03. Sereal Cokelat dan Susu Pisang

9.9K 1.2K 204
                                    

Hari ini tidak seperti hari-hari lainnya untuk Taehyung, karena anak itu sudah bangun sejak pagi buta. Bahkan jam di dinding flat-nya baru menunjukkan pukul 06:15. Biasanya, anak itu paling cepat bangun pukul 07:30 di pagi hari.

Pagi ini Taehyung terbangun dalam keadaan hidung yang gatal dan tersumbat. Ini pasti efek dari semalaman menghabiskan waktu beberapa jam untuk duduk di balkon. Dia kukuh menunggu si susu pisang. Padahal, sudah tahu kalau udara malam tidak bersahabat dengan tubuhnya yang ringkih, anak itu masih saja keras kepala.

Niatnya sih ingin menunggu si susu pisang, namun ternyata tetangganya tidak keluar ke balkon flat-nya semalam. Katanya Taehyung rindu. Tidak peduli kalau mereka baru saja sekali bertemu, pokoknya Taehyung bilang rindu.

Boro-boro. Wajah Jungkook saja gelap malam itu, kelihatan dengan jelas juga tidak bagaimana sosok tetangga barunya. Aduh, anak ini suka sok tahu memang. Bagaimana bisa dia merindukan Jungkook hanya dengan pertemuan singkat di malam yang gelap itu?

"Aah, susu pisang. Aku rindu."

Baru saja bangun tidur, hidung tersumbat, suara masih serak, lalu kalimat pertama yang diucapkan adalah isi hatinya yang katanya sudah rindu dengan tetangga tampannya itu. Nama dia saja kamu tidak tahu, Taehyung. Segala kamu bilang rindu padanya.

"Aduh. Aku sudah terkena serangan rindu, kepalaku sakit, hidungku tersumbat, lapar pula."

Pagi-pagi bocah itu sudah gerutu sendiri.

Sesungguhnya, Taehyung memang melewatkan jam makan malamnya semalam, jadi sudah sewajarnya dia kelaparan. Sudah pulang terlambat, berjam-jam menunggu seseorang di balkon—ternyata orangnya tidak datang, malah langsung tidur tanpa makan terlebih dahulu. Perutnya kosong, setelah itu terkena angin malam musim gugur yang dingin. Jadilah dia terserang flu hari ini. Kasihan sekali sih kamu, Taehyungie anak manis.

Taehyung mamaksakan dirinya untuk bangun dari kasur nyamannya, walau hidung dan kepalanya terasa berat luar biasa. Flu menjelang musim dingin itu menyusahkan, Taehyung benci sekali.

Setelah tertatih-tatih berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi, Taehyung langsung pergi ke arah dapur. Sereal cokelat. Tujuan utama Taehyung hanya untuk sereal cokelat dan segelas susu hangat. Perut keroncongannya sudah berisik sekali minta diisi dengan sereal favoritnya. Sayangnya, sangat amat disayangkan, ternyata sereal kesukaannya itu habis.

Selamat, Tae. Lengkap sudah penderitaanmu pagi ini. Sudah sakit, kelaparan, lalu sekarang tidak ada sereal kesukaan untuk sarapan. Tersisa dua butir saja di bungkus plastiknya. Apa yang dirasa makan hanya dua butir sereal? Mengganjal tenggorokan saja tidak, bikin serat sih iya.

"Eomma, aku lapar...."

Loh, loh, tiba-tiba jadi sedih seperti itu. Raut wajahnya benar-benar kecut dan murung sekali saat mengatakannya. Anak itu mengadu kepada sang ibu kalau dirinya sedang kelaparan, padahal ibunya juga tidak berada di sana. Tidak akan bisa sang ibu mendengar rengekannya.

"Aku butuh sereal cokelat, aku butuh ruangan hangat—ah sepertinya penghangat ruanganku rusak. Aku butuh apa lagi ya?"

Wajahnya yang tadi terlihat menyedihkan, matanya yang sayu dengan hidung merah itu langsung berubah cerah. Badannya langsung bugar tiba-tiba. Kerja obat dokter saja tidak lebih cepat jika dibandingkan dengan apa yang sedang dipikirkan oleh anak itu.

"Susu pisang! Ruangan hangat dan sereal cokelat. Pasti si susu pisang punya sereal cokelat, pasti ruangannya juga hangat."

Tangan Taehyung mangambil selimut yang terlipat di atas sofa ruang tengah. Dia sengaja selalu meletakkan di situ, jaga-jaga kalau dirinya kedinginan saat menonton TV. Selimut berbahan bulu lembut dan tebal yang berwarna putih gading itu langsung membalut hampir seluruh tubuhnya, dari leher hingga bawah dengkul. Ah, hangat.

FLAT 202; The Fall | KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang