa pun yang dia rasakan, kalau misalnya ada sesuatu yang tiba-tiba terlintas di ingatannya juga Jungkook harus menulisnya.

Akhir-akhir ini, setiap kali Taehyung bertanya tentang kondisinya, Jungkook hanya akan menggeleng dan menjawab bahwa dirinya sedang bingung dengan konsep tugas akhirnya. Setelah itu, Taehyung tidak akan memaksa lagi agar Jungkook bercerita. Walaupun sebenarnya dia sedih, karena merasa masih ada jarak di dalam hubungan mereka.

Namun Taehyung sadar diri. Banyak juga hal yang disembunyikan oleh Taehyung dari Jungkook. Bukan karena tidak ingin jujur. Lebih karena Taehyung tidak ingin mengorek luka lamanya. Tidak mau membuat luka di hatinya yang sudah perlahan disembuhkan oleh Jungkook ini malah dibuka kembali oleh dirinya sendiri. Karena dia masih ingin melanjutkan hidup. Setidaknya demi Jungkook, Jimin, Jihoon, Jinyoung dan Bae ahjumma. Karena mereka semua adalah keluarga Taehyung, rumah Taehyung untuk berteduh dan berlindung dari segala macam hal yang membuatnya lelah untuk melanjutkan hidup.

"Susu pisang." panggil Taehyung.

"Hmm?"

Taehyung ragu, apakah dia harus menanyakan ini atau tidak. Namun, rasanya dia sudah tidak dapat lagi terus-terusan diam. Taehyung begitu khawatir akan Jungkook. Akhirnya pun dia memberanikan diri untuk bertanya. "Belakangan ini kamu kenapa, sih?"

"Memangnya aku kenapa?"

"Kamu sering melamun. Aku jadi khawatir tahu!"

Jungkook terdiam. Tidak menduga kalau kekasihnya ini bisa merasakan kekhawatiran Jungkook. "Ada sesuatu yang mengganggumu?"

"Tidak ingin cerita kepadaku ya?"

"Bukan begitu."

"Tidak apa-apa kok. Tidak semuanya harus diceritakan, bukan?" kata Taehyung. Bocah itu tersenyum, padahal dalam hati dirinya sedih sekali. Lalu hening menyelimuti mereka berdua. Taehyung yang biasanya cerewet dan heboh justru sibuk berkutat dengan minuman di hadapannya. Anak itu sedih. Dia merasa menjadi pacar yang tidak berguna. Jungkook saja tidak ingin bercerita kepadanya, jadi Taehyung pikir Jungkook belum bisa mempercayakan hal pribadi dengan Taehyung.

"Aku pasti cerita, tapi tidak sekarang."

Jungkook angkat bicara. Dia jadi merasa tidak enak juga karena belum bisa berkata jujur. Ada begitu banyak pertimbangan di dalam kepalanya. Tidak mungkin kan Jungkook bercerita kalau dirinya selalu memimpikan Taehyung terluka dan meninggal.

FLAT 202; The Fall | KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang